Kamar Gelap di Hutan

Senin, 19 Agustus 2024

Baca: 2 Samuel 22:1-7,29-30

22:1 Daud mengatakan perkataan nyanyian ini kepada TUHAN pada waktu TUHAN telah melepaskan dia dari cengkeraman semua musuhnya dan dari cengkeraman Saul.

22:2 Ia berkata: "Ya, TUHAN, bukit batuku, kubu pertahananku dan penyelamatku,

22:3 Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung, perisaiku, tanduk keselamatanku, kota bentengku, tempat pelarianku, juruselamatku; Engkau menyelamatkan aku dari kekerasan.

22:4 Terpujilah TUHAN, seruku; maka akupun selamat dari pada musuhku.

22:5 Sesungguhnya gelora-gelora maut telah mengelilingi aku, banjir-banjir jahanam telah menimpa aku,

22:6 tali-tali dunia orang mati telah membelit aku, perangkap-perangkap maut terpasang di depanku.

22:7 Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada TUHAN, kepada Allahku aku berseru. Dan Ia mendengar suaraku dari bait-Nya, teriakku minta tolong masuk ke telinga-Nya.

22:29 Karena Engkaulah pelitaku, ya TUHAN, dan TUHAN menyinari kegelapanku.

22:30 Karena dengan Engkau aku berani menghadapi gerombolan, dengan Allahku aku berani melompati tembok.

Tuhan menyinari kegelapanku. —2 Samuel 22:29

Pihak militer tidak memberi kesempatan kepada Tony Vaccaro untuk menjadi fotografer mereka, tetapi itu tidak menghentikannya. Ia tetap mengambil foto di tengah momen-momen pertempuran yang mengerikan sambil menghindari peluru artileri yang menghujaninya dari balik pepohonan. Saat teman-temannya tidur, ia menggunakan helm mereka sebagai wadah mencampur bahan kimia untuk mencetak foto-fotonya. Hutan di malam hari itu menjadi kamar gelap tempat Vaccaro mengabadikan pertempuran di Hutan Hürtgen pada masa Perang Dunia II.

Semasa hidupnya, Raja Daud sering berada di tengah peperangan dan masa-masa yang gelap. 2 Samuel 22 mengatakan, “Tuhan telah melepaskan [Daud] dari cengkeraman semua musuhnya dan dari cengkeraman Saul” (ay.1). Daud menggunakan pengalaman-pengalaman itu untuk membuat catatan tentang kesetiaan Allah. Ia berkata, “Sesungguhnya gelora-gelora maut telah mengelilingi aku, banjir-banjir jahanam telah menimpa aku” (ay.5).

Daud segera beralih dari keputusasaan kepada harapan: “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan,” kenangnya. “Dan Ia mendengar suaraku dari bait-Nya” (ay.7). Daud selalu ingat untuk memuji Allah atas pertolongan-Nya yang tidak pernah gagal. “Tuhan menyinari kegelapanku,” ucapnya. “Dengan Engkau aku berani menghadapi gerombolan, dengan Allahku aku berani melompati tembok” (ay.29-30).

Daud mengubah kesulitan-kesulitannya menjadi kesempatan untuk memberitakan kepada dunia mengenai Allahnya yang setia. Kita pun dapat melakukan hal yang sama. Lagi pula, kita memang patut bergantung pada Dia, Allah yang sanggup menyinari kegelapan. —Tim Gustafson

WAWASAN
Ada yang menarik jika kita mengamati 2 Samuel 22. Lagu ini, yang mengagungkan kekuatan Allah yang dinyatakan melalui Daud, raja terbesar Israel, juga muncul di Mazmur 18. Metafora yang menggambarkan Allah sebagai sumber kemenangan Daud memenuhi lagu yang dibingkai oleh pujian di awal dan akhir ini (2 Samuel 22:2-4,47-50).

Kesamaan antara “Puji-pujian Hana” dari 1 Samuel 2:1-10 dan nyanyian dalam 2 Samuel 22 sungguh mencolok. Dalam tafsiran atas 1-2 Samuel, Mary Evans memberi judul nyanyian tersebut, “Allah, bukit batu yang layak dipuji.” Kedua puji-pujian itu merayakan kesanggupan Allah dalam menyelamatkan (1 Samuel 2:1; 2 Samuel 22:4) dan mengangkat orang yang diurapi-Nya: “Ia mengaruniakan keselamatan yang besar kepada raja yang diangkat-Nya, dan menunjukkan kasih setia kepada orang yang diurapi-Nya, kepada Daud dan anak cucunya untuk selamanya” (2 Samuel 22:51; lihat 1 Samuel 2:10). – —Arthur Jackson

Kamar Gelap di Hutan

Kapan kamu pernah merasa sangat putus asa? Bagaimana cara kamu memberi tahu orang lain tentang kesetiaan Allah kepada kamu saat itu?

Ya Allah, tolonglah aku untuk melihat banyaknya cara-Mu dalam melindungi dan menolongku—terutama saat kegelapan merajalela.

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 103-104; 1 Korintus 2

Bagikan Konten Ini
25 replies
  1. Anonymous
    Anonymous says:

    Haleluyah Haleluyah Pujilah Tuhan yang Maha Baik dan Pengertiaan. Bantulah kami ketika kami berada di tempat gelap dan seperti tidak ada pertolongan. Sehingga KasihMu nyata kami rasakan. Kami tidak meminta menjadi besar seperti Daud tapi kami berharap bisa melalui dengan aman, bahagia dan tanpa kekurangan suatu apapun. Amin

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *