Posts

Podcast KaMu ep.30: Pentingnya JAGA BADAN Buat Maksimal Melayani Tuhan | Journey Tyas dari Overweight ke BB Ideal

Hidup sehat pasti jadi impian banyak orang. Tapi, gimana kita bisa sehat kalau gaya hidup kita aja masih ugal-ugalan?? Makan gak dikontrol, begadang tiap hari, hobinya mageran, dan gak bisa ngelola stres.

Mungkin sekarang kita ngerasa sehat-sehat aja. Tapi, bisa jadi sebenarnya kita lagi nimbun sesuatu yang dampaknya baru kita rasain di masa depan, lho.

Sobat Muda, melalui podcast ini kak Tyas Affandi berbagi cerita perjalanannya—dari yang overweight ke ideal; dari yang makan asal-asalan jadi yang mindful eating; dari yang masa bodo jadi peduli banget sama tubuhnya. Semua ini dia lakuin bukan cuma supaya bikin badannya lebih sehat, tapi karena dia mau bertanggung jawab atas tubuh dan mau maksimal melayani Tuhan.

Yuk, tonton dan dengerin Podcast KaMu: Pentingnya JAGA BADAN Buat Maksimal Melayani Tuhan | Journey Tyas dari Overweight ke BB Ideal bersama Pdt. Tyas Affandi.

Kamu diberkati oleh ini? Yuk dukung pelayanan WarungSaTeKaMu

Yang Terpenting dalam Sebuah Perjalanan: Jangan Menunda

Oleh Astrid Winda Sondakh, Minahasa

Suatu ketika aku melakukan perjalanan menaiki motor ke kampusku yang ada di ibukota provinsi. Jarak dari desa tempat tinggalku ke kota itu cukup jauh. Jika aku berkendara dengan kecepatan sekitar 40 kilometer per jam, kira-kira butuh waktu dua jam untuk aku tiba di kampus. 

Di tengah perjalanan, hujan turun. Lama-lama makin deras. Seharusnya aku berteduh dulu, namun karena aku dikejar waktu, aku tidak ingin terlambat bertemu dosenku. Kupakai jas hujan supaya tidak basah kuyup. Jalanan licin, pandangan yang terganggu air hujan, dingin, juga rasa takut karena jalan yang kulewati berkelok-kelok bahkan sering terjadi tanah longsor atau pohon tumbang harus kulewati. Puji Tuhan, akhirnya aku tiba dengan selamat di kampusku dan bisa bertemu dosenku walaupun harus molor sekitar 20 menit. 

Keesokan harinya hujan deras turun lagi, merata hampir di semua tempat di provinsi tempat tinggalku. Ada kabar pula terjadi bencana alam pada lokasi yang kemarin menjadi rute perjalananku kemarin. Mendengar kabar itu, sontak aku berkata dalam hati, “Wah syukurlah aku tidak jadi menunda pergi ke kampus kemarin. Jika saja aku menundanya hari ini pasti aku tidak bisa pergi karena hujannya deras dan seharian pula.” 

Sehari-hari itu aku pun merenung. Cerita perjalananku dari rumah ke kampus menembus hujan badai mungkin sedikit banyak serupa dengan perjalanan kehidupan kita. Kita sudah berencana sedemikian rupa dan berharap semuanya lancar, tapi berbagai tantangan hidup seperti masalah perkuliahan, keluarga, percintaan, dan pergaulan mungkin tiba-tiba menghadang, seperti hujan deras dan tanah longsor yang terjadi tanpa diprediksi. Tetapi, satu yang kuingat adalah Tuhan berjanji bahwa kita pasti dimampukan-Nya melewati semua tantangan itu jika kita berani berjalan dalam iman. Walaupun mungkin waktu kita tiba akan sedikit berbeda dengan estimasi waktu kita di awal. 

Dua puluh menit keterlambatan yang kualami sejatinya tidaklah masalah. Memang awalnya aku mengeluh, tetapi kemudian aku sadar bahwa berhenti atau menyerah seharusnya tak pernah jadi opsi. Jika kita terus berjalan, maka kita pasti akan sampai. Bahkan ketika hujan terasa sudah sangat deras mengguyur kita, tidak masalah juga untuk sedikit menepi, tapi tetap harus jalan lagi ke tujuan. Bahkan juga terkadang ada momen tertentu sampai harus putar balik dan mencari jalan lain untuk sampai tujuan, itu pun juga tidaklah masalah. 

Waktu tiba di tujuan yang lambat tidak menghilangkan kenyataan bahwa kita telah sampai pada tujuan. “Bencana alam” yang terjadi mungkin memberikan kesempatan jeda bagi kita. Asalkan kita tidak menunda untuk melakukan apa yang memang harus dilakukan, karena kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi ketika kita menundanya. Mungkin badai yang lebih besar bisa saja datang. Seperti cerita perjalananku di atas. 

Seberat apa pun masalah yang sedang dihadapi, pasti akan terlewati. Yang terpenting terus berjalan dan tidak menunda-nunda. Seperti juga ketika tugas kuliahku waktu itu menumpuk karena datangnya bersamaan dengan waktu pengumpulan yang cukup singkat. Saat itu aku benar-benar ingin menyerah, aku banyak mengeluh tapi tetap aku kerjakan sampai akhirnya tanpa kusadari ternyata semua sudah selesai. Juga dengan cerita perjalananku untuk bertemu dosen di kampus itu. 

Satu hal yang pasti yang selalu kuingat bahwa Tuhan selalu pegang kendali dalam hidup kita, bahkan Tuhan tak pernah memberi ular ketika kita minta roti. Saat aku meminta roti dari Bapa, Dia mungkin tidak seketika memberiku roti itu. Bisa jadi Bapa mengirimkan bahan-bahannya terlebih dulu, lalu bersama-sama dengan-Nya bahan-bahan itu diolah hingga menjadi roti yang bermanfaat buatku. Sekalipun untuk mendapatkan roti itu tak selalu lancar, tapi tetaplah pada akhirnya aku mendapatkan roti seperti yang kuminta, bukan batu atau pun ular. 

Teman- teman, tujuan kita mungkin berbeda, masalah kita pasti tak sama. Tapi teruslah berjalan. Jika harus berhenti sejenak untuk tarik nafas, bahkan jika harus putar arah dan mencari jalan lain, tidaklah masalah, asalkan jalan lagi dan tidak menunda. Karena jika kita menunda, kita tidak tahu berkat apa, bahkan mungkin rintangan lain apa yang sedang menunggu kita.

Kamu diberkati oleh artikel ini? Yuk dukung pelayanan WarungSaTeKaMu ♥