Jejak Yesus yang Nyata

Kamis, 1 Agustus 2024

Baca: Daniel 6:2-11

6:2 (6-3) membawahi mereka diangkat pula tiga pejabat tinggi, dan Daniel adalah salah satu dari ketiga orang itu; kepada merekalah para wakil-wakil raja harus memberi pertanggungan jawab, supaya raja jangan dirugikan.

6:3 (6-4) Maka Daniel ini melebihi para pejabat tinggi dan para wakil raja itu, karena ia mempunyai roh yang luar biasa; dan raja bermaksud untuk menempatkannya atas seluruh kerajaannya.

6:4 (6-5) Kemudian para pejabat tinggi dan wakil raja itu mencari alasan dakwaan terhadap Daniel dalam hal pemerintahan, tetapi mereka tidak mendapat alasan apapun atau sesuatu kesalahan, sebab ia setia dan tidak ada didapati sesuatu kelalaian atau sesuatu kesalahan padanya.

6:5 (6-6) Maka berkatalah orang-orang itu: “Kita tidak akan mendapat suatu alasan dakwaan terhadap Daniel ini, kecuali dalam hal ibadahnya kepada Allahnya!”

6:6 (6-7) Kemudian bergegas-gegaslah para pejabat tinggi dan wakil raja itu menghadap raja serta berkata kepadanya: “Ya raja Darius, kekallah hidup tuanku!

6:7 (6-8) Semua pejabat tinggi kerajaan ini, semua penguasa dan wakil raja, para menteri dan bupati telah mufakat, supaya dikeluarkan kiranya suatu penetapan raja dan ditetapkan suatu larangan, agar barangsiapa yang dalam tiga puluh hari menyampaikan permohonan kepada salah satu dewa atau manusia kecuali kepada tuanku, ya raja, maka ia akan dilemparkan ke dalam gua singa.

6:8 (6-9) Oleh sebab itu, ya raja, keluarkanlah larangan itu dan buatlah suatu surat perintah yang tidak dapat diubah, menurut undang-undang orang Media dan Persia, yang tidak dapat dicabut kembali.”

6:9 (6-10) Sebab itu raja Darius membuat surat perintah dengan larangan itu.

6:10 (6-11) Demi didengar Daniel, bahwa surat perintah itu telah dibuat, pergilah ia ke rumahnya. Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya.

6:11 (6-12) Lalu orang-orang itu bergegas-gegas masuk dan mendapati Daniel sedang berdoa dan bermohon kepada Allahnya.

 

Mereka tidak mendapat alasan apa pun atau sesuatu kesalahan, sebab [Daniel] setia dan tidak ada didapati sesuatu kelalaian atau sesuatu kesalahan padanya. —Daniel 6:5

Para ilmuwan dari sebuah universitas di California melakukan percobaan tes usap molekuler untuk meneliti sifat-sifat dan kebiasaan hidup para pengguna ponsel. Yang mereka temukan antara lain adalah sabun, losion, sampo, dan riasan yang digunakan para pengguna ponsel; jenis makanan, minuman, dan obat-obatan yang mereka konsumsi; serta jenis pakaian yang mereka kenakan. Studi tersebut memungkinkan para peneliti untuk membuat profil gaya hidup setiap orang.

Para pejabat di Babel meneliti kehidupan Daniel sedemikian rupa dalam upaya untuk menemukan sifat atau kebiasaan hidupnya yang negatif. Namun, Daniel telah melayani kerajaan itu dengan loyal selama hampir 70 tahun, dan ia dikenal sebagai orang yang “setia dan tidak ada . . . kelalaian atau sesuatu kesalahan padanya” (Dan. 6:5). Raja Darius bahkan mengangkat Daniel menjadi “salah satu dari ketiga [pejabat tinggi]” (ay.2-3). Mungkin karena iri hati, pejabat-pejabat lain berusaha mencari-cari kesalahan dalam diri Daniel supaya mereka dapat menyingkirkannya. Namun, Daniel tetap menjaga integritasnya, dan terus melayani serta berdoa kepada Allah, “seperti yang biasa dilakukannya” (ay.11). Pada akhirnya, Daniel berhasil menjalankan perannya (ay.29).

Kehidupan kita meninggalkan jejak-jejak nyata yang menunjukkan siapa diri kita dan siapa yang kita wakili. Meski tidak selalu mudah dan diri kita pun tidak sempurna, biarlah ketika orang-orang meneliti kehidupan kita, mereka menemukan jejak-jejak nyata dari integritas dan pengabdian kita kepada Yesus seturut pimpinan-Nya atas hidup kita. —MARVIN WILLIAMS

WAWASAN
Sungguh mengagumkan memikirkan bahwa karakter Daniel sangat mulia sehingga satu-satunya cara bagi musuh-musuhnya untuk menyerangnya adalah melalui keyakinannya. Mereka menyadari bahwa ia tidak akan pernah mengorbankan hubungannya dengan Allah atau mengesampingkan prioritas doanya. Rasul Paulus pun menempatkan doa sebagai hal yang utama, dan ia sering kali menyampaikan kepada penerima suratnya bahwa ia selalu mendoakan mereka: “Aku pun tidak berhenti mengucap syukur karena kamu. Dan aku selalu mengingat kamu dalam doaku” (Efesus 1:16). Yang paling penting, Yesus sendiri secara konsisten berkomunikasi dengan Bapa-Nya melalui doa (Lukas 5:16). – —Bill Crowder

jejak Yesus yang Nyata
 

Bagaimana kehidupan kamu menunjukkan kepada orang lain jejak-jejak kehadiran Allah? Adakah yang perlu kamu ubah agar hidup kamu dapat mewakili Dia dengan lebih baik?

Bapa Surgawi, tolonglah aku untuk mewakili Engkau dengan baik lewat perkataan dan perbuatanku.

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 57-59; Roma 4

Bagikan Konten Ini
28 replies
  1. Anonymous
    Anonymous says:

    Terima kasih Tuhan atas bantuanMu atas hidup kami. Bantulah kami ya Tuhan agar kami tidak menjadi orang-orang yg menjatuhkan Daniel tapi kami menjadi sosok seperti Daniel yang selalu setia berdoa hanya kepadaMu. Karena kepadaMu lah kami dapat meminta dan berharap. Dan biarlah hidup kami bisa menjadi bukti nyata atas kebesaranMu di dunia ini. Sehingga menjadi berkat bagi banyak orang, Amin 🙏

  2. Mega Lorensia Lumban Gaol
    Mega Lorensia Lumban Gaol says:

    Amin,semoga saya bisa selalu memuliakan Allah melalui perbuatan dan perkataan sehari-hari

  3. Rico Art
    Rico Art says:

    Bapa kami yang ada di sorga Dikuduskanlah namaMu Datanglah kerajaanMu Jadilah kehendakMu Di bumi seperti di sorga Berikanlah kami pada hari ini Makanan kami yang secukupnya Ampunilah kami akan kesalahan kami, Seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan Tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat Karena Engkaulah yang empunya kerajaan dan kuasa dan kemuliaan Sampai selama-lamanya. Amen

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *