Perkataan yang Menyejukkan

Sabtu, 27 Januari 2024

Baca: Amsal 25:23-27

25:23 Angin utara membawa hujan, bicara secara rahasia muka marah.

25:24 Lebih baik tinggal pada sudut sotoh rumah dari pada diam serumah dengan perempuan yang suka bertengkar.

25:25 Seperti air sejuk bagi jiwa yang dahaga, demikianlah kabar baik dari negeri yang jauh.

25:26 Seperti mata air yang keruh dan sumber yang kotor, demikianlah orang benar yang kuatir di hadapan orang fasik.

25:27 Tidaklah baik makan banyak madu; sebab itu biarlah jarang kata-kata pujianmu.

Seperti air sejuk bagi jiwa yang dahaga, demikianlah kabar baik dari negeri yang jauh. —Amsal 25:25

Saat sedang berada di dapur, putri saya berseru, “Mama, ada lalat di botol madu!” Saya menyahutinya dengan ungkapan terkenal, “Lebih mudah menangkap lalat dengan madu daripada cuka.” Meski itulah pertama kalinya saya (secara tidak sengaja) menangkap seekor lalat dengan madu, saya mengutip pepatah modern tersebut karena hikmat yang terkandung di dalamnya: permintaan yang disampaikan dengan baik akan lebih meyakinkan orang lain dibandingkan dengan sikap yang sengit.

Kitab Amsal memberi kita sekumpulan amsal dan perkataan bijak yang diilhami oleh Roh Allah. Ucapan-ucapan bijak tersebut dapat membimbing kita dan mengajarkan berbagai kebenaran penting tentang cara hidup yang menghormati Allah. Banyak amsal yang berfokus pada hubungan antarpribadi, termasuk pengaruh mendalam dari perkataan kita terhadap orang lain.

Dalam bagian amsal yang dikaitkan dengan Raja Salomo sebagai penulisnya, ia memperingatkan tentang bahaya dari bersaksi dusta terhadap orang lain (Ams. 25:18). Ia menasihati bahwa “pergunjingan” mengakibatkan hubungan yang suram (ay.23 bis). Salomo memperingatkan tentang dampak mengerikan dari sikap yang terus-menerus mengeluh (ay.24). Lalu, sang raja menguatkan para pembaca dengan menyatakan bahwa berkat datang ketika perkataan kita membawa kabar baik (ay.25).

Dalam upaya kita menerapkan kebenaran ini, kita akan ditolong oleh Roh Allah untuk memberikan jawaban yang “berasal dari pada Tuhan” (16:1). Dengan kemampuan yang dianugerahkan-Nya, perkataan kita dapat membawa berkat dan kesejukan. —Lisa M. Samra

WAWASAN
Mazmur dan Amsal, dua dari kitab-kitab Hikmat dalam Alkitab (yang juga mencakup Ayub, Pengkhotbah, dan Kidung Agung), menggambarkan potensi lidah digunakan untuk kebaikan maupun kejahatan. Daud menulis tentang musuh-musuhnya, “Perkataan mereka tidak ada yang jujur, batin mereka penuh kebusukan, . . . lidah mereka merayu-rayu” (Mazmur 5:10) dan “[mereka] menajamkan lidahnya seperti pedang, . . . membidikkan kata yang pahit seperti panah” (64:4). Mengenai orang-orang jahat, pemazmur Asaf menyatakan, “Mulutmu kaubiarkan mengucapkan yang jahat, dan pada lidahmu melekat tipu daya” (50:19). Berbicara tentang penggunaan positif dari perkataan kita, Salomo mengatakan, “Lidah orang benar seperti perak pilihan” (Amsal 10:20), “lidah orang bijak mendatangkan kesembuhan” (12:18), dan “Hidup dan mati dikuasai lidah” (18:21). Sebagai pengikut Kristus, kita memiliki pilihan untuk mengucapkan kata-kata yang menguatkan dan memberkati hidup sesama dengan pertolongan Roh Kudus. —Alyson Kieda

Perkataan yang Menyejukkan

Pernahkah kamu menyaksikan pengaruh yang mendalam dari kata-kata? Bagaimana cara Roh Allah membimbing kamu untuk menggunakan perkataan yang menyejukkan?

Bapa Surgawi, tolonglah aku mencerminkan belas kasih-Mu dalam interaksiku lewat perkataanku yang ramah dan penuh kasih.

Bacaan Alkitab Setahun: Keluaran 16-18; Matius 18:1-20

Bagikan Konten Ini
23 replies
  1. Anonymous
    Anonymous says:

    Berkat datang ketika perkataan kita membawa kabar baik 👍🏻.. Terimakasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami hari lepas hari . Amen

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *