Disukai dan Dikasihi Allah

Rabu, 5 Juni 2024

Baca: Yeremia 1:1-10

1:1 Inilah perkataan-perkataan Yeremia bin Hilkia, dari keturunan imam yang ada di Anatot di tanah Benyamin.

1:2 Dalam zaman Yosia bin Amon, raja Yehuda, dalam tahun yang ketiga belas dari pemerintahannya datanglah firman TUHAN kepada Yeremia.

1:3 Firman itu datang juga dalam zaman Yoyakim bin Yosia, raja Yehuda, sampai akhir tahun yang kesebelas zaman Zedekia bin Yosia, raja Yehuda, hingga penduduk Yerusalem diangkut ke dalam pembuangan dalam bulan yang kelima.

1:4 Firman TUHAN datang kepadaku, bunyinya:

1:5 "Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa."

1:6 Maka aku menjawab: "Ah, Tuhan ALLAH! Sesungguhnya aku tidak pandai berbicara, sebab aku ini masih muda."

1:7 Tetapi TUHAN berfirman kepadaku: "Janganlah katakan: Aku ini masih muda, tetapi kepada siapapun engkau Kuutus, haruslah engkau pergi, dan apapun yang Kuperintahkan kepadamu, haruslah kausampaikan.

1:8 Janganlah takut kepada mereka, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau, demikianlah firman TUHAN."

1:9 Lalu TUHAN mengulurkan tangan-Nya dan menjamah mulutku; TUHAN berfirman kepadaku: "Sesungguhnya, Aku menaruh perkataan-perkataan-Ku ke dalam mulutmu.

1:10 Ketahuilah, pada hari ini Aku mengangkat engkau atas bangsa-bangsa dan atas kerajaan-kerajaan untuk mencabut dan merobohkan, untuk membinasakan dan meruntuhkan, untuk membangun dan menanam."

Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau. —Yeremia 1:5

Mungkin kita merasa tombol “like” (suka)—ikon ibu jari yang teracung di Facebook—sudah lama hadir di media sosial. Sebenarnya simbol persetujuan virtual itu baru ada sejak tahun 2009.

Pencipta tombol itu, Justin Rosenstein, pernah berkata bahwa ia berniat membantu menciptakan “dunia tempat orang-orang saling menyemangati daripada menjatuhkan.” Namun, Rosenstein kini mengeluh bahwa ciptaannya itu mungkin sudah menyebabkan para penggunanya kecanduan media sosial.

Menurut saya, karya Rosenstein sesungguhnya telah menyentuh kebutuhan mendalam pada diri kita untuk berelasi dan diakui orang lain. Kita ingin tahu bahwa orang lain mengetahui dan menyadari keberadaan kita—bahkan menyukai kita. Tombol “like” itu memang cukup baru, tetapi kerinduan kita untuk mengenal dan dikenal sudah ada sejak manusia diciptakan Allah.

Namun, harus diakui, tombol “like” tidak sepenuhnya memuaskan kerinduan kita tersebut. Syukurlah, kita melayani Allah yang sanggup melimpahkan kasih jauh lebih dalam daripada sekadar pengakuan di media sosial. Di Yeremia 1:5, kita melihat bagaimana Allah mempunyai relasi yang sarat makna dengan seorang nabi yang Dia panggil untuk melayani-Nya. “Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau.”

Allah sudah mengenal sang nabi bahkan sebelum ia dikandung dan telah merancang baginya suatu hidup yang bermakna bagi pelayanan (ay.8-10). Allah juga mengundang kita untuk menjalani hidup yang sarat makna, dan itu terjadi ketika kita semakin mengenal Sang Bapa yang juga mengenal, mengasihi, dan menyukai kita dengan mendalam. —Adam R. Holz

WAWASAN
Dalam Yeremia 1:4-5, kita melihat panggilan Allah pada Yeremia. Jawabannya, “Sesungguhnya aku tidak pandai berbicara, sebab aku ini masih muda.”(ay.6) mengingatkan kita pada respons Musa terhadap panggilan Allah di Keluaran 4:10: “Aku ini tidak pandai bicara, . . . sebab aku berat mulut dan berat lidah.” Gideon juga memberikan respons serupa kepada malaikat yang menjumpainya: “Ah Tuhanku, dengan apakah akan kuselamatkan orang Israel? Ketahuilah, kaumku adalah yang paling kecil di antara suku Manasye dan aku pun seorang yang paling muda di antara kaum keluargaku” (Hakim-Hakim 6:15). Allah menjawab mereka semua dengan jaminan penuh kasih bahwa Dia selalu menyertai kita dan akan memberi kita kata-kata yang tepat untuk diucapkan. Kita tidak perlu takut. (Yeremia 1:8-9). —Alyson Kieda

Disukai dan Dikasihi Allah

Bagaimana mengenal Allah dengan akrab telah mempengaruhi cara kamu berelasi dengan orang lain? Bagaimana menjalani hidup yang sarat makna dapat menghadirkan damai sejahtera?

Ya Bapa, tolong aku mengingat kasih dan panggilan-Mu atas hidupku, menyadari perhatian-Mu yang mendalam, dan rela memberi diriku dibentuk di sepanjang hari-hari yang sudah Engkau rencanakan bagiku.

Bacaan Alkitab Setahun: 2 Tawarikh 23-24; Yohanes 15

Bagikan Konten Ini
20 replies
  1. Rico Art
    Rico Art says:

    Bapa kami yang ada di sorga Dikuduskanlah namaMu Datanglah kerajaanMu Jadilah kehendakMu Di bumi seperti di sorga Berikanlah kami pada hari ini Makanan kami yang secukupnya Ampunilah kami akan kesalahan kami, Seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan Tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat Karena Engkaulah yang empunya kerajaan dan kuasa dan kemuliaan Sampai selama-lamanya. Amen

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *