Kebohongan dan Kebenaran

Rabu, 15 Mei 2024

Baca: Yohanes 8:31-32,36,42-47

8:31 Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: "Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku

8:32 dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu."

[Iblis] adalah pendusta dan bapa segala dusta. —Yohanes 8:44

Adolf Hitler percaya bahwa kebohongan besar jauh lebih kuat daripada kebohongan kecil, dan yang tragis, ia menguji teorinya sendiri dan berhasil. Pada awal karier politiknya, Hitler mengklaim bahwa ia cukup senang mendukung aspirasi orang lain. Ketika sudah berkuasa, ia menyatakan bahwa partainya tidak berniat menganiaya kelompok mana pun. Kemudian, ia memakai media untuk menggambarkan dirinya sebagai figur bapa bangsa dan pemimpin moral.

Iblis menggunakan kebohongan untuk menegakkan pengaruhnya atas hidup kita. Begitu ada kesempatan, ia akan membangkitkan ketakutan, kemarahan, dan keputusasaan dalam diri kita, karena ia adalah “pendusta dan bapa segala dusta” (Yoh. 8:44). Iblis tidak dapat mengatakan kebenaran karena, seperti yang dikatakan Yesus, memang tidak ada kebenaran di dalam dirinya.

Berikut adalah beberapa kebohongan yang dinyatakan Iblis. Pertama, doa kita tidak penting. Ini tidak benar. Alkitab mengatakan, “Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya” (Yak. 5:16). Kedua, saat kita berada dalam kesulitan, tidak ada jalan keluar. Ini salah besar. “Segala sesuatu adalah mungkin bagi Allah” (Mrk. 10:27), dan “Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar” (1Kor. 10:13). Ketiga, Allah tidak mengasihi kita. Ini bohong. Sesungguhnya, tidak ada yang dapat “memisahkan kita” dari kasih Allah dalam Kristus Yesus (Rm. 8:38-39).

Kebenaran Allah jauh lebih kuat daripada kebohongan. Jika kita menaati pengajaran Tuhan Yesus dengan mengandalkan kuasa-Nya, kita “akan mengetahui kebenaran” dan berani menolak yang salah, sehingga “kebenaran itu akan memerdekakan [kita]” (Yoh. 8:31-32). —Jennifer Benson Schuldt

WAWASAN
Dalam bacaan hari ini, Yesus dengan tegas menyatakan bahwa Iblis adalah “bapa segala dusta” (Yohanes 8:44). Iblis (juga dikenal sebagai Satan, musuh, pencuri, si jahat, penggoda) berlawanan langsung dengan Yesus, “kebenaran” yang memerdekakan kita (ay. 32). Di dalam Iblis “tidak ada kebenaran” (ay. 44), sedangkan Yesus adalah “jalan dan kebenaran dan hidup” (14:6). Menjelang penyaliban, saat berdiri di hadapan Pilatus, Yesus berkata, “Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran” (18:37). Yesus datang ke dunia untuk menyatakan kebenaran tentang diri-Nya, menyatakan Bapa kepada kita, dan menyingkapkan kebenaran tentang diri kita sendiri, seperti yang Dia lakukan terhadap seorang perempuan Samaria di dekat sumur (pasal 4). Iblis “datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan” (10:10) dan merupakan “pembunuh manusia sejak semula” (8:44), tetapi Yesus datang untuk memberikan hidup yang kekal (3:16). —Alyson Kieda

Kebohongan dan Kebenaran

Apa saja kebohongan yang mungkin selama ini kamu percayai? Bagaimana Allah dapat menyegarkan kembali pikiran kamu dengan kebenaran-Nya?

Tuhan Yesus, Engkaulah jalan, kebenaran, dan hidup. Singkapkanlah kebohongan-kebohongan yang selama ini kupercayai dan tolonglah aku untuk memegang teguh kebenaran yang kubaca dalam Alkitab.

Bacaan Alkitab Setahun: 2 Raja-raja 22-23; Yohanes 4:31-54

Bagikan Konten Ini
25 replies
  1. Rico Art
    Rico Art says:

    Bapa kami yang ada di sorga Dikuduskanlah namaMu Datanglah kerajaanMu Jadilah kehendakMu Di bumi seperti di sorga Berikanlah kami pada hari ini Makanan kami yang secukupnya Ampunilah kami akan kesalahan kami, Seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan Tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat Karena Engkaulah yang empunya kerajaan dan kuasa dan kemuliaan Sampai selama-lamanya. Amen

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *