Sukacita dan Hikmat

Selasa, 14 Mei 2024

Baca: Pengkhotbah 8:14-17

8:14 Ada suatu kesia-siaan yang terjadi di atas bumi: ada orang-orang benar, yang menerima ganjaran yang layak untuk perbuatan orang fasik, dan ada orang-orang fasik yang menerima pahala yang layak untuk perbuatan orang benar. Aku berkata: "Inipun sia-sia!"

8:15 Oleh sebab itu aku memuji kesukaan, karena tak ada kebahagiaan lain bagi manusia di bawah matahari, kecuali makan dan minum dan bersukaria. Itu yang menyertainya di dalam jerih payahnya seumur hidupnya yang diberikan Allah kepadanya di bawah matahari.

8:16 Ketika aku memberi perhatianku untuk memahami hikmat dan melihat kegiatan yang dilakukan orang di dunia tanpa mengantuk siang malam,

8:17 maka nyatalah kepadaku, bahwa manusia tidak dapat menyelami segala pekerjaan Allah, yang dilakukan-Nya di bawah matahari. Bagaimanapun juga manusia berlelah-lelah mencarinya, ia tidak akan menyelaminya. Walaupun orang yang berhikmat mengatakan, bahwa ia mengetahuinya, namun ia tidak dapat menyelaminya.

Aku memuji kesukaan, karena tak ada kebahagiaan lain bagi manusia di bawah matahari, kecuali makan dan minum dan bersukaria. —Pengkhotbah 8:15

Setiap kali musim semi tiba, bunga-bunga sakura yang harum tumbuh mekar dan membanjiri Jepang dengan keindahan warna merah muda yang pucat maupun cerah, memanjakan indra penduduk lokal dan wisatawan yang menikmatinya. Mekar bunga yang tidak bertahan lama tersebut mendorong kesadaran orang Jepang untuk menikmati keindahan dan aromanya selagi masih ada—singkatnya pengalaman itu bahkan menjadikannya lebih berkesan dan emosional. Dalam bahasa Jepang, usaha menikmati sesuatu yang begitu cepat berubah itu disebut mono no aware.

Sebagai manusia, wajar apabila kita mencari-cari dan berusaha mempertahankan perasaan yang senang. Namun, dengan menyadari bahwa hidup ini dipenuhi kesulitan, kita harus mengembangkan kemampuan untuk memandang rasa sakit maupun kesenangan melalui kacamata iman kepada Allah yang Mahakasih. Kita tidak perlu terlalu pesimis memandang hidup ini, dan sebaliknya, kita juga tidak perlu terlalu optimis sampai-sampai bersikap tidak realistis.

Kitab Pengkhotbah menawarkan teladan yang bermanfaat bagi kita. Meski kitab ini terkadang dianggap berisi sekumpulan pernyataan negatif, Raja Salomo yang menulis bahwa “segala sesuatu adalah sia-sia” (1:2) juga mendorong pembacanya untuk menemukan sukacita dari hal-hal sederhana di dalam kehidupan, dengan berkata, “Tak ada kebahagiaan lain bagi manusia di bawah matahari, kecuali makan dan minum dan bersukaria” (8:15).

Sukacita akan dialami ketika kita meminta Allah memampukan kita “memahami hikmat” dan belajar untuk mengamati “segala pekerjaan Allah” (ay.16-17) di masa suka maupun duka (3:11-14; 7:13-14), dalam kesadaran bahwa kedua masa itu selalu hadir bergantian di dunia ini. —Kirsten Holmberg

WAWASAN
Penulis Kitab Pengkhotbah, yang diyakini banyak ahli adalah Salomo, menyebut dirinya sebagai “Pengkhotbah, anak Daud, raja di Yerusalem” (Pengkhotbah 1:1). Ia menunjukkan kepada kita seperti apa gambaran hidup tanpa Allah dan bagaimana Dia harus ada di dalamnya. Sang Pengkhotbah mengamati realitas hidup yang tidak adil di dunia yang telah berdosa: “Ada orang saleh yang dihukum bagai pendurhaka, ada penjahat yang diganjar bagai orang saleh” (8:14 BIMK). Namun, alih-alih terbebani oleh ketidakadilan itu, Salomo justru mengajak kita untuk menikmati hidup (3:22; 5:18; 9:9) supaya kita merasakan “kebahagiaan lain bagi manusia di bawah matahari, . . . yang menyertainya di dalam jerih payahnya seumur hidup [kita] yang diberikan Allah kepadanya di bawah matahari” (8:15). Di bagian akhir kitabnya, penulis mengingatkan kita: “Jikalau orang panjang umurnya, biarlah ia bersukacita di dalamnya, tetapi hendaklah ia ingat akan hari-hari yang gelap, karena banyak jumlahnya” (11:8). —K.T. Sim

Sukacita dan Hikmat

“Musim” seperti apa yang sedang kamu alami saat ini? Bagaimana kamu dapat menemukan sukacita di dalamnya?

Ya Bapa, terima kasih, karena Engkaulah sumber keindahan dan sukacita dalam hidupku.

Bacaan Alkitab Setahun: 2 Raja-raja 19-21; Yohanes 4:1-30

Bagikan Konten Ini
30 replies
  1. Rico Art
    Rico Art says:

    Bapa kami yang ada di sorga Dikuduskanlah namaMu Datanglah kerajaanMu Jadilah kehendakMu Di bumi seperti di sorga Berikanlah kami pada hari ini Makanan kami yang secukupnya Ampunilah kami akan kesalahan kami, Seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan Tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat Karena Engkaulah yang empunya kerajaan dan kuasa dan kemuliaan Sampai selama-lamanya. Amen

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *