Surga Bernyanyi

Minggu, 18 Agustus 2024

Baca: Wahyu 19:1-8

19:1 Kemudian dari pada itu aku mendengar seperti suara yang nyaring dari himpunan besar orang banyak di sorga, katanya: "Haleluya! Keselamatan dan kemuliaan dan kekuasaan adalah pada Allah kita,

19:2 sebab benar dan adil segala penghakiman-Nya, karena Ialah yang telah menghakimi pelacur besar itu, yang merusakkan bumi dengan percabulannya; dan Ialah yang telah membalaskan darah hamba-hamba-Nya atas pelacur itu."

19:3 Dan untuk kedua kalinya mereka berkata: "Haleluya! Ya, asapnya naik sampai selama-lamanya."

19:4 Dan kedua puluh empat tua-tua dan keempat makhluk itu tersungkur dan menyembah Allah yang duduk di atas takhta itu, dan mereka berkata: "Amin, Haleluya."

19:5 Maka kedengaranlah suatu suara dari takhta itu: "Pujilah Allah kita, hai kamu semua hamba-Nya, kamu yang takut akan Dia, baik kecil maupun besar!"

19:6 Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.

19:7 Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.

19:8 Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" (Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.)

Mereka berkata, “Amin, Haleluya.” —Wahyu 19:4

Sukacita terdengar jelas dari nada-nada yang dinaikkan oleh paduan suara sebuah SMA yang menyanyikan lagu asal Argentina “El Cielo Canta Alegría.” Saya menikmati penampilan mereka, meski tidak mengerti liriknya yang berbahasa Spanyol. Namun, tak lama kemudian saya mengenali sebuah kata yang akrab di telinga ketika paduan suara itu berseru dengan penuh sukacita, “Aleluya!” Kata “Aleluya” yang diserukan berulang-ulang itu adalah ungkapan pujian kepada Allah yang terdengar mirip dalam sebagian besar bahasa di dunia. Karena penasaran dengan latar belakang lagu tersebut, sepulang dari konser itu saya pun mencari informasi di Internet dan menemukan bahwa terjemahan dari judul lagu tersebut adalah “Heaven Is Singing for Joy” (Surga Bernyanyi dengan Sukacita).

Dalam bagian yang meriah di Wahyu 19, kita mendapat gambaran sekilas tentang realitas yang diungkapkan dalam lagu paduan suara tadi—seluruh surga bersukacita! Lewat penglihatan akan masa depan yang diterima Rasul Yohanes di kitab terakhir dalam Perjanjian Baru, ia melihat sekumpulan besar manusia dan makhluk surgawi menyatakan rasa syukur mereka kepada Allah. Yohanes menulis bahwa paduan suara surgawi tersebut merayakan kuasa Allah yang telah mengalahkan kejahatan dan ketidakadilan, pemerintahan-Nya atas seluruh bumi, dan kehidupan kekal yang dialami bersama-Nya. Berulang-ulang, seluruh penghuni surga menyerukan “Haleluya!” (ay.1,3,4,6), atau “Puji Tuhan!”

Suatu hari nanti, orang-orang “dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa” (5:9) akan menyatakan kemuliaan Allah. Dengan penuh sukacita, seluruh suara kita dalam berbagai bahasa akan bersorak bersama, “Haleluya!” —LISA M. SAMRA

WAWASAN
“Haleluya!” (Wahyu 19:6), yang berasal dari bahasa Ibrani halal (“memuji”) dan yah, suku kata pertama dari Yahweh, berarti “memuji Allah.” Salah satu alasan pujian dalam Wahyu 19 itu adalah kemenangan Allah atas “pelacur besar” (ay.2), yang di tempat lain disebut sebagai “kota besar yang memerintah atas raja-raja bumi” (17:18). Wanita atau kota ini diasosiasikan dengan “Babel” (ay.5), yang oleh sebagian besar penafsir dianggap melambangkan kerajaan (atau banyak kerajaan) korup yang menentang Allah (terdapat penafsiran berbeda-beda mengenai identitas kerajaan tersebut). Namun, di pasal 19, ia telah dikalahkan, dan fokusnya beralih kepada wanita lain— “pengantin” Kristus—”orang-orang kudus” (ay.7-8). Ia mengenakan “kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih” yang melambangkan “perbuatan-perbuatan[-nya] yang benar” (ay.8). Berlawanan dengan kerajaan korup yang dilambangkan oleh Babel, Yesus akan mendatangkan Yerusalem baru (21:2,10), sebuah kota yang terang benderang dengan “kemuliaan Allah” (ay.11,23). – —Monica La Rose

Surga Bernyanyi

Apa alasan kamu mengucapkan “Haleluya” hari ini? Mengapa penting untuk memuji Allah secara rutin?

Haleluya! Aku sangat bersyukur untuk sukacita yang kualami karena aku dikasihi oleh-Mu, ya Allahku.

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 100-102; 1 Korintus 1

Bagikan Konten Ini
16 replies
  1. Anonymous
    Anonymous says:

    Haleluyah. Besar kasihMu kepada kami. Besar anugrahMu dihidup kami. Terima kasih Tuhan atas penyertaanMu, kami tidak akan mampu melewati hari tanpa berkat kasih setiaMu. Kami mohon penyertaanMu selalu. Amin.

  2. Pronsen Maruli
    Pronsen Maruli says:

    Terima kasih tim utk selalu memberikan pelayanan dengan baik…. Tuhan Yesus Memberksti

  3. Rico Art
    Rico Art says:

    Bapa kami yang ada di sorga Dikuduskanlah namaMu Datanglah kerajaanMu Jadilah kehendakMu Di bumi seperti di sorga Berikanlah kami pada hari ini Makanan kami yang secukupnya Ampunilah kami akan kesalahan kami, Seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan Tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat Karena Engkaulah yang empunya kerajaan dan kuasa dan kemuliaan Sampai selama-lamanya. Amen

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *