Sahabat yang Agung

Kamis, 26 September 2024

Baca: Yohanes 15:13-17

15:13 Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.

15:14 Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu.

15:15 Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku.

15:16 Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu.

15:17 Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain."

Kasihilah seorang akan yang lain. —Yohanes 15:17

Sebagai tetangga sebelah rumah, ibu saya dan Ny. Sanchez berteman sekaligus bersaing dengan sehat. Setiap hari Senin mereka berlomba-lomba menjadi yang pertama menjemur pakaian yang baru mereka cuci di pekarangan. Minggu demi minggu mereka bergantian saling “mengalahkan,” suatu kompetisi kecil yang mereka nikmati. Dalam lebih dari 10 tahun hidup bertetangga, mereka berdua juga senang berbagi hikmat, cerita, dan harapan.

Alkitab sangat menjunjung tinggi nilai dari persahabatan yang indah seperti itu. Raja Salomo menyatakan, “Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu” (Ams. 17:17), dan “manisnya seorang teman datang dari nasihatnya yang tulus” (Ams. 27:9 AYT).

Tentu saja, Sahabat kita yang agung adalah Yesus Kristus. Saat mendorong terjalinnya persahabatan yang penuh kasih di antara murid-murid-Nya, Dia mengajar mereka: “Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya” (Yoh. 15:13). Tepat keesokan harinya, Dia melakukan apa yang dikatakan-Nya itu di atas kayu salib. Dia juga berkata kepada mereka, “Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku” (ay.15). Kemudian kata-Nya, “Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain” (ay.17).

Filsuf Nicholas Wolterstorff menyatakan, dengan perkataan tersebut, Yesus “meninggikan para pendengar-Nya” dari manusia biasa menjadi sahabat dan orang kepercayaan. Dalam Kristus, kita belajar arti berteman dengan orang lain. Alangkah agung Pribadi yang mengajari kita kasih itu! —Patricia Raybon

WAWASAN
Rasul Yohanes menyebut dirinya “murid yang dikasihi [Yesus]” (Yohanes 13:23; lihat 20:2; 21:20). Itu bukan karena Kristus hanya atau paling mengasihi dirinya, melainkan kemungkinan besar karena Yohanes sungguh-sungguh merasakan kasih Yesus. Dari semua kitab dalam Perjanjian Baru, tulisan Yohanes yang paling banyak berfokus pada kasih Allah. Ia berkata, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal” (3:16). Sang rasul juga menyatakan, “Bapa mengasihi Anak” (ay.35; 5:20). Mengapa? Karena Kristus menyerahkan nyawa-Nya (10:17). Sebagai respons, kita juga harus “saling mengasihi” (13:34) seperti Dia telah mengasihi kita (15:12). Dengan kasih yang kita tunjukkan kepada satu sama lain, orang lain akan tahu bahwa kita adalah murid-murid-Nya (13:35). Jika kita mengasihi Dia, kita juga terpanggil untuk “menuruti perintah-[Nya]” (14:15). Dalam 1 Yohanes, kembali sang rasul menegaskan kasih Allah: “Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih” (4:8). —Alyson Kieda

Sahabat yang Agung

Kasih seperti apa yang kamu alami dalam persahabatan kamu dengan Tuhan Yesus? Bagaimana kamu dapat menjadi seorang sahabat kepada orang lain seperti Dia?

Tuhan Yesus, Engkau menyebutku sebagai sahabat. Mampukanlah aku untuk menjadi seorang sahabat yang penuh kasih bagi sesamaku.

Bacaan Alkitab Setahun: Yesaya 1-2; Galatia 5

Bagikan Konten Ini
23 replies
  1. Rico Art
    Rico Art says:

    Bapa kami yang ada di sorga Dikuduskanlah namaMu Datanglah kerajaanMu Jadilah kehendakMu Di bumi seperti di sorga Berikanlah kami pada hari ini Makanan kami yang secukupnya Ampunilah kami akan kesalahan kami, Seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan Tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat Karena Engkaulah yang empunya kerajaan dan kuasa dan kemuliaan Sampai selama-lamanya. Amen

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *