Siapakah Aku Ini?

Senin, 16 Oktober 2023

Baca: Keluaran 4:1-5

4:1 Lalu sahut Musa: “Bagaimana jika mereka tidak percaya kepadaku dan tidak mendengarkan perkataanku, melainkan berkata: TUHAN tidak menampakkan diri kepadamu?”

4:2 TUHAN berfirman kepadanya: “Apakah yang di tanganmu itu?” Jawab Musa: “Tongkat.”

4:3 Firman TUHAN: “Lemparkanlah itu ke tanah.” Dan ketika dilemparkannya ke tanah, maka tongkat itu menjadi ular, sehingga Musa lari meninggalkannya.

4:4 Tetapi firman TUHAN kepada Musa: “Ulurkanlah tanganmu dan peganglah ekornya” –Musa mengulurkan tangannya, ditangkapnya ular itu, lalu menjadi tongkat di tangannya

4:5 –“supaya mereka percaya, bahwa TUHAN, Allah nenek moyang mereka, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub telah menampakkan diri kepadamu.”

Dia berfirman, “Sesungguhnya, Aku akan menyertaimu” —Keluaran 3:12 ayt

Kizombo duduk memandangi api unggun, sambil merenungkan pertanyaan-pertanyaan besar dalam hidupnya. Apa yang sudah kucapai? pikirnya. Dengan cepat pertanyaan itu terjawab: Sebenarnya tidak banyak. Kizombo kembali ke tanah kelahirannya untuk melayani di suatu sekolah yang didirikan ayahnya jauh di dalam kawasan hutan tropis. Ia juga mencoba untuk menuliskan kisah hidup ayahnya sebagai penyintas dua perang saudara. Siapa aku ini, merasa bisa melakukan semua ini?

Kekhawatiran Kizombo mirip seperti yang dialami Musa. Allah baru saja memberikan sebuah misi kepada Musa: “Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir” (Kel. 3:10). Namun, Musa berkata kepada Allah, “Siapakah aku ini?” (ay.11).

Setelah mendengar alasan-alasan remeh yang dilontarkan Musa, Allah bertanya kepadanya: “Apakah yang di tanganmu itu?” Itu adalah tongkat (4:2). Dengan mengikuti petunjuk Allah, Musa melemparkan tongkat itu ke tanah. Tongkat itu pun berubah menjadi ular. Melawan instingnya, Musa memungut ular itu. Ular pun kembali menjadi tongkat (ay.4). Dengan kuasa Allah, Musa dapat menghadapi Firaun. Ia benar-benar memegang salah satu “dewa” Mesir—seekor ular—di tangannya. Dewa-dewa Mesir bukanlah ancaman bagi satu-satunya Allah yang sejati.

Kizombo terpikir tentang Musa, dan ia merasakan jawaban Allah: Kau memiliki Aku dan firman-Ku. Ia juga memikirkan teman-teman yang mendorongnya untuk menuliskan kisah ayahnya agar orang lain dapat mengetahui tentang kuasa Allah dalam hidupnya. Ia tidak sendiri.

Dengan kekuatan kita sendiri, upaya terbaik kita sekalipun tidak akan cukup. Akan tetapi, kita melayani Allah yang berkata, “Sesungguhnya, Aku akan menyertaimu” (3:12). —TIM GUSTAFSON

WAWASAN
Keluaran 3:1–4:17 menceritakan bagaimana Allah memanggil Musa untuk membebaskan umat-Nya dari perbudakan di Mesir. Musa memprotes dengan memberikan berbagai alasan mengapa ia tidak cocok untuk tugas itu. Ia meragukan identitas dan kemampuannya sendiri (3:11) serta otoritas yang tidak dipunyainya (ay. 13). Dalam pasal 4, Musa memberikan alasannya yang ketiga: kurangnya legitimasi dan kredibilitas (ay. 1). Karena ia telah ditolak oleh orang Israel empat puluh tahun sebelumnya (2:11-14), Musa berargumen bahwa mereka tidak akan percaya bahwa ia sekarang telah diberi tugas dari Allah (4:1). Untuk mengesahkan penugasannya, Musa diberi tiga tanda: tongkat yang menjadi ular (ay. 2-5), tangan yang kena kusta (ay. 6-7), dan air yang berubah menjadi darah (ay. 9). Tanda-tanda itu menjadi gambaran awal dari sebagian tulah di kemudian hari, yaitu darah (7:19), binatang dan serangga (8:2-4,16,21; 9:3), dan penyakit (9:9), yang Allah datangkan atas bangsa Mesir agar mereka tahu bahwa Dialah Allah yang sejati (7:5). —K.T. Sim

Siapakah Aku Ini?

Apa yang kamu miliki dan dapat Allah pakai? Bagaimana hal tersebut dapat menguatkan kamu untuk memikirkan apa yang sanggup Allah lakukan melalui diri kamu?

Ya Bapa, bersama-Mu aku tidak kekurangan apa-apa, bagaimanapun situasinya.

Bacaan Alkitab Setahun: Yesaya 47-49; 1 Tesalonika 4

Bagikan Konten Ini
39 replies
  1. rico art
    rico art says:

    Bapa kami yang ada di sorga
    Dikuduskanlah namaMu
    Datanglah kerajaanMu
    Jadilah kehendakMu
    Di bumi seperti di sorga
    Berikanlah kami pada hari ini
    Makanan kami yang secukupnya
    Ampunilah kami akan kesalahan kami,
    Seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami
    Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan
    Tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat
    Karena Engkaulah yang empunya kerajaan dan kuasa dan kemuliaan
    Sampai selama-lamanya.
    Amen

  2. Erna Simanungkalit
    Erna Simanungkalit says:

    Thank you untuk Tema dan renungan hari ini..Ini sangat menguatkan saya \”Siapakah Aku ini?\” Tuhan menjawab semua alasan\” remeh yang kita lontarkan …Dan Tuhan menyertai kita dalam setiap langkah Hidup kita…Jesus Bless u

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *