Posts

5 Tokoh Alkitab yang Jarang Dibahas~ Yuk Cek!

Lima penulis di WarungSaTeKaMu bikin artikel spesial loh, guys! Isinya tentang insight dari tokoh-tokoh Alkitab yang mungkin jarang kita denger.

Yuk simak!

Baca tentang Yabes di sini.

Baca tentang Mordekhai di sini.

Baca tentang Barnabas di sini.

Baca tentang Epafroditus di sini.

Baca tentang Hur di sini.

Kamu diberkati oleh ini? Yuk dukung pelayanan WarungSaTeKaMu

Ketika Tuhan Tidak Terlihat…

Oleh Nikita Afdan, Depok

Jika bicara tentang Tuhan, kita semua tentu mengakui Dialah sosok yang Mahakuasa. Artinya, Dia dapat melakukan apa pun, bahkan yang di luar pemikiran kita. Namun, bagaimana jika Dia memilih untuk tidak terlihat atau seolah tersembunyi?

Inilah yang terjadi dalam kisah tentang Hadasa, alias Ester. Kuyakin kita semua yang pernah ikut sekolah Minggu tahu tentang kisahnya. Cerita hidup Ester tercatat di Perjanjian Lama pada kitab yang diberi nama dirinya, “Ester”. Namun, dalam kitab ini tak sekalipun kata “Allah” tercatat. Bila kita tidak cermat membaca tiap-tiap bagiannya, mungkin kita akan mudah terjebak pada alur ceritanya saja.

Coba bayangkan, seorang anak yatim piatu dengan segala kesulitan hidupnya justru dipilih menjadi ratu dari kerajaan Persia. Lalu, dengan bantuan dari pamannya, mereka berhasil menggagalkan rencana pembunuhan besar-besaran. Apakah ini tidak terkesan seperti sinetron yang sering kita jumpai di negeri kita?

Nah, bila itu kesimpulan yang muncul di pikiran kita, maka kita telah melupakan kisah yang sebenarnya. Lewat tulisan ini aku ingin mengajakmu menapaki dan menggali kembali kisah hidup Ester.

Ester hidup pada masa ketika bangsa Israel hidup dalam pembuangan di kerajaan Persia. Di bawah kepemimpinan Raja Ahayseweros, Ester yang yatim-piatu mengikuti sayembara untuk menjadi ratu. Oleh Mordekhai, Ester diminta untuk tidak menunjukkan identitas aslinya sebagai orang Yahudi. Selama setahun Ester menjalani perawatan hingga dia pun terpilih menjadi ratu dan beroleh perhatian serta kasih sayang dari raja.

Kisah Ester tidak berhenti sampai di sini saja. Raja memiliki seorang hamba yang sangat dipercaya, yakni Haman yang benci terhadap orang Yahudi dan dia memerintahkan kepada semua pejabat kerajaan di gerbang istana tunduk menghormatinya. Namun, Mordekhai menolak perintah itu sebab dia hanya mau tunduk kepada Allah. Sikap ini tidak disukai Haman sehingga dia melakukan siasat jahat dengan menggunakan kekuasaanya untuk membinasakan seluruh orang Yahudi yang ada di kerajaan Persia. Masalah menjadi genting karena Haman adalah orang kepercayaan raja dan raja memberinya wewenang untuk melakukan apa pun.

Siasat jahat Haman telah diketahui oleh Mordekhai, sehingga dia menyampaikan hal ini kepada Ester. Pada masa itu, ada undang-undang yang melarang seseorang untuk menghadap raja tanpa dipanggil. Jika Ester menghadap raja tanpa adanya undangan, berarti dia melawan undang-undang, dan ganjarannya adalah hukuman mati. Ini konsekuensi yang tidak main-main sehingga keraguan Ester tentu sangat wajar. Namun, keraguan inilah yang membuatnya dilema: berdiam diri saja demi dirinya selamat tetapi bangsanya binasa, atau coba saja dulu? Di sinilah Mordekhai berperan. Mordekhai menguatkan hati Ester dan menyakinkannya bahwa ini satu-satunya cara untuk menyelamatkan orang-orang Yahudi.

Ester memilih taat lalu memerintahkan Mordekhai dan seluruh umat Yahudi untuk mengadakan puasa selama tiga hari untuk dirinya. Apa yang ditakutkan Ester tidak terwujud. Raja berkenan menjumpai Ester dan ketika tiba saatnya, Ester mengungkapkan siasat buruk Haman untuk melenyapkan umat Yahudi termasuk dirinya. Mendengar kesaksian Ester, raja pun murka dan memerintahkan agar Haman dihukum mati. Raja Ahasyweros pun mengangkat Mordekai sebagai tangan kanan raja dan menjadi pengganti Haman.

Jon Bloom menuliskan dalam artikelnya: kisah yang sebenarnya dari Ester bukanlah tentang keberaniannya mengambil risiko menghadap raja, bukan pula kebijaksanaan Mordekhai. Cerita Ester adalah tentang apa yang sebenarnya terjadi di balik intrik kekuasaan.

Haman yang jadi orang kepercayaan raja berpikir dia bisa membalas dendam pada Mordekhai yang telah menghinanya dengan merencanakan pembunuhan massal. Namun, Haman sejatinya hanyalah alat yang dipakai oleh si jahat.

Ahasyweros mengira dia sedang mencari ratu dengan mengumpulkan seluruh gadis muda yang cantik (Ester 2:3) di seluruh kerajaannya. Dia tidak tahu bahwa dia sedang dipakai Allah untuk mengalahkan si jahat. Uniknya, dari banyaknya gadis di seluruh wilayah, sang raja malah memilih seorang anak yatim-piatu Yahudi yang tinggal di ujung jalan.

Kitab Ester adalah narasi yang halus sekaligus ironis dari Tuhan di mana Dia memilih apa yang lemah bagi dunia untuk mempermalukan yang kuat (1 Korintus 1:27), melawan kuasa-kuasa gelap (Efesus 6:12), dan Dia menunjukkan kehadiran-Nya dalam perjalanan manusia tanpa perlu menyebut diri-Nya sendiri.

Kisah kehidupan Ester menjadi suatu bukti bahwa Tuhanlah yang memegang kendali atas apa yang terjadi dalam hidup kita. Kisah Ester dapat menjadi pegangan dalam hidup kita bahwa tidak terselami cara Allah bekerja untuk mendatangkan kebaikan. Mungkin saat ini kita merasa tidak nyaman dengan lingkungan kerja kita, atau lingkungan persahabatan kita, bahkan di keluarga kita sendiri. Namun, marilah kita tetap percaya dan menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan. Percaya bahwa Tuhan pasti bekerja untuk memberikan hal baik dalam hidup kita dan bahkan Tuhan bisa memakai kita untuk menjadi berkat bagi sesama kita di mana pun kita berada sama seperti Ester.

Kamu diberkati oleh ini? Yuk dukung pelayanan WarungSaTeKaMu

Mordekhai, Si Penjaga Gerbang Istana

Oleh Olive Bendon, Jakarta

Matahari sudah tinggi, namun Mordekhai, penjaga gerbang istana Susan masih bergeming di lapangan kota. Ia tidak bisa mendekat ke istana dengan baju karung dan kepala yang ditaburi abu, tanda berkabung. Ratap dan tangis pilunya sayup terdengar diantarkan angin hingga ke beranda istana. Mendengar apa yang dilakukan oleh Mordekhai, hati Ester amatlah sedih. Ester lalu meminta Hatah, Staf Khusus Istana, yang sehari-hari mendampingi ratu untuk pergi menemui Mordekhai dan menanyakan apa yang sedang terjadi.

Ketidaknyamanan muncul di Susan, ibukota kerajaan Persia, sejak Raja Ahasyweros mengeluarkan undang-undang agar semua pegawai di lingkungan kerajaan memberi hormat dengan sujud di depan Haman, menyusul pelantikan Haman menjadi Perdana Menteri Persia. Aturan yang tidak diindahkan oleh Mordekhai meski rekan-rekan kerjanya mengingatkan setiap Haman akan melewati pos mereka. Bagi Mordekhai, hanya Tuhan yang layak untuk disembah. Hal itu menyulut kemarahan Haman yang lalu mengatur siasat untuk membunuh Mordekhai dan semua orang Yahudi yang ada di wilayah kerajaan Persia. Ahasyweros mendukung niat Haman sehingga terbitlah Surat Keputusan Kerajaan tentang hari pemunahan bangsa Yahudi yang dengan segera dikirimkan ke 127 provinsi.

Sebagai pendatang dan minoritas di Persia, Mordekhai menyadari tidak memiliki kekuatan untuk bersuara. Ia memilih untuk merasakan duka mendalam bersama kaumnya dengan mengenakan baju berkabung, berdoa, dan berpuasa. Mordekhai menolak mengganti kain karungnya dengan pakaian yang dikirimkan Ester. Lewat Hatah, Mordekhai menitipkan salinan surat keputusan kerajaan dan meminta Ester pergi menghadap raja untuk memohon belas kasihan bagi orang sebangsanya.

Permintaan Mordekhai tidak serta merta dituruti oleh Ester. Ada prosedur dan aturan yang harus ditaati oleh semua orang di lingkungan istana ketika hendak bertemu raja. Bila seseorang semaunya saja menghadap tanpa dipanggil raja, ia mati konyol. Walaupun Ester adalah ratu kesayangan Ahasyweros, tak berarti ia kebal hukum. Ester lalu menyuruh Hatah kembali menemui Mordekhai untuk menjelaskan kondisinya. Pesan yang dibawa Hatah membuat Mordekhai gemas dan menasihati Ester dengan teguran keras.

“Jangan menyangka engkau akan lebih aman daripada orang Yahudi lain, hanya karena engkau tinggal di istana! Orang Yahudi pasti akan mendapat pertolongan dengan cara bagaimanapun juga sehingga mereka selamat. Tetapi kalau engkau tetap diam saja dalam keadaan seperti ini, engkau sendiri akan mati dan keluarga ayahmu akan habis riwayatnya…” (Ester 4:13b-14 BIMK).

Terjepit pada dua pilihan yang sulit membuat hati Ester gelisah, juga takut. Dipikirkannya dalam-dalam nasihat Mordekhai, ayah angkatnya itu. Jika ia diam saja, bangsanya dihabisi. Pun kalau ia menemui raja, ia menyerahkan nyawanya juga nyawa orang sebangsanya (Ester 4:16 BMIK). Walau berada di ujung tanduk, Ester harus mengambil keputusan. Ia lalu mengumpulkan keberaniannya dan merespons panggilannya untuk bergerak menyelamatkan bangsanya. Ester meminta Mordekhai mengajak orang-orang Yahudi di Susan bersehati untuk berdoa dan berpuasa bersamanya. Haman akhirnya digantung pada tiang gantungan di dekat rumahnya, yang ia persiapkan untuk menggantung Mordekhai. Karir Mordekhai melesat. Ia dipromosikan dari penjaga gerbang menjadi orang nomor dua di pemerintahan kerajaan Persia!

Cerita di atas tentu tidak asing kita dengar, itulah kisah yang tercatat dalam Kitab Ester. Namun, kali ini aku ingin mengajakmu untuk menelaah poin-poin yang bisa kita pelajari dari Mordekhai, ayah angkat dari Ester yang berandil besar untuk menyelamatkan bangsa Yahudi dari genosida yang direncanakan Haman.

Inilah 5 teladan dari karakter Mordekhai:

  1. Memiliki Belas Kasihan. Mordekhai dikaruniai Tuhan hati yang penuh kasih. Ia mengangkat Hadasa (=bahasa Ibrani, kemudian lebih dikenal dengan nama Ester), adik sepupunya, yang menjadi yatim piatu setelah orang tuanya meninggal. Mordekhai menyayangi, membesarkan, serta mendidik Ester seperti anaknya sendiri sehingga Ester tumbuh menjadi perempuan yang elok karakter dan kepribadiannya. Karena ketulusan hatinya, Mordekhai pun dapat melihat potensi yang ada di dalam diri Ester sehingga ia mempersiapkan Ester masuk ke dalam rencana dan pemakaian Tuhan.
  2. Tunduk dan Bertindak dengan Bijak. Tidaklah mudah bagi seorang ayah melepas anak perempuannya ke tempat yang asing dan membahayakan dirinya. Namun, Mordekhai tunduk pada imbauan pemerintah dan membawa Ester ke istana Susan untuk mengikuti kontes pemilihan ratu Persia. Ketika terjepit dalam situasi politik yang tidak nyaman, Mordekhai tidak menghasut kelompoknya untuk membuat kekacauan. Yang ia lakukan adalah mengajak orang-orang Yahudi di Susan untuk berpuasa dan berdoa. Begitupun ketika Ester memintanya untuk menggerakkan orang-orang Yahudi berpuasa dan berdoa, Mordekhai menurutinya.
  3. Memiliki Prinsip dan Berani Mempertahankan Iman. Mordekhai memegang teguh prinsip dan identitasnya sebagai orang Yahudi yang tidak mau kompromi dengan aturan yang dibuat manusia, yang tidak sesuai dengan ajaran Tuhan. Itu sebabnya, ia tidak mau sujud kepada Haman meski tahu konsekuensinya dibunuh; ia mempertahankan imannya.
  4. Memiliki Harapan pada Panggilan Tuhan. Dalam kesesakan, Mordekhai tetap percaya Tuhan akan menolong bangsanya walau situasinya tidak nyaman, tidak aman, dan terjepit. Ia juga yakin Esterlah yang akan dipakai Tuhan menjadi penolong bangsanya. Karenanya, ia terus mendorong Ester untuk berani bertindak. Siapa tahu, barangkali justru untuk saat-saat seperti ini engkau telah dipilih menjadi ratu.—Ester 4:14c BIMK.
  5. Memiliki Integritas dan Rendah Hati. Ahasyweros memperhitungkan jasa Mordekhai yang telah menyelamatkan nyawanya dengan melaporkan persekongkolan Bigtan dan Teres, dua orang Staf Khusus Raja kepada Ester. Ketika Mordekhai diberi penghormatan oleh raja dengan diarak berkeliling lapangan kota Susan menggunakan kuda dan baju kebesaran raja, ia punya kesempatan untuk membanggakan diri. Tetapi, Mordekhai cukup tahu diri sehingga selesai perarakan, ia langsung kembali ke pintu gerbang untuk mengerjakan tugasnya. Mordekhai melakukan hal-hal baik bukan untuk mendapatkan pujian ataupun balas jasa tetapi memang hal itu sudah dihidupinya.

Doa adalah pintu untuk rencana dan kehendak Tuhan terjadi. Namun, tidak ada sesuatu pun yang akan terjadi jika kita diam saja dan tidak merespons panggilanNya. Ketika mendapatkan kesempatan untuk menjadi penggerak, maukah kita belajar meresponinya seperti Mordekhai? Yuk, berkemas-kemas! Jadilah generasi unggul yang siap dipakai dan berdampak di manapun Tuhan bawa dan tempatkan kita.

Kamu diberkati oleh ini? Yuk dukung pelayanan WarungSaTeKaMu