Kasih Allah yang Sabar

Rabu, 18 September 2024

Baca: Yesaya 42:1-7

42:1 Lihat, itu hamba-Ku yang Kupegang, orang pilihan-Ku, yang kepadanya Aku berkenan. Aku telah menaruh Roh-Ku ke atasnya, supaya ia menyatakan hukum kepada bangsa-bangsa.

42:2 Ia tidak akan berteriak atau menyaringkan suara atau memperdengarkan suaranya di jalan.

42:3 Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya, tetapi dengan setia ia akan menyatakan hukum.

42:4 Ia sendiri tidak akan menjadi pudar dan tidak akan patah terkulai, sampai ia menegakkan hukum di bumi; segala pulau mengharapkan pengajarannya.

42:5 Beginilah firman Allah, TUHAN, yang menciptakan langit dan membentangkannya, yang menghamparkan bumi dengan segala yang tumbuh di atasnya, yang memberikan nafas kepada umat manusia yang mendudukinya dan nyawa kepada mereka yang hidup di atasnya:

42:6 "Aku ini, TUHAN, telah memanggil engkau untuk maksud penyelamatan, telah memegang tanganmu; Aku telah membentuk engkau dan memberi engkau menjadi perjanjian bagi umat manusia, menjadi terang untuk bangsa-bangsa,

42:7 untuk membuka mata yang buta, untuk mengeluarkan orang hukuman dari tempat tahanan dan mengeluarkan orang-orang yang duduk dalam gelap dari rumah penjara.

Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya. —Yesaya 42:3

Saat saya mengelus-elus perut Mystique, kucing hutan Nowergian kami yang cantik dan berbulu lebat, dan bermain dengannya, atau ketika ia tertidur di pangkuan saya pada malam hari, terkadang sulit dipercaya bahwa itu kucing yang kami temukan bertahun-tahun lalu. Dulu Mystique adalah kucing jalanan yang kurus dan takut pada semua orang. Namun, keadaan perlahan berubah saat saya mulai memberinya makan setiap hari. Suatu hari Mystique akhirnya membiarkan saya mengelusnya, dan sejak saat itu ia menjadi bagian dari rumah kami.

Perubahan Mystique menjadi pengingat bahwa kesabaran dan kasih dapat mendatangkan kesembuhan. Ini mengingatkan saya pada hati Allah yang digambarkan dalam Yesaya 42. Di sana kita membaca tentang kedatangan seorang hamba yang akan dipenuhi dengan Roh-Nya (ay.1), yang akan bekerja tanpa lelah dan “dengan setia . . . menegakkan hukum [Allah] di bumi” (ay.3-4).

Namun, hamba itu—Yesus (Mat. 12:18-20)—tidak akan menegakkan keadilan Allah dengan jalan kekerasan atau ambisi kekuasaan. Sebaliknya, Dia “tidak akan berteriak atau menyaringkan suara” (Yes. 42:2), melainkan dengan penuh kelembutan dan kesabaran merawat orang-orang yang terpinggirkan—yaitu mereka yang “patah” dan terluka (ay.3).

Allah tidak pernah menyerah terhadap anak-anak-Nya. Berapa pun waktu yang dibutuhkan-Nya, Dia mau merawat hati kita yang terluka, sampai akhirnya kita mulai sembuh. Melalui kasih-Nya yang lemah lembut dan sabar, kita perlahan-lahan belajar untuk kembali mengasihi dan percaya. —Monica La Rose

WAWASAN
Di antara kitab-kitab para nabi, Yesaya 42:1-7 termasuk bagian yang memberikan penguatan. Di dalamnya terkandung gambaran dan metafora yang memperlihatkan sifat yang sabar dan penuh kasih dari “hamba” Allah (ay.1). Hamba Allah adalah pribadi yang menjalankan misi penebusan dan pemulihan dari Allah. Namun, kita juga melihat adanya identitas yang terpecah dari sosok hamba tersebut. Ayat 1-4 umumnya diyakini mengacu pada satu individu, Mesias yang dinubuatkan, yang digenapi dalam pribadi Yesus. Sejumlah penafsir percaya bahwa ayat 5-7 beralih dari sosok hamba secara individu menjadi hamba secara kolektif, yaitu bangsa Israel, yang akan menjadi “terang untuk bangsa-bangsa” (ay.6). Kedua bagian tersebut menggambarkan Allah penuh kasih karunia yang sama, dengan sang hamba yang tidak akan memutuskan “buluh yang patah terkulai” (ay.3) dan yang sanggup “membuka mata yang buta” (ay.7). —J.R. Hudberg

Kasih Allah yang Sabar

Di mana kamu telah melihat perubahan melalui kasih yang sabar? Bagaimana kamu dapat semakin bertumbuh dalam mengalami dan membagikan kasih Allah?

Allah yang baik, terima kasih, karena Engkau tidak pernah menyerah terhadapku, hingga dengan sabar merawat hatiku yang terluka. Tolonglah aku untuk mengasihi orang lain dengan kasih yang serupa.

Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 30-31; 2 Korintus 11:1-15

Bagikan Konten Ini
37 replies
  1. PPBP 55 Cathlyn Frederika A.
    PPBP 55 Cathlyn Frederika A. says:

    disaat kita berada di titik terendah kita Tuhan Yesus tetap ada dan selalu memberi jalan keluar yg terbaik, dan pertolonganNya ga akan pernah terlambat, Amin 🙏😇

  2. Rico Art
    Rico Art says:

    Bapa kami yang ada di sorga Dikuduskanlah namaMu Datanglah kerajaanMu Jadilah kehendakMu Di bumi seperti di sorga Berikanlah kami pada hari ini Makanan kami yang secukupnya Ampunilah kami akan kesalahan kami, Seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaanTetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat Karena Engkaulah yang empunya kerajaan dan kuasa dan kemuliaan Sampai selama-lamanya. Amen

  3. Frontier Immanuel
    Frontier Immanuel says:

    Ketika kita melangkah maju di dalam iman, Tuhan Yesus Kristus, akan melakukan bagian selanjutnya.Amiiinnnnn 🙏🏿

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *