Menaklukkan Gunung

Minggu, 13 Oktober 2024

Baca: 1 Samuel 20:35-42

20:35 Pada waktu pagi keluarlah Yonatan ke padang bersama-sama seorang budak kecil sesuai dengan janjinya kepada Daud.

20:36 Berkatalah ia kepada budaknya: "Larilah, carilah anak-anak panah yang kupanahkan." Baru saja budak itu berlari, maka Yonatan melepaskan sebatang anak panah lewat kepala budak itu.

20:37 Ketika budak itu sampai ke tempat letaknya anak panah yang dilepaskan Yonatan itu, maka berserulah Yonatan dari belakang budak itu, katanya: "Bukankah anak panah itu lebih ke sana?"

20:38 Kemudian berserulah Yonatan dari belakang budak itu: "Ayo, cepat, jangan berdiri saja!" Lalu budak Yonatan memungut anak panah itu dan kembali kepada tuannya.

20:39 Tetapi budak itu tidak tahu apa-apa, hanya Yonatan dan Daudlah yang mengetahui hal itu.

20:40 Sesudah itu Yonatan memberikan senjatanya kepada budak yang menyertai dia, dan berkata kepadanya: "Pergilah, bawalah ke kota."

20:41 Maka pulanglah budak itu, lalu tampillah Daud dari sebelah bukit batu; ia sujud dengan mukanya ke tanah dan menyembah tiga kali. Mereka bercium-ciuman dan bertangis-tangisan. Akhirnya Daud dapat menahan diri.

20:42 Kemudian berkatalah Yonatan kepada Daud: "Pergilah dengan selamat; bukankah kita berdua telah bersumpah demi nama TUHAN, demikian: TUHAN akan ada di antara aku dan engkau serta di antara keturunanku dan keturunanmu sampai selamanya." (20-43) Setelah itu bangunlah Daud dan pergi; dan Yonatanpun pulang ke kota.

Pergilah dengan selamat; bukankah kita berdua telah bersumpah demi nama Tuhan. —1 Samuel 20:42

Mungkin kamu pernah melihat atau mendengar beberapa variasi dari ungkapan ini: “Jika kamu ingin bergerak cepat, lakukanlah sendiri. Namun, jika kamu ingin melangkah jauh, lakukanlah bersama-sama.” Sebuah pemikiran yang indah, bukan? Namun, adakah sebuah penelitian yang dapat meyakinkan kita bahwa ungkapan ini bukan hanya indah, tetapi juga benar?

Ada! Sebuah penelitian yang dilakukan para peneliti Inggris dan Amerika menunjukkan bahwa orang-orang memperkirakan ukuran sebuah gunung jadi terlihat jauh lebih kecil jika mereka berdiri bersama orang lain, daripada saat mereka berdiri seorang diri. Dengan kata lain, “dukungan sosial” itu penting—sampai-sampai ukuran gunung pun jadi menyusut dalam pikiran kita.

Daud mengalami bagaimana dukungan seperti itu indah sekaligus benar dalam persahabatannya dengan Yonatan. Kemarahan Raja Saul yang cemburu bagaikan sebuah gunung yang tak teratasi dalam kisah Daud, dan itu membuat ia takut kehilangan nyawanya (lihat 1Sam. 19:9-18). Tanpa dukungan—dalam hal ini dari sahabat terdekatnya—jalan hidup Daud bisa jauh berbeda. Namun, Yonatan, yang “sangat prihatin memikirkan Daud yang telah dihina oleh Saul ayahnya” (20:34 bimk) mendukung sahabatnya itu. Yonatan bertanya, “Mengapa ia harus mati?” (ay.32 bimk). Persahabatan mereka yang diberkati oleh Allah telah menguatkan Daud, sehingga ia pun berhasil menjadi raja Israel.

Persahabatan kita sungguh bernilai penting. Ketika Allah menjadi pusat dari persahabatan kita, kita dapat mendorong satu sama lain untuk melakukan hal-hal yang lebih besar daripada yang dapat kita bayangkan. —John Blase

WAWASAN
Hubungan antara Daud dan Yonatan adalah persahabatan yang bertahan dalam ujian waktu dan keadaan. Yonatan mempertaruhkan nyawanya dengan melawan ayahnya sendiri, Raja Saul, demi melindungi Daud (1 Samuel 20). Sebagai pewaris takhta Saul, Yonatan tidak melihat Daud, saudara iparnya, sebagai saingan politik. Ia justru memilih untuk menjalin persahabatan yang erat dengannya (ay. 12-17). Yonatan menyemangati Daud dengan menjamin keselamatannya dan membuat perjanjian untuk meneguhkan Daud sebagai raja (23:17-18). Daud berjanji kepada Yonatan bahwa bahkan setelah kematiannya, ia akan memperlakukan keluarga sahabatnya itu dengan kasih dan kebaikan yang takkan usai (20:14-17,42). Setelah Yonatan tewas dalam pertempuran (31:1-2), Daud memerintahkan orang-orang Yehuda untuk mengenang Yonatan sebagai pahlawan mereka dalam sebuah nyanyian ratapan (2 Samuel 1:17-27). Daud juga menghormati persahabatan mereka dan merawat putra Yonatan yang cacat, Mefiboset (2 Samuel 9). —K.T. Sim

Menaklukkan Gunung

Dari mana kamu mendapatkan dukungan sosial kamu? Siapa yang dapat kamu dukung dengan menjadi sahabatnya?

Bapa, terima kasih untuk orang-orang yang telah Engkau tempatkan dalam hidupku, yang membuatku memandang tantangan hidup yang menggunung dengan perspektif yang tepat.

Bacaan Alkitab Setahun: Yesaya 41-42; 1 Tesalonika 1

Bagikan Konten Ini
20 replies
  1. Rico Art
    Rico Art says:

    Bapa kami yang ada di sorga Dikuduskanlah namaMu Datanglah kerajaanMu Jadilah kehendakMu Di bumi seperti di sorga Berikanlah kami pada hari ini Makanan kami yang secukupnya Ampunilah kami akan kesalahan kami, Seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan Tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat Karena Engkaulah yang empunya kerajaan dan kuasa dan kemuliaan Sampai selama-lamanya. Amen

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *