Posts

5 Teladan Supaya Kamu Gak Cuma Baik, Tapi Juga Saleh di Tempat Kerja

Kita adalah garam dan terang dunia. Ini adalah identitas kita di mana pun, termasuk di tempat kita bekerja juga.

Mungkin sulit untuk menghidupi identitas ini karena ada begitu banyak tantangan dan tekanan, yang terkadang bertolak-belakang dengan iman kita.

Namun, sebagai orang Kristen kita memiliki peranan penting dalam dunia pekerjaan. Kita bertanggung jawab bukan hanya kepada manusia, tetapi juga kepada Tuhan, yang adalah Pemilik segalanya.

Artspace ini diterjemahkan dari @ymi_today.

Kamu diberkati oleh konten ini? Yuk dukung pelayanan WarungSaTeKaMu ♥

Saat Menganggur, Imanku Diuji

Oleh Michele Ong

Diterjemahkan dari bahasa Inggris: How To Trust God in The Season of Job Hunting

Aku menghabiskan enam bulan hidupku sebagai kaum mageran.

Tiap hari aku bisa dengan bebas menonton serial terbaru, jadi anggota tetap kelompok renang, juga ikut gym. Saking selow-nya, bahkan buku dengan genre crime-thriller Jepang favoritku telah tuntas kubaca sebelum penulisnya mampu menerjemahkan seri berikutnya ke dalam bahasa Inggris. 

Itu adalah gaya hidup yang kunikmati selama tiga bulan pertama, setelah aku mengundurkan diri dari pekerjaan sebelumnya yang penuh tekanan dan membuat kepercayaan diriku hancur berkeping-keping. Namun, gaya hidup bersantai ria bukanlah gaya hidup yang cocok untuk dilakukan secara berkelanjutan. Tak lama, aku pun kehabisan uang. Saldoku di bank hampir habis, tagihan menumpuk, dan aku baru saja menggunakan uangku untuk membeli kendaraan. 

Jadi, setelah masuk dalam keadaan kepepet, aku melakukan apa yang akan dilakukan oleh kebanyakan orang: mencari pekerjaan. Tapi, ternyata cari kerja itu susah. Prosesnya panjang dan menyakitkan. Aku seolah dipaksa untuk bergantung pada Tuhan.

Tidak mudah untuk mempercayai Tuhan selama setengah tahun berikutnya. Aku menghabiskan waktu berjam-jam untuk mengirimkan lamaran pekerjaan hanya untuk menerima balasan email, “Dengan berat hati kami memberitahukan kepada Anda…” Lalu ada kalanya aku mempersiapkan diri untuk wawancara hanya untuk diberitahu, “Kami telah memutuskan untuk memilih kandidat lain…”

Aku menangis. Ibarat air terjun, air mataku tak berhenti mengalir. Namun, selama enam bulan aku mencari pekerjaan, aku belajar lebih banyak tentang Tuhan daripada jika doa-doaku dijawab dengan cepat.

Ketika aku mengundurkan diri dari pekerjaan awalku sebagai wartawan, aku juga siap untuk berhenti menulis. Aku tidak ingin mendekati apa pun yang berhubungan dengan menulis, dan aku cukup senang mencari karier di bidang akuntansi, yang merupakan gelar utama yang kumiliki.

Namun, Tuhan memiliki rencana lain untukku. Pada akhir pekan kepemimpinan di gereja, khotbah dari seorang pendeta Amerika, John Bevere, membuatku menarik kembali keputusanku sebelumnya. Pendeta Bevere berbicara tentang perumpamaan talenta (Matius 25:14-30), di mana sekelompok hamba dipercayakan tuannya untuk menjaga talenta masing-masing selama tuannya pergi. Beberapa orang memelihara dan mengembangkan talenta mereka, tetapi salah satu hamba menyembunyikan talentanya. Ketika tuannya mengetahui hal ini, dia menegur hamba tersebut karena telah jahat dan malas, serta mengambil talenta itu darinya.

Khotbah tersebut mengingatkanku untuk memakai talenta dengan baik, dan meyakinkanku bahwa aku harus sungguh-sungguh mencoba menulis lagi. Kadang ketika kita minta Tuhan menunjukkan jalan pada kita, tanpa sadar kita memelihara keraguan tentang pimpinan-Nya, yang pada akhirnya membuat kita gagal dalam mengambil langkah-langkah kecil. 

Apakah saat ini kamu sedang mencari pekerjaan? Adakah sesuatu yang perlu kamu lakukan saat ini sebelum Tuhan menunjukkan langkahmu selanjutnya? Mungkin kamu rindu menjadi relawan di pekerjaan sosial, atau melayani di gereja? Masa-masa kamu menganggur bisa menjadi waktu yang tepat bagimu untuk melakukan hal-hal yang selama ini tidak sempat kamu lakukan, terutama jika motivasimu adalah untuk memuliakan Tuhan di dunia. Ini juga bisa menjadi cara Tuhan untuk menolongmu mendapatkan keterampilan khusus yang dicari oleh calon atasanmu, atau keterampilan yang kelak menolongmu menjadi saksi-Nya di tempat kerja.

Bagiku sendiri, aku harus mulai menulis lagi sebagai tindakan ketaatan kepada Tuhan. Aku tahu dan yakin menulis adalah talenta yang Tuhan percayakan buatku.

Setelah aku kembali menulis, kupikir akan ada tawaran kerja yang kuterima, tapi ternyata tidak. Email penolakan lagi yang kuterima. Ada malam-malam ketika aku terbangun, khawatir akan masa depanku, dan membandingkan keadaanku dengan teman-teman yang sudah memiliki jabatan bagus.

Namun, Tuhan telah berjanji bahwa Dia akan menjaga kita dan Dia memegang masa depan kita di tangan-Nya. Lukas 12:32 memberiku banyak penghiburan selama masa ini. “Janganlah takut, hai kamu kawanan kecil! Karena Bapamu telah berkenan memberikan kamu Kerajaan itu.”

Hal lain yang kupelajari dari proses pencarian kerja ini adalah bahwa identitasku tidak berasal dari jabatan yang terdengar “wow”. Sebaliknya, identitasku ada di dalam Kristus. Meskipun manusia mungkin menilai statusku sebagai pengangguran, Tuhan melihatku sebagai anak-Nya yang berharga, dan nilai diriku di mata-Nya tidak berkurang sedikit pun.

Sangat mudah bagi kita memaknai nilai diri kita dari apa yang tercetak di “kartu nama”. Tetapi, identitas yang kita temukan di dalam Tuhan adalah sesuatu yang tidak dapat diambil oleh siapa pun. Perusahaan kita mungkin menyuruh kita untuk “berkemas dan pergi” karena kondisi ekonomi perusahaan yang suram, tetapi jika kita tahu siapa diri kita di dalam Kristus, kita tidak akan membiarkan hal itu menggoyahkan kepercayaan diri kita.

Aku menunggu untuk waktu yang lama sebelum aku mendapat tawaran pekerjaan yang kulakukan saat ini. Dan tahukah kamu? Itu jauh lebih baik dari apa yang kuharapkan dan doakan sebelumnya. Pekerjaan itu datang dengan gaji yang menarik, lingkungan kerja yang lebih baik, dan jam kerja yang teratur.

Mungkin kamu berada dalam situasi yang sama. Mungkin kamu telah melamar begitu banyak pekerjaan hingga kamu tidak dapat menghitungnya, dan kamu merasa ingin menyerah karena tekanan dari orang tua dan teman sebaya. Namun, tenanglah dan ketahuilah bahwa Tuhan adalah Tuhan yang lebih dari cukup (Efesus 3:20). Dia akan menopangmu dengan tangan kanan-Nya (Yesaya 41:10), dan Dia akan memberikan kekuatan kepada orang yang letih lesu (Yesaya 40:29).

Pencarian kerja mungkin sangatlah sulit. Tetapi aku tahu bahwa Tuhan menjawab doa pada waktu yang telah ditentukan-Nya. Corrie Ten Boom pernah berkata, “Jangan pernah takut untuk mempercayakan masa depan yang tidak diketahui kepada Tuhan yang kita tahu.” Jadi, berpeganglah pada Tuhan dan pengharapan yang Dia tawarkan; Dia akan menemanimu sampai akhir.

Kamu diberkati oleh artikel ini? Yuk dukung pelayanan WarungSaTeKaMu ♥