Pecinta Kitab Suci

Minggu, 11 Agustus 2024

Baca: Mazmur 119:159-168

119:159 Lihatlah, betapa aku mencintai titah-titah-Mu! Ya TUHAN, hidupkanlah aku sesuai dengan kasih setia-Mu.

119:160 Dasar firman-Mu adalah kebenaran dan segala hukum-hukum-Mu yang adil adalah untuk selama-lamanya.

119:161 Pembesar-pembesar mengejar aku tanpa alasan, tetapi hanya terhadap firman-Mu hatiku gemetar.

119:162 Aku gembira atas janji-Mu, seperti orang yang mendapat banyak jarahan.

119:163 Aku benci dan merasa jijik terhadap dusta, tetapi Taurat-Mu kucintai.

119:164 Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau, karena hukum-hukum-Mu yang adil.

119:165 Besarlah ketenteraman pada orang-orang yang mencintai Taurat-Mu, tidak ada batu sandungan bagi mereka.

119:166 Aku menantikan keselamatan dari pada-Mu, ya TUHAN, dan aku melakukan perintah-perintah-Mu.

119:167 Aku berpegang pada peringatan-peringatan-Mu, dan aku amat mencintainya.

119:168 Aku berpegang pada titah-titah-Mu dan peringatan-peringatan-Mu, sebab seluruh hidupku terbuka di hadapan-Mu.

Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974

Betapa manisnya janji-Mu itu bagi langit-langitku. —Mazmur 119:103

Seorang mempelai wanita yang cantik bersiap melangkah menuju altar gereja sambil menggenggam lengan ayahnya yang bangga. Namun, sebelum itu, keponakan laki-lakinya yang berusia 13 bulan akan masuk terlebih dahulu. Alih-alih membawa “cincin” yang sudah umum, sang keponakan menjadi “pembawa Alkitab”. Dengan cara itu, kedua mempelai yang sungguh-sungguh beriman kepada Yesus itu ingin bersaksi tentang kecintaan mereka pada Kitab Suci. Nyaris tanpa kesulitan, si keponakan akhirnya tiba di depan altar. Yang menarik, bekas gigi si batita tercetak pada sampul kulit Alkitab tersebut. Sungguh gambaran yang sangat pas tentang aktivitas orang percaya atau mereka yang ingin mengenal Dia, yaitu merasakan dan menikmati Kitab Suci.

Mazmur 119 merayakan keberhargaan Kitab Suci yang begitu komprehensif. Setelah menyatakan betapa berbahagianya mereka yang hidup taat kepada hukum Allah (ay.1), sang penulis secara puitis berbicara tentang Kitab Suci dengan penuh semangat, termasuk kecintaannya pada hukum Allah. “Lihatlah, betapa aku mencintai titah-titah-Mu!” (ay.159); “Aku benci dan merasa jijik terhadap dusta, tetapi Taurat-Mu kucintai” (ay.163); “Aku berpegang pada peringatan-peringatan-Mu, dan aku amat mencintainya” (ay.167).

Pernyataan apa yang kita buat tentang kecintaan kita kepada Allah dan firman-Nya melalui cara hidup kita? Salah satu cara untuk menguji kasih kita kepada-Nya adalah dengan bertanya, Apa yang sedang saya nikmati? Apakah selama ini saya sudah “mengunyah” kata-kata Kitab Suci yang manis? Kemudian, terimalah undangan ini, “Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan itu!” (34:9). —ARTHUR JACKSON

WAWASAN
Kitab Mazmur terbagi menjadi lima jilid (1–41, 42–72, 73–89, 90–106, 107–150), pembagian yang mungkin mencerminkan lima kitab Musa dalam Taurat (Kejadian hingga Ulangan). Mazmur 119 terletak dekat awal Jilid Kelima, yang secara umum merayakan pembebasan dari pembuangan di Babel, tetapi secara khusus ditulis untuk meninggikan hukum Taurat. Mazmur ini disusun sebagai akrostik, dengan setiap stanza dimulai berdasarkan urutan huruf dalam abjad Ibrani, yang kemungkinan dimaksudkan untuk memudahkan penghafalan. Saat membaca syair yang mengagumkan ini, perhatikan berapa sering munculnya kata-kata seperti hukum, perintah, peringatan, ketetapan, dan titah. Semua istilah tersebut merujuk pada hukum Taurat yang merupakan fondasi Yudaisme dan kehidupan bangsa Israel kuno. Mazmur 1 dan 19 juga merayakan Taurat dan akan lebih bermakna jika dibaca dengan perspektif ini. – —Bill Crowder

Hal-hal apa saja yang selama ini kamu nikmati? Bagaimana kamu dapat menumbuhkan kecintaan kamu kepada Allah dan Kitab Suci?

Bapa Surgawi, Engkau tahu apa yang perlu disesuaikan dari hasrat diriku. Berilah aku keberanian dan kekuatan untuk melakukan perubahan yang diperlukan agar aku semakin mengasihi-Mu.

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 81-83; Roma 11:19-36

Bagikan Konten Ini