Perlombaan Antariksa

Minggu, 25 Agustus 2024

Baca: 1 Korintus 3:3-9

3:3 Karena kamu masih manusia duniawi. Sebab, jika di antara kamu ada iri hati dan perselisihan bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi dan bahwa kamu hidup secara manusiawi?

3:4 Karena jika yang seorang berkata: "Aku dari golongan Paulus," dan yang lain berkata: "Aku dari golongan Apolos," bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi yang bukan rohani?

3:5 Jadi, apakah Apolos? Apakah Paulus? Pelayan-pelayan Tuhan yang olehnya kamu menjadi percaya, masing-masing menurut jalan yang diberikan Tuhan kepadanya.

3:6 Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan.

3:7 Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan.

3:8 Baik yang menanam maupun yang menyiram adalah sama; dan masing-masing akan menerima upahnya sesuai dengan pekerjaannya sendiri.

3:9 Karena kami adalah kawan sekerja Allah; kamu adalah ladang Allah, bangunan Allah.

Karena kami adalah kawan sekerja untuk Allah; kamu adalah ladang Allah, bangunan Allah. —1 Korintus 3:9

Pada tanggal 29 Juni 1955, Amerika Serikat mengumumkan niatnya untuk menempatkan satelit di luar angkasa. Tak lama kemudian, Uni Soviet mengumumkan rencananya untuk melakukan hal yang sama. Perlombaan antariksa pun dimulai. Uni Soviet meluncurkan satelit pertamanya yang diberi nama Sputnik dan berhasil menempatkan manusia pertama di luar angkasa ketika kosmonaut Yuri Gagarin mengorbit bumi satu kali. Perlombaan itu berlanjut hingga tanggal 20 Juli 1969, ketika “lompatan besar bagi umat manusia” yang dilakukan Neil Armstrong dalam pendaratannya di bulan secara tidak resmi mengakhiri persaingan di antara kedua negara. Tahun-tahun berikutnya diisi dengan kerjasama antarnegara, yang berujung pada pembangunan Stasiun Antariksa Internasional yang dikelola bersama.

Terkadang persaingan dapat berlangsung dengan sehat, dan itu mendorong kita mencapai hal-hal yang mungkin takkan pernah kita coba. Namun, adakalanya persaingan justru bersifat merusak. Itulah yang menjadi masalah di tengah jemaat Korintus. Berbagai kelompok mengaitkan diri mereka pada pemimpin gereja yang berbeda-beda dan menjadikan tokoh-tokoh itu sebagai sumber pengharapan mereka. Paulus berusaha mengatasi masalah itu dengan mengatakan, “Yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan” (1Kor. 3:7), “karena kami adalah kawan sekerja Allah” (ay.9).

Kawan sekerja—bukan pesaing. Kawan sekerja bukan hanya dengan satu sama lain, tetapi juga dengan Allah sendiri! Melalui kesanggupan dan tuntunan yang diberikan-Nya, kita dapat melayani bersama sebagai kawan sekerja untuk menyebarluaskan kabar baik tentang Tuhan Yesus, demi kemuliaan-Nya dan bukan demi kemuliaan kita masing-masing. —BILL CROWDER

WAWASAN
Di 1 Korintus 3:1, Paulus menegur jemaat di Korintus dengan sebutan “duniawi”, dan mengatakan, “Aku, . . . pada waktu itu tidak dapat berbicara dengan kamu seperti dengan manusia rohani,” bahkan menyebut mereka “belum dewasa dalam Kristus.” Tanda kelalaian rohani mereka yang paling mengejutkan adalah pembiaran mereka terhadap dosa yang jelas-jelas terjadi di dalam gereja (5:1). Namun, yang lebih mengkhawatirkan bagi Paulus adalah sejumlah perpecahan di antara jemaat, masalah yang ia singgung sejak pasal pertama suratnya. Paulus menyoroti bagaimana anggota-anggota jemaat mengidentifikasi diri mereka dengan pemimpin yang berbeda-beda, seperti Apolos, Kefas (Petrus), dan dirinya sendiri (1:12), dan bertanya dalam keresahan, “Adakah Kristus terbagi-bagi?” (ay.13). Di pasal 3, ia kembali ke topik ini dengan berkata, “Jadi, apakah Apolos? Apakah Paulus? Pelayan-pelayan Tuhan yang olehnya kamu menjadi percaya” (ay.5). Yang terpenting adalah hidup menurut Roh Kristus yang menyatukan kita semua dalam kasih. – —Tim Gustafson

Perlombaan Antariksa

Kapan kamu pernah mengalami persaingan yang tidak sehat, dan seperti apa bentuknya? Bagaimana Yesus telah menolong kamu untuk melayani sesama dengan rendah hati?

Allah Maha Pengasih, terima kasih atas hak istimewa yang kumiliki untuk melayani-Mu. Ajarlah aku pentingnya bekerja sama untuk memuliakan nama-Mu dan membantu sesama.

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 119:1-88; 1 Korintus 7:20-40

Bagikan Konten Ini
15 replies
  1. Rico Art
    Rico Art says:

    Bapa kami yang ada di sorga Dikuduskanlah namaMu Datanglah kerajaan MuJadilah kehendakMu Di bumi seperti di sorga Berikanlah kami pada hari ini Makanan kami yang secukupnya Ampunilah kami akan kesalahan kami, Seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan Tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat Karena Engkaulah yang empunya kerajaan dan kuasa dan kemuliaan Sampai selama-lamanya. Amen

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *