Kemurahan Hati yang Melimpah Ruah

Kamis, 24 Agustus 2023

Baca: 2 Timotius 1:6-14

1:6 Karena itulah kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu oleh penumpangan tanganku atasmu.

1:7 Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban.

1:8 Jadi janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita dan janganlah malu karena aku, seorang hukuman karena Dia, melainkan ikutlah menderita bagi Injil-Nya oleh kekuatan Allah.

1:9 Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karunia-Nya sendiri, yang telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan zaman

1:10 dan yang sekarang dinyatakan oleh kedatangan Juruselamat kita Yesus Kristus, yang oleh Injil telah mematahkan kuasa maut dan mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa.

1:11 Untuk Injil inilah aku telah ditetapkan sebagai pemberita, sebagai rasul dan sebagai guru.

1:12 Itulah sebabnya aku menderita semuanya ini, tetapi aku tidak malu; karena aku tahu kepada siapa aku percaya dan aku yakin bahwa Dia berkuasa memeliharakan apa yang telah dipercayakan-Nya kepadaku hingga pada hari Tuhan.

1:13 Peganglah segala sesuatu yang telah engkau dengar dari padaku sebagai contoh ajaran yang sehat dan lakukanlah itu dalam iman dan kasih dalam Kristus Yesus.

1:14 Peliharalah harta yang indah, yang telah dipercayakan-Nya kepada kita, oleh Roh Kudus yang diam di dalam kita.

Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban. —2 Timotius 1:7

Tak ada orang yang di ujung hidupnya pernah dengan bangga berkata demikian: “Aku senang sudah menjalani kehidupan yang mementingkan, melayani, dan melindungi diriku sendiri,” kata penulis Parker Palmer dalam pidatonya di suatu acara wisuda. Ia bermaksud mengajak para wisudawan dan wisudawati untuk “mempersembahkan diri [mereka] bagi dunia . . . dengan kemurahan hati yang melimpah ruah.”

Namun, Parker melanjutkan, menjalani kehidupan seperti itu juga berarti belajar tentang “betapa sedikit yang kita ketahui dan betapa mudahnya kita gagal.” Dalam mempersembahkan diri bagi dunia, kita perlu mengembangkan “pikiran seorang pemula” dan “melangkah langsung ke tempat yang tidak kamu ketahui, dan mengambil risiko untuk gagal dan gagal lagi, berkali-kali—lalu bangkit untuk belajar lagi dan lagi.”

Hanya ketika hidup kita dibangun di atas dasar anugerah maka kita dapat menemukan keberanian untuk memilih menjalani kehidupan dengan “kemurahan hati yang melimpah ruah”. Seperti perkataan Paulus kepada anak rohaninya, Timotius, kita dapat dengan yakin “mengobarkan” (2Tim. 1:6) dan menghidupi karunia Allah, ketika kita mengingat bahwa kasih karunia-Nya sajalah yang telah menyelamatkan dan memanggil kita kepada hidup yang bertujuan (ay.9). Kuasa-Nya memberi kita keberanian untuk menolak godaan hidup dalam ketakutan, dan sebagai gantinya kita menjadi “kuat, penuh dengan kasih dan dapat menahan diri” oleh karena Roh (ay.7 bis). Anugerah-Nya itulah yang mengangkat kita di saat kita jatuh, sehingga kita dapat melanjutkan perjalanan kita seumur hidup dengan dasar kasih-Nya (ay.13-14). —MONICA LA ROSE

WAWASAN
Dorongan Paulus untuk menjalani kehidupan yang dikuasai Roh “yang membuat kita menjadi kuat, penuh dengan kasih dan dapat menahan diri” (2 Timotius 1:7 BIS) menggemakan perkataan dari suratnya kepada jemaat di Roma. Di sana, ia menulis bahwa orang percaya tidak perlu “menjadi takut lagi” karena mereka “adalah ahli waris [Allah]” (Roma 8:15,17). Di Roma 1:16, Paulus bersaksi bahwa ia “mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan”. Dalam 2 Timotius, Paulus mendorong Timotius untuk mengikuti dirinya dan tidak “malu bersaksi tentang Tuhan kita” (1:8). Sebaliknya, Timotius dapat menjalani hidup “oleh kekuatan Allah” (ay.8-9), kekuatan yang “telah mematahkan kuasa maut” (ay.10). —Monica La Rose

Kemurahan Hati yang Melimpah Ruah

Apakah kamu pernah tergoda untuk hidup dalam ketakutan? Bagaimana kasih karunia dan kuasa Allah dapat menolong kamu untuk hidup dengan lebih berani bagi-Nya?

Ya Allah, terima kasih, karena kami tidak harus hidup dalam ketakutan, bahkan membentengi diri dari kegagalan maupun rasa sakit. Tolonglah kami mengandalkan keberanian yang Engkau sediakan.

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 116-118; 1 Korintus 7:1-19

Bagikan Konten Ini
44 replies
  1. rico art
    rico art says:

    Bapa kami yang ada di sorga
    Dikuduskanlah namaMu
    Datanglah kerajaanMu
    Jadilah kehendakMu
    Di bumi seperti di sorga
    Berikanlah kami pada hari ini
    Makanan kami yang secukupnya
    Ampunilah kami akan kesalahan kami,
    Seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami
    Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan
    Tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat
    Karena Engkaulah yang empunya kerajaan dan kuasa dan kemuliaan
    Sampai selama-lamanya.
    Amen

  2. Cliff Richard
    Cliff Richard says:

    belajar melepaskan, kerna memilikinya bukan hal yg mudah, jadi orang yg lebih baik lagi#RPK

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *