Telah Kusaksikan Kesetiaan Allah

Minggu, 11 Februari 2024

Baca: 2 Samuel 22:1-4,48-51

22:1 Daud mengatakan perkataan nyanyian ini kepada TUHAN pada waktu TUHAN telah melepaskan dia dari cengkeraman semua musuhnya dan dari cengkeraman Saul.

22:2 Ia berkata: "Ya, TUHAN, bukit batuku, kubu pertahananku dan penyelamatku,

22:3 Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung, perisaiku, tanduk keselamatanku, kota bentengku, tempat pelarianku, juruselamatku; Engkau menyelamatkan aku dari kekerasan.

22:4 Terpujilah TUHAN, seruku; maka akupun selamat dari pada musuhku.

22:48 Allah, yang telah mengadakan pembalasan bagiku, yang telah membawa bangsa-bangsa ke bawah kuasaku,

22:49 dan yang telah membebaskan aku dari pada musuhku. Dan Engkau telah meninggikan aku mengatasi mereka yang bangkit melawan aku; Engkau telah melepaskan aku dari para penindas.

22:50 Sebab itu aku mau menyanyikan syukur bagi-Mu, ya TUHAN, di antara bangsa-bangsa, dan aku mau menyanyikan mazmur bagi nama-Mu.

22:51 Ia mengaruniakan keselamatan yang besar kepada raja yang diangkat-Nya, dan menunjukkan kasih setia kepada orang yang diurapi-Nya, kepada Daud dan anak cucunya untuk selamanya."

Aku mau menyanyikan syukur bagi-Mu, ya Tuhan, di antara bangsa-bangsa, dan aku mau menyanyikan mazmur bagi nama-Mu. —2 Samuel 22:50

Di sepanjang tujuh puluh tahun masa pemerintahannya yang bersejarah sebagai penguasa Britania Raya, Ratu Elizabeth II hanya satu kali memberikan kata pengantar pribadi sebagai tanda persetujuan atas biografi tentang kehidupannya. Buku The Servant Queen and the King She Serves (Ratu yang Melayani dan Raja yang Dilayaninya) yang dirilis dalam rangka perayaan ulang tahun Ratu yang kesembilan puluh itu mengisahkan bagaimana iman sang Ratu telah menuntunnya di sepanjang pengabdiannya kepada negara. Dalam kata pengantar itu, Ratu Elizabeth menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua orang yang telah mendoakannya, dan ia mengucap syukur kepada Allah atas kasih setia-Nya. Ia menutup dengan mengatakan, “Saya sungguh telah menyaksikan kesetiaan-Nya.”

Pernyataan Ratu Elizabeth yang sederhana tersebut menggemakan kesaksian dari banyak pria dan wanita di sepanjang sejarah yang telah mengalami pemeliharaan Allah yang setia dalam kehidupan mereka masing-masing. Tema itulah yang mendasari kidung indah yang ditulis Daud saat ia melakukan kilas balik atas kehidupannya. Kidung yang dicatat dalam 2 Samuel 22 itu berbicara tentang kesetiaan Allah dalam melindungi, memelihara, bahkan menyelamatkan Daud dari bahaya (ay.3-4,44). Menanggapi pengalamannya akan kesetiaan Allah, Daud menulis, “Aku mau menyanyikan mazmur bagi nama-Mu” (ay.50).

Meski memang indah jika kita dapat mengingat kembali kesetiaan Allah di usia senja, kita tidak perlu menunda untuk menceritakan kebaikan-Nya dalam hidup kita. Saat ini juga, ketika kita menyadari bahwa bukan kemampuan kita sendiri yang telah menopang kita di sepanjang kehidupan, melainkan pemeliharaan yang setia dari Bapa yang penuh kasih, kita pasti tergerak untuk mengucap syukur dan menaikkan pujian kepada-Nya. —Lisa M. Samra

WAWASAN
Ada baiknya kita membaca 2 Samuel 22 bersamaan dengan Mazmur 18. Mazmur yang panjang ini (hanya ada tiga Mazmur yang lebih panjang, yaitu Mazmur 78, 89, 119) bersanding dengan nyanyian Daud di 2 Samuel. Dalam mazmur tersebut, Daud menyanyikan puji-pujian kepada Allah karena Dia telah melindungi dan membebaskannya dari cengkeraman Saul bertahun-tahun sebelumnya, tetapi dengan sedikit modifikasi. Para ahli berspekulasi bahwa perubahan tersebut dibuat untuk mengadaptasi lagu pribadi agar dinyanyikan bersama oleh umat. Meski demikian, menjelang akhir hidupnya, Daud merenungkan kembali pertolongan Allah dengan sudut pandang yang lebih jelas daripada sebelumnya, dan ia memuji Allah untuk pertolongan yang dialami-Nya pada saat istimewa tersebut. Itulah sebabnya Daud menyebut-Nya sebagai bukit batu, kubu pertahanan, dan penyelamatnya. Ia juga menyebut Dia sebagai tanduk keselamatan (simbol kekuatan dan otoritas) dan perisainya (Mazmur 18:3). Secara keseluruhan, tidak mengherankan mengapa Daud memandang Allah Mahakuasa sebagai tempat perlindungannya. —Bill Crowder

Telah Kusaksikan Kesetiaan Allah

Bagaimana kamu telah menyaksikan kesetiaan Allah? Bagaimana kamu akan mengungkapkan rasa syukur kamu kepada-Nya?

Bapa Surgawi, aku bersyukur bahwa di setiap musim kehidupan ini, dalam suka maupun duka, kesetiaan-Mu sungguh nyata kusaksikan.

Bacaan Alkitab Setahun: Imamat 11-12; Matius 26:1-25

Bagikan Konten Ini
18 replies

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *