Mencerminkan Karakter Kristus

Senin, 5 Agustus 2024

Baca: Roma 12:9-18

12:9 Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik.

12:10 Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat.

12:11 Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.

12:12 Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!

12:13 Bantulah dalam kekurangan orang-orang kudus dan usahakanlah dirimu untuk selalu memberikan tumpangan!

12:14 Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk!

12:15 Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis!

12:16 Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana. Janganlah menganggap dirimu pandai!

12:17 Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang!

12:18 Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang!

Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang! —Roma 12:18

Ada dua wajah di meja itu yang sama-sama menonjol—yang satu mengerut marah, satunya lagi mengernyit menahan emosi. Ajang reuni teman lama itu berubah menjadi adu mulut, dengan wanita yang satu mengecam yang lain karena keyakinannya. Pertengkaran itu berlanjut hingga wanita pertama keluar dari restoran dengan murka, meninggalkan temannya dalam keadaan terguncang dan malu.

Apakah kita benar-benar hidup dalam zaman ketika perbedaan pendapat tidak lagi dapat ditoleransi? Hanya karena dua orang tidak bisa sepakat, bukan berarti masing-masing dari mereka jahat. Ucapan kasar atau keras tidak akan pernah berhasil membuat orang lain berubah pikiran, dan keyakinan kuat yang dipegang seseorang tidak boleh membuatnya mengabaikan sopan santun atau belas kasih.

Roma 12 adalah panduan yang baik tentang bagaimana kita dapat “saling mendahului dalam memberi hormat” dan “sehati sepikir” dengan orang lain (ay.10,16). Yesus menyatakan bahwa ciri khas orang percaya adalah kasih yang kita miliki terhadap satu sama lain (Yoh. 13:35). Kesombongan dan kemarahan bisa dengan mudah menyimpangkan kita, dan hal-hal tersebut bertentangan langsung dengan kasih yang Allah ingin kita tunjukkan kepada orang lain.

Memang sulit untuk tidak menyalahkan orang lain ketika kita gagal mengendalikan emosi. Namun, firman yang mengatakan, “Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang!” menunjukkan kepada kita bahwa tanggung jawab untuk menjalani hidup yang mencerminkan karakter Kristus tidak dapat dialihkan kepada orang lain (Rm. 12:18). Itulah tanggung jawab setiap dari kita yang mengaku sebagai murid-Nya. —Cindy Hess Kasper

WAWASAN
Secara umum, surat-surat Paulus kepada jemaat-jemaat (seperti Roma, 1-2 Korintus, Galatia, Efesus, Filipi, Kolose, dan 1-2 Tesalonika) terbagi menjadi dua bagian utama. Bagian pertama biasanya bersifat doktrinal, memberikan pengajaran kepada pembaca tentang iman kita dalam Yesus Kristus. Bagian kedua lebih berfokus pada aplikasi praktis dan menyajikan nasihat bijak tentang cara menjalani iman tersebut. Seorang pengajar Alkitab menggambarkannya demikian: bagian pertama berkaitan dengan apa yang kita percayai, sementara bagian kedua berkaitan dengan bagaimana kita seharusnya bertindak. Dalam Kitab Roma, karya Paulus yang dianggap paling sarat kandungan teologisnya, pola tersebut terlihat jelas. Dari Roma 1–11, kita diajarkan tentang arti keselamatan yang berasal dari kasih karunia Allah melalui iman kepada Yesus Kristus. Kemudian, dalam pasal 12–16, Paulus menjelaskan bagaimana keyakinan tersebut mempengaruhi perilaku kita, termasuk dampak iman terhadap hubungan kita dengan sesama. Ketika membaca surat-surat Paulus dalam Perjanjian Baru, perhatikan polanya dan lihat bagaimana sang rasul menyusun pesannya dengan inspirasi dari Roh Kudus. – —Bill Crowder

Mencerminkan Karakter Kristus

Perkataan seperti apakah yang memicu kemarahan atau kebencian dalam diri kamu? Bagaimana kamu dapat mengubah situasi buruk menjadi penuh damai?

Allah Mahakasih, tolonglah aku untuk menunjukkan kasih-Mu lewat perkataan dan tindakanku, serta sedapat mungkin hidup dalam perdamaian dengan orang lain.

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 68-69; Roma 8:1-21

Bagikan Konten Ini
22 replies
  1. Rico Art
    Rico Art says:

    Bapa kami yang ada di sorga Dikuduskanlah namaMu Datanglah kerajaanMu Jadilah kehendakMu Di bumi seperti di sorga Berikanlah kami pada hari ini Makanan kami yang secukupnya Ampunilah kami akan kesalahan kami, Seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan Tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat Karena Engkaulah yang empunya kerajaan dan kuasa dan kemuliaan Sampai selama-lamanya. Amen

  2. naleeyes s
    naleeyes s says:

    yesterday was the worst day ever. persis sekali yg saat ini aku hadapi. mendapat problem dlm organisasi yg membuat hrs bersikap bijak sbg ketua. brani mengatakan bahwa itu tdk baik, itu kasar, itu terlalu keras kepada senior. untuk tmn2 yg baca komen ini… aku izin minta bantuan doa untuk organisasiku. Tuhan tetap jaga dan lindungi. dan untuk aku agar bisa memimpin dgn bijaksana.. Gbu slalu

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *