Bertanggung Jawab atas Dosa

Kamis, 13 Juli 2023

Baca: Zefanya 3:1-8

3:1 Celakalah si pemberontak dan si cemar, hai kota yang penuh penindasan!

3:2 Ia tidak mau mendengarkan teguran siapapun dan tidak mempedulikan kecaman; kepada TUHAN ia tidak percaya dan kepada Allahnya ia tidak menghadap.

3:3 Para pemukanya di tengah-tengahnya adalah singa yang mengaum; para hakimnya adalah serigala pada waktu malam yang tidak meninggalkan apapun sampai pagi hari.

3:4 Para nabinya adalah orang-orang ceroboh dan pengkhianat; para imamnya menajiskan apa yang kudus, memperkosa hukum Taurat.

3:5 Tetapi TUHAN adil di tengah-tengahnya, tidak berbuat kelaliman. Pagi demi pagi Ia memberi hukum-Nya; itu tidak pernah ketinggalan pada waktu fajar. Tetapi orang lalim tidak kenal malu!

3:6 “Aku telah melenyapkan bangsa-bangsa; menara-menara penjuru mereka telah musnah. Aku telah merusakkan jalan-jalannya, sehingga tidak ada orang yang lewat. Kota-kota mereka telah ditanduskan, sehingga tidak ada orang dan tidak ada penduduk.

3:7 Aku sangka: Tentulah ia sekarang akan takut kepada-Ku, akan mempedulikan kecaman dan segala yang Kutugaskan kepadanya tidak akan lenyap dari penglihatannya. Tetapi sesungguhnya mereka makin giat menjadikan busuk perbuatan mereka.

3:8 Oleh karena itu tunggulah Aku–demikianlah firman TUHAN–pada hari Aku bangkit sebagai saksi. Sebab keputusan-Ku ialah mengumpulkan bangsa-bangsa dan menghimpunkan kerajaan-kerajaan untuk menumpahkan ke atas mereka geram-Ku, yakni segenap murka-Ku yang bernyala-nyala, sebab seluruh bumi akan dimakan habis oleh api cemburu-Ku.”

Mereka lebih giat lagi berbuat jahat daripada sebelumnya. —Zefanya 3:7 bis

Kedua mata teman saya menunjukkan apa yang saya sendiri rasakan—ketakutan! Sebagai remaja, kami sudah berperilaku buruk dan sekarang kami menciut gemetaran di hadapan ketua kamp remaja yang kami ikuti. Pria tersebut, yang mengenal baik masing-masing ayah kami, berkata dengan penuh kasih tetapi tegas tentang betapa kecewanya ayah kami nanti. Ingin rasanya kami merangkak ke bawah meja, karena merasakan besarnya tanggung jawab atas pelanggaran kami.

Allah memberikan sebuah pesan yang keras kepada bangsa Yehuda melalui Nabi Zefanya tentang tanggung jawab pribadi atas dosa yang telah mereka perbuat (Zef. 1:1,6-7). Setelah menjabarkan penghukuman yang akan dijatuhkan-Nya atas musuh-musuh Yehuda (Zef. 2), Allah mengalihkan pandangan kepada umat-Nya yang telah bersalah dan memberontak (Zef. 3). “Terkutuklah Yerusalem, kota bejat yang suka memberontak terhadap Tuhan!” seru Allah (Zef. 3:1 bis). “Nyatanya, mereka lebih giat lagi berbuat jahat daripada sebelumnya” (Zef. 3:7 bis).

Allah telah menyaksikan perilaku umat-Nya yang berhati dingin—ketidakpedulian terhadap hal-hal rohani, maraknya ketidakadilan sosial, dan ketamakan mereka yang keji—dan Dia memutuskan untuk mendisiplinkan mereka dengan penuh kasih. Tak peduli di antara mereka ada para “pemuka”, “hakim”, “nabi” (Zef. 3:3-4)—setiap orang telah bersalah di hadapan-Nya.

Rasul Paulus menulis hal berikut ini kepada orang percaya yang masih mengeraskan hati dan hidup dalam dosa, “Engkau menimbun murka atas dirimu sendiri . . . [Allah] akan membalas setiap orang menurut perbuatannya” (Rm. 2:5-6). Maka, dalam kuasa Tuhan Yesus, marilah kita hidup dengan memuliakan Bapa kita yang kudus dan penuh kasih, bukan dengan cara hidup yang akan mendatangkan penyesalan. —Tom Felten

WAWASAN
Meski profil Nabi Zefanya (1:1) agak kurang jelas, pesan yang harus disampaikannya sangatlah jelas, yaitu penghakiman atas umat Allah (1:4–2:3; 3:1-7) dan atas bangsa-bangsa di sekitarnya (2:4-15). Ungkapan hari TUHAN lebih banyak ditemukan dalam kitab ini dibandingkan dalam kitab-kitab lain di Perjanjian Lama. Hal itu mengacu pada penghakiman yang sedang berlangsung masa itu ketika Allah memanggil umat dan bangsa-bangsa untuk mempertanggungjawabkan sikap dan tindakan mereka yang melawan Allah, serta juga mengenai penghakiman yang akan datang ketika Kristus kembali. Zefanya 1:15-16 meringkas masa penghakiman ini dengan kata-kata berikut: kegemasan, kesusahan, kesulitan, kemusnahan, pemusnahan, kegelapan, kesuraman, hari berawan, kelam, hari peniupan sangkakala, dan pekik tempur. —Arthur Jackson

Bertanggung Jawab atas Dosa

Mengapa kamu perlu bertanggung jawab secara pribadi atas dosa-dosa kamu? Bagaimana pilihan kamu yang keliru bisa mempermalukan Allah?

Bapa Surgawi, tolonglah aku untuk mengejar pilihan-pilihan yang baik dan benar demi nama-Mu.

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 7-9; Kisah Para Rasul 18

Bagikan Konten Ini
41 replies
  1. rico art
    rico art says:

    Bapa kami yang ada di sorga
    Dikuduskanlah namaMu
    Datanglah kerajaanMu
    Jadilah kehendakMu
    Di bumi seperti di sorga
    Berikanlah kami pada hari ini
    Makanan kami yang secukupnya
    Ampunilah kami akan kesalahan kami,
    Seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami
    Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan
    Tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat
    Karena Engkaulah yang empunya kerajaan dan kuasa dan kemuliaan
    Sampai selama-lamanya.
    Amin

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *