Melihat Dunia yang Berbeda: Cerita Albert, Penyandang Tunanetra Low-Vision

Dear Sobat Muda,

Ibarat bunga yang sedang mekar, mungkin itulah yang cocok menggambarkan masa-masa remaja. Di masa itu, kita pernah punya mimpi dan cita-cita. Namun, sobat kita, Albert, justru merasakan yang sebaliknya.

Menginjak usia 13 tahun, penglihatan Albert menurun. Ini bukan mata minus biasa, semakin lama pandangannya semakin buram. Berbagai pengobatan telah dia lakukan, namun tak ada yang berhasil. Albert pun menjadi penyandang tunanetra low-vision.

Tahun-tahun setelahnya menjadi tidak mudah bagi Albert. Masa remajanya seolah raib. Dia tak lagi bisa belajar di sekolah, dan yang menyakitkan: penolakan dari orang-orang sekitar.

“Tuhan nggak adil” adalah kalimat yang dilontarkan Albert pada masa-masa itu. Namun, dalam masa-masa sulitnya itulah Dia berjumpa Tuhan, yang menuntunnya untuk melihat dunia dengan cara berbeda, yaitu dengan mata hati dan mata kaki.

Yuk, tonton kesaksian Albert dalam Cerita Sobat Muda di WarungSaTeKaMu.

Melihat Dunia yang Berbeda: Cerita Albert, Penyandang Tunanetra Low-Vision

Bagikan Konten Ini
0 replies

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *