Saat Anda Kesepian

Rabu, 28 Juni 2023

Baca: Mazmur 23

23:1 Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.

23:2 Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang;

23:3 Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.

23:4 Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.

23:5 Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah.

23:6 Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.

Engkau besertaku. —Mazmur 23:4

Pada pukul 7 malam, Hui-Liang berada di dapur, menyantap nasi dan sisa bakso ikan. Keluarga Chua, tetangganya di apartemen sebelah, juga sedang makan malam, dan suara tawa serta percakapan mereka memecah kesunyian apartemen Hui-Liang, tempat ia tinggal seorang diri sejak istrinya meninggal dunia. Hui-Liang telah belajar hidup berdamai dengan perasaan sepi. Setelah beberapa tahun, kepedihan yang dirasakannya sudah terasa biasa saja. Namun, malam itu, melihat sebuah mangkuk dan sepasang sumpit di atas mejanya membuat hatinya kembali pedih.

Sebelum tidur malam itu, Hui-Liang membaca Mazmur 23, mazmur favoritnya. Kata-kata yang paling berarti baginya adalah bagian yang terdiri atas dua kata: “Engkau besertaku” (ay.4). Lebih dari sekadar menjaga domba, kehadiran sang gembala yang setia dan perhatiannya yang penuh kasih terhadap setiap detail kehidupan domba-dombanya (ay.2-5) telah memberi Hui-Liang kedamaian.

Mengetahui bahwa ada yang hadir bagi kita, mendampingi kita, dapat mendatangkan penghiburan yang besar di saat kita merasa begitu kesepian. Allah berjanji kepada anak-anak-Nya bahwa kasih-Nya senantiasa bersama kita (Mzm. 103:17), dan Dia tidak akan pernah meninggalkan kita (Ibr. 13:5). Saat kita merasa kesepian dan tidak diperhatikan—baik di dapur yang sepi, di dalam bus sepulang kerja, atau bahkan di pasar swalayan yang ramai—kita dapat yakin bahwa Sang Gembala selalu memperhatikan kita. Kita dapat berkata, “Engkau besertaku.” —Karen Huang

WAWASAN
Metafora penting di dalam mazmur yang sangat digemari ini adalah “gada” dan “tongkat” Allah (23:4). Dalam bahasa Ibrani, kata untuk “tongkat” adalah shevet, dan di sini mengacu kepada tongkat gembala. Namun, itu juga dapat berarti tongkat kekuasaan seorang pemimpin atau senjata militer. Dengan demikian, shevet mengandung makna disiplin, teguran, dan pimpinan Allah. Kita mungkin menganggap gambaran seperti itu bersifat negatif, sehingga harus dihindari, tetapi Daud memandangnya sebagai sumber penghiburan. “Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya,” kata penulis Kitab Ibrani (12:6). Hajaran Allah merupakan tanda bahwa kita adalah anak-anak-Nya. Daud sering dikejar oleh musuh-musuhnya, tetapi dalam mazmur ini ia menyatakan bagaimana ia dapat makan dalam keadaan selamat “di hadapan lawanku” (Mazmur 23:5). Alih-alih dikejar musuh, “kebajikan dan kemurahan” Allah saja yang mengikutinya (ay.6). —Tim Gustafson

Saat Anda Kesepian

Kapan kamu biasanya merasa kesepian? Bagaimana Mazmur 23 menguatkan kamu?

Allah Mahakasih, terima kasih, karena Engkau selalu besertaku.

Bacaan Alkitab Setahun: Ayub 11-13; Kisah Para Rasul 9:1-21

Bagikan Konten Ini
40 replies
  1. rico art
    rico art says:

    Bapa kami yang ada di sorga
    Dikuduskanlah namaMu
    Datanglah kerajaanMu
    Jadilah kehendakMu
    Di bumi seperti di sorga
    Berikanlah kami pada hari ini
    Makanan kami yang secukupnya
    Ampunilah kami akan kesalahan kami,
    Seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami
    Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan
    Tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat
    Karena Engkaulah yang empunya kerajaan dan kuasa dan kemuliaan
    Sampai selama-lamanya.
    Amen

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *