Hati yang Melayani

Sabtu, 15 Juni 2024

Baca: Galatia 5:13-18

5:13 Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih.

5:14 Sebab seluruh hukum Taurat tercakup dalam satu firman ini, yaitu: "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!"

5:15 Tetapi jikalau kamu saling menggigit dan saling menelan, awaslah, supaya jangan kamu saling membinasakan.

5:16 Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging.

5:17 Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging–karena keduanya bertentangan–sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki.

5:18 Akan tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat.

Janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih. —Galatia 5:13

Ketika Paman Emory meninggal dunia, banyak orang dari beragam kalangan memberikan penghormatan terakhir kepadanya. Semua penghormatan itu memiliki kesamaan: Mereka menghargai Emory yang telah menunjukkan kasihnya kepada Allah dengan melayani sesama. Sikap itu paling jelas terlihat selama masa dinasnya dalam Perang Dunia II. Di sana ia bertugas sebagai tenaga medis yang tidak menyandang senjata. Ia tidak hanya menerima penghargaan militer atas keberaniannya, tetapi juga dikenang karena pengabdiannya yang penuh kasih, baik selama maupun sesudah perang.

Sikap Emory yang tidak mementingkan diri sendiri menjadi contoh nyata dari tantangan Paulus kepada jemaat di Galatia. Ia menulis: “Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih” (Gal. 5:13). Namun, bagaimana caranya? Sebagai orang berdosa, kita memiliki kecenderungan untuk lebih mementingkan diri sendiri daripada orang lain. Jadi, dari mana datangnya sifat yang tidak mementingkan diri sendiri itu?

Di Filipi 2:5, Paulus memberikan dorongan: “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus.” Paulus menjelaskan bahwa kerelaan Kristus untuk mati di kayu salib adalah karena kasih-Nya yang besar bagi kita. Hanya oleh karya Roh Kudus yang menghasilkan pikiran Kristus dalam diri kita, kita akan dikuduskan dan dimampukan untuk berkorban bagi orang lain—sikap yang mencerminkan pengorbanan Yesus yang terbesar dengan menyerahkan diri-Nya untuk kita. Kiranya kita rela berserah kepada karya Roh Kudus dalam diri kita. —Bill Crowder

WAWASAN
Dipimpin oleh Roh Kudus berarti memiliki kemerdekaan yang bertanggung jawab. Galatia 5:13 menyatakan, “Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih.” Kita memiliki kemerdekaan dalam Kristus, tetapi bukan kemerdekaan untuk memuaskan diri sendiri dengan mengorbankan orang lain. Yang kita miliki adalah kemerdekaan untuk tidak diperbudak oleh hasrat diri dan kebebasan untuk rela mempedulikan orang lain. Kontradiksinya terdapat di ayat 16: “hiduplah oleh Roh” atau “menuruti keinginan daging.” Di ayat 17, kita melihat pertentangan yang sesungguhnya: “Sebab keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging—karena keduanya bertentangan—sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki.” Roh Kudus memampukan kita untuk dapat mengalahkan kedagingan dan untuk melakukan apa yang menyenangkan Allah dan bukan diri sendiri. —Bill Crowder

Hati yang Melayani

Kapan seseorang pernah melayani kamu dengan mengorbankan kepentingannya sendiri? Bagaimana kamu dapat lebih sungguh melayani orang lain, mungkin dimulai dari keluarga kamu sendiri?

Bapa Mahakasih, terima kasih atas teladan sempurna dari Tuhan Yesus dan pengorbanan-Nya bagiku. Tolonglah aku untuk memiliki sikap dan cara pikir yang Dia miliki.

Bacaan Alkitab Setahun: Nehemia 1-3; Kisah Para Rasul 2:1-21

Bagikan Konten Ini
20 replies
  1. Anonymous
    Anonymous says:

    Renungan saat ini jujur sangat susah dilakukan oleh saya. Krn mengasihi orang yg baik dengan kita saja terkadang sulit apalagi mengasihi orang yg dendam dan berusaha menjatuhkan kita . Sikap Tuhan Yesus begitu mulia hingga saya yg hina ini tidak punya kemampuan hebat seperti itu. Tapi jika Engkau berkehendak maka terjadilah. Maafkan dosa kesalahan kami yang terus melakukan hal yg sama setiap saya stress. Maafkan saya dan jangan berikan siapa pun pencobaan atas kesalahan ini. Amin

  2. Rico Art
    Rico Art says:

    Bapa kami yang ada di sorga Dikuduskanlah namaMu Datanglah kerajaanMu Jadilah kehendakMu Di bumi seperti di sorga Berikanlah kami pada hari ini Makanan kami yang secukupnya Ampunilah kami akan kesalahan kami, Seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan Tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat Karena Engkaulah yang empunya kerajaan dan kuasa dan kemuliaan Sampai selama-lamanya. Amen

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *