Setiap momen itu berharga

Senin, 10 Juni 2024

Baca: 2 Timotius 4:1-8

4:1 Di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu demi penyataan-Nya dan demi Kerajaan-Nya:

4:2 Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.

4:3 Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya.

4:4 Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng.

4:5 Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu!

4:6 Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan dan saat kematianku sudah dekat.

4:7 Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.

4:8 Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya.

Kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil. —2 Timotius 4:5

Ketika kapal Titanic menabrak gunung es pada April 1912, Pendeta John Harper berhasil mengamankan tempat untuk putrinya yang berusia enam tahun dalam salah satu sekoci yang jumlahnya terbatas. Ia lalu memberikan rompi pelampungnya kepada seorang penumpang lain dan memberitakan Injil kepada setiap orang yang mau mendengarkannya. Ketika kapal itu tenggelam dan ratusan orang menantikan penyelamatan yang tak kunjung datang, Harper berenang dari satu orang ke orang lain sambil berkata, “Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat” (Kis. 16:31).

Dalam sebuah pertemuan para penyintas Titanic di Ontario, Kanada, seorang pria menyebut dirinya sebagai “orang terakhir yang dipertobatkan oleh John Harper.” Setelah sempat menolak undangan Harper, pria tersebut akhirnya menerima Kristus ketika sang pendeta memintanya lagi. Ia menyaksikan Harper mengabdikan momen-momen terakhir hidupnya untuk memberitakan tentang Yesus sebelum meninggal dunia karena hipotermia dan tenggelam di bawah permukaan air sedingin es.

Dalam pesannya kepada Timotius, Rasul Paulus mendorong kegentingan dan pengabdian serupa untuk melakukan penginjilan dengan tidak mementingkan diri sendiri. Dengan menegaskan kehadiran Allah yang tidak berubah dan kedatangan kembali Yesus yang pasti terjadi, Paulus berpesan agar Timotius memberitakan firman Tuhan dengan sabar dan teliti (2Tim. 4:1-2). Sang rasul mengingatkan hamba Tuhan muda itu untuk tetap menjaga fokusnya, meski sebagian orang akan tetap menolak Yesus (ay.3-5).

Hari-hari kita terbatas, dan setiap momen itu berharga. Kita dapat meyakini bahwa Bapa kita mengamankan tempat kita di surga saat kita menyatakan, “Yesus Juruselamatku!” —Xochitl Dixon

WAWASAN
Nasihat Paulus kepada Timotius dalam pasal terakhir dari surat keduanya adalah pesan yang luar biasa tentang mencapai akhir dengan baik. Pesan itu diawali dengan penugasan yang penting kepada Timotius untuk mengerjakan pelayanan yang telah dipercayakan kepadanya (2 Timotius 4:1-2). Paulus melanjutkan dengan mengingatkan Timotius tentang perspektif yang berbahaya—bahkan tidak alkitabiah—dari budaya yang ada di sekitarnya, dan menyerukannya untuk tetap berdiri teguh di tengah budaya tersebut (ay.3-5). Rasul yang telah berumur dan kelihatannya lelah itu kemudian mengungkapkan dorongan dan komitmen yang memotivasinya untuk setia melayani sejak ia mengenal Kristus (ay.6-7). Perintis gereja, misionaris, dan penulis Alkitab itu kemudian menutup bagian ini dengan menyatakan pengharapan yang ia miliki tentang apa yang akan terjadi saat ia akhirnya dihukum mati dan masuk ke hadirat Juruselamatnya (ay.8). Sungguh sebuah pesan yang menggugah! Kiranya Allah juga memampukan kita untuk tetap setia sampai akhir dalam pelayanan kita kepada-Nya. —Bill Crowder

Setiap momen itu berharga

Bagaimana mengetahui terbatasnya hari-hari kamu dapat meningkatkan kerinduan kamu untuk membagikan kabar baik tentang kasih Yesus? Bagaimana kamu akan menjangkau orang lain hari ini?

Tuhan Yesus, berilah aku kesempatan untuk membagikan kasih-Mu kepada orang lain.

Bacaan Alkitab Setahun: 2 Tawarikh 34-36; Yohanes 19:1-22

Bagikan Konten Ini
28 replies
  1. Anonymous
    Anonymous says:

    Selama ini saya jahat, dimana seharusnya semua orang sudah mengerti tentang segala pengajaran baik dan buruk. Sehingga seharusnya tdk ush diajarkan kembali. Ternyata hal tersebut salah, ternyata banyak orang belum mengerti tentang hal tsb. Dan Tuhan berharap kita dpt membantunya menyebarkan segala kebenarannya dengan sabar 🙏

  2. Rico Art
    Rico Art says:

    Bapa kami yang ada di sorga Dikuduskanlah namaMu Datanglah kerajaanMu Jadilah kehendakMu Di bumi seperti di sorga Berikanlah kami pada hari ini Makanan kami yang secukupnya Ampunilah kami akan kesalahan kami, Seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan di Tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat Karena Engkaulah yang empunya kerajaan dan kuasa dan kemuliaan Sampai selama-lamanya. Amen

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *