Posts

Lensa yang Menyuarakan Tragedi: Ratapan dan Harapan di Tengah Kekacauan

Oleh Triska Zagoto, Jakarta

“Sebuah foto dapat bersuara lebih lantang untuk menyingkapkan sebuah peristiwa.”

Kalimat ini muncul di benakku, saat aku mencermati setiap foto yang terpampang rapi di pameran fotografi World Press Foundation di Jakarta. Kukunjungi pameran itu beberapa waktu lalu. Dibandingkan dengan pameran tahun 2022 dan 2023, kali ini foto-foto yang tersaji lebih banyak menampilkan peristiwa perang serta dampak yang ditimbulkannya: kematian, reruntuhan, kelaparan, pengungsian, lingkungan yang tercemar, penyakit, dan lain sebagainya. Perasaanku campur aduk. Di balik kualitas foto yang amat baik ada situasi menyedihkan yang memintal empati sekaligus kemarahan.

Kunjungan itu membawaku dalam perenungan. Aku ingat sebuah lagu pujian berjudul “Inilah Dunia Bapa”, yang dalam situasi ini ingin kububuhi tanda tanya. Lagu ini bicara soal dunia, tempat tinggal kita yang diciptakan dengan baik. Aku yakin, tidak sulit menyanyikan lagu ini ketika kita sedang berada di tempat wisata dengan pemandangan indah yang menyuguhkan udara sejuk, langit biru, lautan luas, gunung-gunung tinggi, dan pepohonan rindang yang diiringi kicauan burung-burung. Namun, melantunkan lagu ini di tengah situasi yang mencekam, sanggupkah kita? Di tengah penindasan demi penindasan yang merenggut nyawa manusia, apa yang menjadi peran kita?

Panggilan untuk Meratap

Menyaksikan keindahan dan kepedihan, kehangatan dan kebengisan, perlawanan dan pembekukan, penerimaan dan pengucilan, cinta dan kebencian, menyadarkanku betapa di dunia tempat kita tinggal, kehidupan dan kematian saling menyentuh secara menakutkan.

Setiap sisi dari aspek kehidupan kita sudah tersentuh oleh dosa. Di tengah segala ketidakberdayaan kita untuk berbuat sesuatu yang langsung membawa perubahan, hal apa yang dapat kita mulai kerjakan? Meratap. Kita dipanggil untuk meratap. Jika setiap peristiwa yang kita saksikan tidak mengusik hati nurani dan mendorong kita untuk meratap, kita perlu mempertanyakan sejauh mana kita sudah meneladani Kristus, yang hati-Nya selalu tergerak oleh belas kasihan itu.

Ketika kita meratap, kata Vik. Carlos Wiyono pada sebuah kelas pendalaman Alkitab, berarti kita sedang mengarahkan ketidakmengertian kita kepada Tuhan. Melalui ratapan, seperti yang diajar dalam kitab Mazmur salah satunya di pasal 10, kita dibawa untuk mengingat karakter-karakter Allah, memohon pembebasan dan keadilan, serta menyerukan pengharapan.

Ratapan adalah salah satu bentuk doa. Maka, bukanlah sesuatu yang aneh jika dalam meratap pun kita perlu anugerah untuk tekun. Tekun untuk meratap. Berkali-kali di kitab Mazmur, kita disadarkan bahwa Allah yang memanggil kita untuk meratap itu adalah Allah yang sama yang juga menyediakan bahasa ratapan. Meratapi kehancuran dunia mengandung kerinduan akan hari ketika semua tangisan berakhir diganti dengan sorak sorai. Kita perlu setia menyerukan, “Berapa lama lagi, Tuhan….berapa lama lagi..” (Mazmur 13:1).

Panggilan untuk Berharap

Salah satu kalimat yang cukup menyentuh dalam film The Shawshank Redemption yaitu ketika Andy Dufresne menulis surat kepada temannya, Red, pengharapan adalah hal yang baik, barangkali yang terbaik. Dan, apa yang baik tidak pernah mati”.

Dunia, mungkin sedang berusaha meyakinkan kita bahwa hidup hanyalah pengalaman tanpa harapan dan bahwa keadilan adalah sebuah mimpi yang amat mustahil terjadi ketika kehancuran dan pertikaian semakin nyata dan nyawa manusia dianggap tidak berharga. Di tengah kenyataan ini, kita dipanggil untuk mempertahankan pengharapan. Pengharapan bahwa kerajaan-Nya akan datang di bumi seperti di surga. Pengharapan bahwa keadilan Allah akan terjadi. Pengharapan bahwa kebenaran akan menang. Pengharapan akan datangnya langit dan bumi yang baru. Sebab, di dunia seperti inilah Kristus, Allah yang menjadi manusia pernah hadir mendatangi kita dan masih tetap hidup di antara kita, dan di dalam pengharapan bahwa dunia yang bergolak ini selalu ada dalam jangkauan anugerah-Nya, untuk dipulihkan, untuk dibebaskan. Kristus yang melalui kebangkitan-Nya telah mengalahkan maut. Kristus, Sang Terang, yang telah menuntun kita keluar dari kegelapan.

Pembebasan dan pemulihan yang kita harapkan mungkin tidak terjadi saat ini, di kehidupan kita yang sekarang. Namun, ini bukan berarti segala upaya kita saat ini sia-sia. Pada kekekalan nanti ketika Allah membaharui segala sesuatu, kita akan bersatu dengan-Nya, dan proses kepada tahapan ini telah dimulai sejak masa sekarang. Jadi, di kehidupan saat ini pun kita berulang kali menyaksikan kasih setia Tuhan, sehari demi sehari, yang memelihara dan menopang ciptaan-Nya. Ini adalah bukti bahwa Allah hadir bersama kita—di sini dan Dia tidak diam.

Panggilan untuk Bertindak

Tentu saja, panggilan kita tidaklah berhenti ketika kita sudah menggaungkan ratapan serta doa-doa yang mengandung pengharapan. Kita seringkali memangkas panggilan Kristus kepada kita: mengikut Kristus, memikul salib, dan mengabaikan penyangkalan diri. Di satu sisi kita mendambakan damai di bumi, tetapi di sisi lain kita tidak ingin terlibat. Seperti Kristus, Allah yang mendatangi kita, demikian jugalah kita dipanggil untuk hadir, untuk bertindak, untuk mengasihi. Kita dapat memulainya dalam lingkup pengaruh kita. Kita tidak perlu menunggu sampai kita memiliki profesi yang cukup berotoritas barulah kita bertindak. Namun, melalui kegiatan-kegiatan kemanusiaan yang difasilitasi oleh gereja atau komunitas Kristen, kita dapat menjadi saksi bahwa hal-hal yang benar, yang adil, yang suci, yang manis, yang sedap didengar, yang bajik dan patut dipuji (Filipi 4:8), masih dianugerahkan Allah untuk kita nikmati dan untuk terus diberitakan sebagai kabar baik. Di dunia yang cemar ini, kita dipanggil untuk menyatakan Kristus, yang adalah sumber dari segala makna, tujuan, dan harapan sehingga dengan hati yang penuh kesegenapan kita dapat melantunkan:

Ini dunia Bapa, kasih-Nya besarlah,

dan semua yang bernafas nyatakan hadir-Nya.

Ini dunia Bapa, hatiku bersuka.

Umat semua memuji Dia, nyatalah takhta-Nya. (KRI 10)

Kamu diberkati oleh artikel ini? Yuk dukung pelayanan WarungSaTeKaMu ♥