Keadilan dan Kasih Karunia Allah

Jumat, 20 September 2024

Baca: Nahum 1:1-8,15

1:1 Ucapan ilahi tentang Niniwe. Kitab penglihatan Nahum, orang Elkosh.

1:2 TUHAN itu Allah yang cemburu dan pembalas, TUHAN itu pembalas dan penuh kehangatan amarah. TUHAN itu pembalas kepada para lawan-Nya dan pendendam kepada para musuh-Nya.

1:3 TUHAN itu panjang sabar dan besar kuasa, tetapi Ia tidak sekali-kali membebaskan dari hukuman orang yang bersalah. Ia berjalan dalam puting beliung dan badai, dan awan adalah debu kaki-Nya.

1:4 Ia menghardik laut dan mengeringkannya, dan segala sungai dijadikan-Nya kering. Basan dan Karmel menjadi merana dan kembang Libanon menjadi layu.

1:5 Gunung-gunung gemetar terhadap Dia, dan bukit-bukit mencair. Bumi menjadi sunyi sepi di hadapan-Nya, dunia serta seluruh penduduknya.

1:6 Siapakah yang tahan berdiri menghadapi geram-Nya? Dan siapakah yang tahan tegak terhadap murka-Nya yang bernyala-nyala? Kehangatan amarah-Nya tercurah seperti api, dan gunung-gunung batu menjadi roboh di hadapan-Nya.

1:7 TUHAN itu baik; Ia adalah tempat pengungsian pada waktu kesusahan; Ia mengenal orang-orang yang berlindung kepada-Nya

1:8 dan menyeberangkan mereka pada waktu banjir. Ia menghabisi sama sekali orang-orang yang bangkit melawan Dia, dan musuh-Nya dihalau-Nya ke dalam gelap.

1:15 Lihatlah! Di atas gunung-gunung berjalan orang yang membawa berita, yang mengabarkan berita damai sejahtera. Rayakanlah hari rayamu, hai Yehuda, bayarlah nazarmu! Sebab tidak akan datang lagi orang dursila menyerang engkau; ia telah dilenyapkan sama sekali!

Tuhan itu panjang sabar dan besar kuasa, tetapi Ia tidak sekali-kali membebaskan dari hukuman orang yang bersalah. —Nahum 1:3

John Martin (1789–1854), pelukis era Romantik asal Inggris, terkenal dengan lukisan pemandangan apokaliptik yang menggambarkan kehancuran peradaban manusia. Dalam adegan-adegan fantastis tersebut, manusia terlihat tidak sanggup menanggulangi hebatnya bencana yang terjadi dan begitu tak berdaya menghadapi kehancuran mereka. Salah satu lukisannya, The Fall of Nineveh (Kejatuhan Niniwe), menggambarkan orang-orang yang berusaha melarikan diri dari kehancuran berupa ombak yang menggunung di bawah awan gelap yang menggulung.

Lebih dari 2.000 tahun sebelum lukisan Martin dibuat, Nabi Nahum pernah bernubuat tentang penghakiman Allah atas Niniwe. Sang nabi menggunakan gambaran gunung-gunung yang gemetar, bukit-bukit yang mencair, dan gempa bumi (Nah. 1:5) untuk melambangkan murka Allah atas mereka yang menindas sesamanya demi keuntungan diri sendiri. Namun, tanggapan Allah terhadap dosa bukanlah tanpa kasih karunia. Saat Nahum mengingatkan pendengarnya tentang kuasa Allah, ia juga menyebutkan bahwa Dia “panjang sabar” (ay.3) dan “mengenal orang-orang yang berlindung kepada-Nya” (ay.7).

Deskripsi tentang penghakiman itu memang tidak menyenangkan untuk dibaca, tetapi alangkah mengerikannya apabila kejahatan tidak dihukum. Kita bersyukur sang nabi tidak berhenti di situ. Ia mengingatkan kita bahwa Allah merindukan suatu dunia yang baik dan adil: “Lihatlah! Di atas gunung-gunung berjalan orang yang membawa berita, yang mengabarkan berita damai sejahtera” (ay.15). Kabar baik itu adalah Yesus, yang menanggung akibat dosa-dosa kita supaya kita dapat berdamai dengan Allah (Rm. 5:1,6). —Matt Lucas

WAWASAN
Terlepas dari sifat pesan Nahum yang suram dan apokaliptik, Allah telah menawarkan anugerah yang luar biasa besarnya kepada Niniwe yang jahat. Sekitar satu abad sebelumnya, Dia telah mengutus Nabi Yunus yang enggan untuk memperingatkan Niniwe bahwa mereka akan “ditunggangbalikkan” (Yunus 3:4). Kota itu bertobat, dan Allah mengurungkan niat untuk menghancurkannya (ay.5-10). Namun, sejarah menunjukkan bagaimana mereka kembali ke cara hidup mereka yang lama, sehingga kekejaman mereka yang mengerikan membuat mereka dimusuhi banyak pihak. Kali ini penghakiman mereka akan menjadi final. Pada tahun 612 SM, kota ini diserbu oleh bangsa Media dan Babel. Saat ini, Niniwe hanya tinggal reruntuhan yang terletak di dekat kota Mosul, Irak. —Tim Gustafson

Keadilan dan Kasih Karunia Allah

Bagaimana kamu ingin Allah membela mereka yang tertindas? Bagaimana pemahaman kamu tentang murka Allah terhadap ketidakadilan mendorong kamu membela mereka yang tertindas?

Ya Bapa, aku berdoa bagi orang-orang di seluruh dunia yang menderita karena ketidakadilan.

Bacaan Alkitab Setahun: Pengkhotbah 4-6; 2 Korintus 12

Bagikan Konten Ini
30 replies
  1. Rico Art
    Rico Art says:

    Bapa kami yang ada di sorga Dikuduskanlah namaMu Datanglah kerajaanMu Jadilah kehendakMu Di bumi seperti di sorga Berikanlah kami pada hari ini Makanan kami yang secukupnya Ampunilah kami akan kesalahan kami, Seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan Tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat Karena Engkaulah yang empunya kerajaan dan kuasa dan kemuliaan Sampai selama-lamanya. Amen

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *