Posts

5 Tokoh Alkitab yang Jarang Dibahas~ Yuk Cek!

Lima penulis di WarungSaTeKaMu bikin artikel spesial loh, guys! Isinya tentang insight dari tokoh-tokoh Alkitab yang mungkin jarang kita denger.

Yuk simak!

Baca tentang Yabes di sini.

Baca tentang Mordekhai di sini.

Baca tentang Barnabas di sini.

Baca tentang Epafroditus di sini.

Baca tentang Hur di sini.

Kamu diberkati oleh ini? Yuk dukung pelayanan WarungSaTeKaMu

Mordekhai, Si Penjaga Gerbang Istana

Oleh Olive Bendon, Jakarta

Matahari sudah tinggi, namun Mordekhai, penjaga gerbang istana Susan masih bergeming di lapangan kota. Ia tidak bisa mendekat ke istana dengan baju karung dan kepala yang ditaburi abu, tanda berkabung. Ratap dan tangis pilunya sayup terdengar diantarkan angin hingga ke beranda istana. Mendengar apa yang dilakukan oleh Mordekhai, hati Ester amatlah sedih. Ester lalu meminta Hatah, Staf Khusus Istana, yang sehari-hari mendampingi ratu untuk pergi menemui Mordekhai dan menanyakan apa yang sedang terjadi.

Ketidaknyamanan muncul di Susan, ibukota kerajaan Persia, sejak Raja Ahasyweros mengeluarkan undang-undang agar semua pegawai di lingkungan kerajaan memberi hormat dengan sujud di depan Haman, menyusul pelantikan Haman menjadi Perdana Menteri Persia. Aturan yang tidak diindahkan oleh Mordekhai meski rekan-rekan kerjanya mengingatkan setiap Haman akan melewati pos mereka. Bagi Mordekhai, hanya Tuhan yang layak untuk disembah. Hal itu menyulut kemarahan Haman yang lalu mengatur siasat untuk membunuh Mordekhai dan semua orang Yahudi yang ada di wilayah kerajaan Persia. Ahasyweros mendukung niat Haman sehingga terbitlah Surat Keputusan Kerajaan tentang hari pemunahan bangsa Yahudi yang dengan segera dikirimkan ke 127 provinsi.

Sebagai pendatang dan minoritas di Persia, Mordekhai menyadari tidak memiliki kekuatan untuk bersuara. Ia memilih untuk merasakan duka mendalam bersama kaumnya dengan mengenakan baju berkabung, berdoa, dan berpuasa. Mordekhai menolak mengganti kain karungnya dengan pakaian yang dikirimkan Ester. Lewat Hatah, Mordekhai menitipkan salinan surat keputusan kerajaan dan meminta Ester pergi menghadap raja untuk memohon belas kasihan bagi orang sebangsanya.

Permintaan Mordekhai tidak serta merta dituruti oleh Ester. Ada prosedur dan aturan yang harus ditaati oleh semua orang di lingkungan istana ketika hendak bertemu raja. Bila seseorang semaunya saja menghadap tanpa dipanggil raja, ia mati konyol. Walaupun Ester adalah ratu kesayangan Ahasyweros, tak berarti ia kebal hukum. Ester lalu menyuruh Hatah kembali menemui Mordekhai untuk menjelaskan kondisinya. Pesan yang dibawa Hatah membuat Mordekhai gemas dan menasihati Ester dengan teguran keras.

“Jangan menyangka engkau akan lebih aman daripada orang Yahudi lain, hanya karena engkau tinggal di istana! Orang Yahudi pasti akan mendapat pertolongan dengan cara bagaimanapun juga sehingga mereka selamat. Tetapi kalau engkau tetap diam saja dalam keadaan seperti ini, engkau sendiri akan mati dan keluarga ayahmu akan habis riwayatnya…” (Ester 4:13b-14 BIMK).

Terjepit pada dua pilihan yang sulit membuat hati Ester gelisah, juga takut. Dipikirkannya dalam-dalam nasihat Mordekhai, ayah angkatnya itu. Jika ia diam saja, bangsanya dihabisi. Pun kalau ia menemui raja, ia menyerahkan nyawanya juga nyawa orang sebangsanya (Ester 4:16 BMIK). Walau berada di ujung tanduk, Ester harus mengambil keputusan. Ia lalu mengumpulkan keberaniannya dan merespons panggilannya untuk bergerak menyelamatkan bangsanya. Ester meminta Mordekhai mengajak orang-orang Yahudi di Susan bersehati untuk berdoa dan berpuasa bersamanya. Haman akhirnya digantung pada tiang gantungan di dekat rumahnya, yang ia persiapkan untuk menggantung Mordekhai. Karir Mordekhai melesat. Ia dipromosikan dari penjaga gerbang menjadi orang nomor dua di pemerintahan kerajaan Persia!

Cerita di atas tentu tidak asing kita dengar, itulah kisah yang tercatat dalam Kitab Ester. Namun, kali ini aku ingin mengajakmu untuk menelaah poin-poin yang bisa kita pelajari dari Mordekhai, ayah angkat dari Ester yang berandil besar untuk menyelamatkan bangsa Yahudi dari genosida yang direncanakan Haman.

Inilah 5 teladan dari karakter Mordekhai:

  1. Memiliki Belas Kasihan. Mordekhai dikaruniai Tuhan hati yang penuh kasih. Ia mengangkat Hadasa (=bahasa Ibrani, kemudian lebih dikenal dengan nama Ester), adik sepupunya, yang menjadi yatim piatu setelah orang tuanya meninggal. Mordekhai menyayangi, membesarkan, serta mendidik Ester seperti anaknya sendiri sehingga Ester tumbuh menjadi perempuan yang elok karakter dan kepribadiannya. Karena ketulusan hatinya, Mordekhai pun dapat melihat potensi yang ada di dalam diri Ester sehingga ia mempersiapkan Ester masuk ke dalam rencana dan pemakaian Tuhan.
  2. Tunduk dan Bertindak dengan Bijak. Tidaklah mudah bagi seorang ayah melepas anak perempuannya ke tempat yang asing dan membahayakan dirinya. Namun, Mordekhai tunduk pada imbauan pemerintah dan membawa Ester ke istana Susan untuk mengikuti kontes pemilihan ratu Persia. Ketika terjepit dalam situasi politik yang tidak nyaman, Mordekhai tidak menghasut kelompoknya untuk membuat kekacauan. Yang ia lakukan adalah mengajak orang-orang Yahudi di Susan untuk berpuasa dan berdoa. Begitupun ketika Ester memintanya untuk menggerakkan orang-orang Yahudi berpuasa dan berdoa, Mordekhai menurutinya.
  3. Memiliki Prinsip dan Berani Mempertahankan Iman. Mordekhai memegang teguh prinsip dan identitasnya sebagai orang Yahudi yang tidak mau kompromi dengan aturan yang dibuat manusia, yang tidak sesuai dengan ajaran Tuhan. Itu sebabnya, ia tidak mau sujud kepada Haman meski tahu konsekuensinya dibunuh; ia mempertahankan imannya.
  4. Memiliki Harapan pada Panggilan Tuhan. Dalam kesesakan, Mordekhai tetap percaya Tuhan akan menolong bangsanya walau situasinya tidak nyaman, tidak aman, dan terjepit. Ia juga yakin Esterlah yang akan dipakai Tuhan menjadi penolong bangsanya. Karenanya, ia terus mendorong Ester untuk berani bertindak. Siapa tahu, barangkali justru untuk saat-saat seperti ini engkau telah dipilih menjadi ratu.—Ester 4:14c BIMK.
  5. Memiliki Integritas dan Rendah Hati. Ahasyweros memperhitungkan jasa Mordekhai yang telah menyelamatkan nyawanya dengan melaporkan persekongkolan Bigtan dan Teres, dua orang Staf Khusus Raja kepada Ester. Ketika Mordekhai diberi penghormatan oleh raja dengan diarak berkeliling lapangan kota Susan menggunakan kuda dan baju kebesaran raja, ia punya kesempatan untuk membanggakan diri. Tetapi, Mordekhai cukup tahu diri sehingga selesai perarakan, ia langsung kembali ke pintu gerbang untuk mengerjakan tugasnya. Mordekhai melakukan hal-hal baik bukan untuk mendapatkan pujian ataupun balas jasa tetapi memang hal itu sudah dihidupinya.

Doa adalah pintu untuk rencana dan kehendak Tuhan terjadi. Namun, tidak ada sesuatu pun yang akan terjadi jika kita diam saja dan tidak merespons panggilanNya. Ketika mendapatkan kesempatan untuk menjadi penggerak, maukah kita belajar meresponinya seperti Mordekhai? Yuk, berkemas-kemas! Jadilah generasi unggul yang siap dipakai dan berdampak di manapun Tuhan bawa dan tempatkan kita.

Kamu diberkati oleh ini? Yuk dukung pelayanan WarungSaTeKaMu

Bezaleel & Aholiab: Sudah… Ikuti Saja!

Oleh Edwin Petrus, Medan

Ibadah kaum muda di gerejaku baru saja merayakan hari ulang tahunnya. Pada perayaan kali ini, setiap jemaat diberikan souvenir berupa satu kotak “permainan bricks”. Bricks adalah sebuah permainan yang menyusun kepingan-kepingan kecil dari balok plastik untuk menjadi sebuah rangkaian yang utuh, misalnya tokoh kartun, gedung-gedung, kendaraan bermotor, dan sebagainya. Aku melihat antusiasme yang sangat besar dari teman-temanku yang langsung membuka kotak hadiah mereka dan menyusun bricks.

Aku sendiri juga menyenangi permainan ini. Untuk bisa menghasilkan bentuk, aku harus dengan sabar menata balok-balok kecil yang berwarna warni itu, sesuai dengan petunjuk yang diberikan. Aku tidak bisa dengan sembarangan menyusun kepingan-kepingan yang berbeda ukurannya tersebut. Aku pernah beberapa kali tidak berhasil menyelesaikan rangkaian bricks karena aku tidak teliti mengikuti langkah-langkah yang tercetak di kertas petunjuk.

Di dalam Alkitab, ada juga dua orang tokoh yang mengikuti secara runtut setiap langkah yang diberikan kepada mereka untuk menyelesaikan sebuah proyek besar. Nama kedua orang ini memang tidak setenar tokoh-tokoh lain sezamannya. Kita pasti tidak asing lagi dengan nama Musa, Harun, dan Yosua, tetapi apakah kamu pernah mendengar nama mereka ini: Bezaleel dan Aholiab?

Bezaleel dan Aholiab dipilih oleh Allah sendiri untuk membangun Kemah Suci—tenda yang menjadi simbol kehadiran Allah di tengah-tengah orang-orang Israel yang sedang di dalam perjalanan di padang gurun menuju ke Kanaan. Petunjuk pembangunan yang sangat rinci diberikan oleh Allah sendiri kepada Musa di atas Gunung Sinai. Kitab Keluaran 35-40 mencatat dengan detail serangkaian proses untuk membangun Kemah Suci dengan segala perabotannya: mulai dari tabut, meja roti sajian, kandil, mezbah, minyak urapan, bejana pembasuhan, pelataran, hingga pakaian imam yang nantinya ditugaskan untuk memimpin upacara di Kemah Suci.

Bezaleel dan Aholiab dikaruniai keahlian, pengertian, dan pengetahuan dalam segala macam pekerjaan yang berkaitan dengan kontruksi ini (Kel. 31:1-11). Keterampilan mereka diperoleh melalui Roh Allah yang tinggal dalam diri mereka. Sebenarnya, bukan mereka saja yang mendirikan proyek ini, tetapi masih ada tenaga-tenaga kerja lainnya yang secara sukarela mempersembahkan diri bagi pekerjaan ini. Mereka seluruhnya diberkati oleh Allah dengan keahlian untuk mengolah emas, perak, tembaga, serta kain yang dikumpulkan dari orang-orang Israel. Bahan-bahan ini diperlukan untuk membangun sebuah kemah yang telah dirancang oleh Sang Arsitek Agung, yaitu Allah sendiri.

Satu hal yang menarik bagiku ketika membaca kisah pembangunan Kemah Suci ini adalah setiap petunjuk dari Sang Arsitek Agung dikerjakan dengan sangat presisi. Aku membandingkan petunjuk dari Allah kepada Musa di Keluaran 26 dengan hal-hal yang dikerjakan oleh Bezaleel, Aholiab, dan kawan-kawan. Aku terkesima dengan ketaatan mereka yang mengikuti setiap detail petunjuk yang diperintahkan oleh Allah. Aku memberikan sebuah contoh: “Kemah Suci itu haruslah kaubuat dari sepuluh kain tenda. Bahannya dari linen halus yang dipintal benangnya, dan benang ungu tua, ungu muda, dan merah tua. Haruslah kau sulam gambar kerub pada kain itu.” (Kel. 26:1 TB2) dan “Lalu semua yang ahli di antara pekerja itu membuat Kemah Suci dari sepuluh kain tenda. Bahannya dari linen halus yang dipintal benangnya, serta benang ungu tua, ungu muda, dan merah tua. Mereka menyulam gambar kerubim pada kain itu.”  (Kel 36:8 TB 2). Kamu bisa membaca lebih lanjut di Keluaran 26 dan 36 untuk menemukan betapa setianya mereka untuk mengerjakan Kemah Suci sesuai dengan kerangka yang digambar oleh Allah.

Wow!!! Bezaleel dan Aholiab dengan cermat mempersiapkan dan mengeksekusi setiap spesifikasi, detail ukuran, serta jumlah bahan yang telah diperintahkan oleh Allah. Tidak ada ornamen dan ukuran yang mereka tambahkan maupun kurangi. Mereka tunduk pada pola yang sudah dirancangkan oleh Allah. Roh Allah yang tinggal di dalam mereka menolong mereka memahami kehendak Allah dan menuntun mereka untuk hanya mengerjakan keinginan hati Allah saja. Akhirnya, mereka pun menyelesaikan proyek besar ini dan Allah pun turun menaungi mereka dan diam di dalam Kemah Suci tersebut (Kel. 40:34-38).

Kini, kita tidak lagi melihat bangunan Kemah Suci. Ketiadaan Kemah Suci bukan berarti Allah tidak hadir di dalam kehidupan kita sebagai umat-Nya. Justru, kita memperoleh hak yang lebih istimewa dibandingkan orang-orang Israel pada zaman itu. Kini, Allah hadir dan tinggal di dalam diri orang percaya secara langsung, melalui Roh Kudus-Nya. Dosa bukan lagi menjadi penghalang bagi relasi kita dengan Allah. Oleh karya Kristus di atas kayu salib, dosa-dosa kita telah diampuni. Kita pun dikaruniai dengan Roh Kudus yang selalu hadir di dalam kehidupan aku dan kamu.

Kalau kita memiliki Roh Kudus, seharusnya kita bisa dengan gampang mengikuti perintah-Nya, bukan? Namun, aku menyadari kalau aku pun merasa kesulitan untuk bisa mengikuti petunjuk Tuhan. Terkadang, aku merasa aku berjalan sendiri dan tersesat. Aku pun bertanya, “Tuhan, di manakah Engkau berada? Bukankah Engkau mengatakan mau menjadi Sang Gembala yang menuntun hidupku?”

Kawan, permasalahannya bukan Tuhan tidak yang entah di mana, tetapi kita yang kurang peka dengan suara Tuhan yang memimpin kita. Roh Allah yang pernah membimbing Bezaleel dan Aholiab untuk mengerjakan setiap petunjuk di dalam membangun Kemah Suci, juga adalah Roh Allah yang sama yang akan membimbing kita untuk mengerjakan setiap perintah Allah bagi hidup kita. Bukan sinyal dari surga yang kurang kencang. Jangan-jangan, kita yang memasang mode pesawat, sehingga kita tidak bisa terhubung dengan Allah.

Aku harus mengakui kalau aku pun terkadang pura-pura tidak mendengar teguran dan pengajaran dari Roh Kudus. Aku pun pernah mengeraskan hati dan mengabaikan suara Tuhan yang berbicara kepadaku. Aku yang memilih untuk tidak mau menaati perintah Allah dan bermain-main dengan dosa. Padahal, Roh Kudus sudah menggerakkan hati nuraniku untuk berkata “TIDAK.”

Jadi, untuk bisa mengerti dan melakukan apa yang menjadi petunjuk-Nya, aku percaya caranya hanya ada satu: “terus terhubung dengan Allah.” Kita bisa mempertahankan jaringan koneksi kita dengan mendengar Dia berbicara kepada kita dan kita pun berbicara kepada Allah. Allah bisa berbicara kepada kita melalui firman-Nya yang tertulis, Alkitab. Setelah kita membaca firman Tuhan, Roh Kudus dapat berkarya melalui firman itu dan menguatkannya lewat kehidupan sehari-hari kita. Kita pun bisa mencari Allah di dalam doa. Waktu berdoa bukan hanya saat bangun, makan, maupun di gereja. Kita bisa terus berbicara kepada Tuhan dan mengungkapkan segala hal yang kita rasakan dan alami, di saat kapan pun dan di mana pun di dalam kesibukan kita sehari-hari.

Membaca Alkitab dan berdoa memang terdengar seperti langkah praktis yang sangat klise. Namun, inilah rumus untuk bisa terhubung dengan Allah dan mengerti petunjuk-Nya bagi kita. Aku sendiri juga terus melatih diri untuk bisa terus terkoneksi dengan Tuhan, supaya aku bisa mengerti dan mengikuti petunjuk-Nya. Aku percaya kamu pun bisa dengan membangun kebiasaan membaca firman dan berdoa. Semangat kawan… Tuhan pasti akan menolongmu!!!

Kamu diberkati oleh artikel ini? Yuk dukung pelayanan WarungSaTeKaMu ♥