Mencabut Ilalang Kekhawatiran

Sabtu, 27 April 2024

Baca: Matius 13:1-8,18-23

13:1 Pada hari itu keluarlah Yesus dari rumah itu dan duduk di tepi danau.

13:2 Maka datanglah orang banyak berbondong-bondong lalu mengerumuni Dia, sehingga Ia naik ke perahu dan duduk di situ, sedangkan orang banyak semuanya berdiri di pantai.

13:3 Dan Ia mengucapkan banyak hal dalam perumpamaan kepada mereka. Kata-Nya: “Adalah seorang penabur keluar untuk menabur.

13:4 Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis.

13:5 Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itupun segera tumbuh, karena tanahnya tipis.

13:6 Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar.

13:7 Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati.

13:8 Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah: ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat.

13:18 Karena itu, dengarlah arti perumpamaan penabur itu.

13:19 Kepada setiap orang yang mendengar firman tentang Kerajaan Sorga, tetapi tidak mengertinya, datanglah si jahat dan merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu; itulah benih yang ditaburkan di pinggir jalan.

13:20 Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira.

13:21 Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itupun segera murtad.

13:22 Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.

13:23 Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat.”

 

[Mereka] mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini . . . menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah. —Matius 13:22

Setelah menanam beberapa benih dalam sebuah pot di halaman belakang rumah, saya menunggu-nunggu untuk melihat hasilnya. Karena membaca bahwa benih-benih tersebut akan bertunas dalam 10 hingga 14 hari, saya jadi sering memeriksa keadaan saat menyirami tanahnya. Tak lama kemudian, saya melihat beberapa daun berwarna hijau menyembul dari tanah. Namun, kegembiraan saya langsung buyar ketika suami saya memberi tahu bahwa itu hanya ilalang. Ia mendorong saya untuk segera mencabut ilalang itu agar tidak mengimpit tanaman saya.

Yesus juga mengatakan tentang pentingnya menangani penyusup yang bisa menghambat pertumbuhan rohani kita. Dia menjelaskan sebagian perumpamaan-Nya demikian: ketika seorang penabur menaburkan benih, sebagian “jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati” (Mat. 13:7). Semak duri atau ilalang akan mengimpit tanaman dan menghentikan pertumbuhannya (ay.22). Kekhawatiran pasti akan menghambat pertumbuhan rohani kita. Membaca Kitab Suci dan berdoa adalah cara-cara yang baik untuk menumbuhkan iman kita, tetapi saya sendiri mengalami bahwa saya perlu mewaspadai semak duri kekhawatiran. Semak duri itu akan “menghimpit” firman kebenaran yang telah ditanamkan dalam diri saya, sehingga saya diseret untuk berfokus pada kemungkinan terburuk yang bisa saya pikirkan.

Buah Roh, seperti yang kita temukan dalam Alkitab, mencakup hal-hal seperti kasih, sukacita, damai sejahtera (Gal. 5:22). Namun, agar kita dapat menghasilkan buah tersebut, dengan kekuatan Allah, kita perlu mencabut ilalang keraguan atau kekhawatiran yang dapat mengalihkan perhatian kita dan membuat kita berfokus pada hal-hal lain di luar Dia. —Katara Patton

WAWASAN
Matius 13 berisi delapan perumpamaan: perumpamaan tentang penabur (ay. 1-23), lalang di antara gandum (ay. 24-30,36-43), biji sesawi (ay. 31-32), ragi (ay. 33-35), harta terpendam (ay. 44), mutiara yang berharga (ay. 45-46), pukat (ay. 47-50), dan tuan rumah (ay. 51-52). Semua perumpamaan itu disebut sebagai perumpamaan “kerajaan” karena umumnya dimulai dengan frasa yang khas, “Hal Kerajaan Sorga itu seumpama . . .” (ay. 24,31,33,44,45,47,52). Walaupun yang pertama dinamakan perumpamaan tentang penabur, fokusnya tidak terletak pada sang penabur, melainkan pada tanah tempat benih itu jatuh. KT Sim

Mencabut Ilalang Kekhawatiran
 

Bagaimana Allah sedang menolong kamu untuk menumbuhkan benih firman yang telah ditanam-Nya dalam diri kamu? Bagaimana kamu dapat mencabut ilalang kekhawatiran?

Bapa Surgawi, ingatkanlah aku untuk sering-sering mencabut ilalang dalam diriku, dengan membuang kekhawatiran dan pikiran penuh tipu daya supaya aku dapat bertumbuh dan berbuah di dalam-Mu.

Bacaan Alkitab Setahun: 1 Raja-raja 1-2; Lukas 19:28-48

Bagikan Konten Ini
16 replies
  1. Rico Art
    Rico Art says:

    Bapa kami yang ada di sorga Dikuduskanlah namaMu Datanglah kerajaanMu Jadilah kehendakMu Di bumi seperti di sorga Berikanlah kami pada hari in iMakanan kami yang secukupnya Ampunilah kami akan kesalahan kami, Seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan Tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat Karena Engkaulah yang empunya kerajaan dan kuasa dan kemuliaan Sampai selama-lamanya. Amen

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *