Manusia Baru di dalam Kristus

Sabtu, 6 April 2024

Baca: Efesus 4:17-28

4:17 Sebab itu kukatakan dan kutegaskan ini kepadamu di dalam Tuhan: Jangan hidup lagi sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan pikirannya yang sia-sia

4:18 dan pengertiannya yang gelap, jauh dari hidup persekutuan dengan Allah, karena kebodohan yang ada di dalam mereka dan karena kedegilan hati mereka.

4:19 Perasaan mereka telah tumpul, sehingga mereka menyerahkan diri kepada hawa nafsu dan mengerjakan dengan serakah segala macam kecemaran.

4:20 Tetapi kamu bukan demikian. Kamu telah belajar mengenal Kristus.

4:21 Karena kamu telah mendengar tentang Dia dan menerima pengajaran di dalam Dia menurut kebenaran yang nyata dalam Yesus,

4:22 yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan,

4:23 supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu,

4:24 dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.

4:25 Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain, karena kita adalah sesama anggota.

4:26 Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu

4:27 dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis.

4:28 Orang yang mencuri, janganlah ia mencuri lagi, tetapi baiklah ia bekerja keras dan melakukan pekerjaan yang baik dengan tangannya sendiri, supaya ia dapat membagikan sesuatu kepada orang yang berkekurangan.

Hendaklah kalian hidup sebagai manusia baru yang diciptakan menurut pola Allah. —Efesus 4:24 bimk

Biji-biji dan daun-daun pohon cemara biru kami rontok. Ahli tanaman yang melihat keadaan pohon kami dengan sekilas langsung tahu pokok permasalahannya. “Cemara memang begitu,” katanya. Tadinya saya berharap mendapat penjelasan yang lebih baik. Atau obatnya. Namun, si ahli tanaman hanya mengangkat bahu dan mengulangi perkataannya, “Cemara memang begitu.” Secara alamiah, pohon cemara merontokkan biji-biji dan daun-daunnya. Itu tidak bisa diubah.

Syukurlah, kehidupan rohani kita tidak dibatasi oleh perbuatan atau perilaku yang tidak dapat diubah. Paulus menekankan kebenaran yang memerdekakan itu kepada orang-orang Efesus yang baru percaya kepada Tuhan. Pikiran orang bukan Yahudi, kata Paulus, “sudah gelap” dan tertutup kepada Allah. Hati mereka yang keras dipenuhi “segala hawa nafsu,” dan hanya ingin mengejar kesenangan dan keserakahan (Ef. 4:18-19 BIMK).

Namun, karena “sudah mendengar tentang [Yesus]” dan kebenaran-Nya, mereka harus “[menanggalkan] manusia lama dengan pola kehidupan lama” (AY.21-22 BIMK). Paulus menyoroti bagaimana manusia lama kita “sedang dirusakkan oleh keinginan-keinginannya yang menyesatkan.” Ia menasihati, “Hendaklah hati dan pikiranmu dibaharui seluruhnya. Hendaklah kalian hidup sebagai manusia baru yang diciptakan menurut pola Allah; yaitu dengan tabiat yang benar, lurus dan suci” (AY.22-24 BIMK).

Kemudian Paulus menuliskan cara-cara untuk menjalani hidup baru tersebut. Jangan lagi berbohong. Jangan terus marah. Berhenti mengumpat. Berhenti mencuri. “Sebaliknya [kita] harus bekerja supaya mendapat nafkahnya dengan jujur dan dapat menolong orang yang berkekurangan” (ay.28). Manusia baru kita dalam Kristus memungkinkan kita untuk menjalani kehidupan yang sesuai dengan panggilan kita, dengan terus tunduk mengikuti cara hidup yang dikehendaki Juruselamat kita. —Patricia Raybon

WAWASAN
Ketika Paulus menjabarkan ciri-ciri sifat baru kita dalam Kristus, ia mengakui bahwa ada saatnya kita marah. Ia berkata, “Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa” (Efesus 4:26). Yesus juga merasakan kemarahan ketika Dia mengusir para pedagang dari bait suci (Markus 11:15-17; Yohanes 2:13-17). Contoh lain terdapat di Markus 3:5: “Dengan marah Ia memandang sekeliling-Nya kepada [para pemuka agama]” karena mereka ingin menyalahkan-Nya jika Dia menyembuhkan seseorang pada hari Sabat. Akan tetapi, Kristus tidak membiarkan kemarahan-Nya berlarut-larut hingga membuahkan sikap mendendam. Alangkah baiknya kita mencontoh jenis kemarahan tersebut—suatu kemarahan yang tidak berdosa. —Tim Gustafson

Manusia Baru di dalam Kristus

Apa maksudnya bagi kamu untuk mengenakan “manusia baru”? Bagaimana kamu berusaha menjalani cara hidup Juruselamat kita?

Tuhan Yesus, perbaruilah naturku hari ini, dan kuserahkan diriku untuk dibentuk semakin serupa dengan-Mu.

Bacaan Alkitab Setahun: 1 Samuel 4-6; Lukas 9:1-17

Bagikan Konten Ini
23 replies
  1. Rico Art
    Rico Art says:

    Bapa kami yang ada di sorga Dikuduskanlah namaMu Datanglah kerajaanMu Jadilah kehendakMu Di bumi seperti di sorga Berikanlah kami pada hari ini Makanan kami yang secukupnya Ampunilah kami akan kesalahan kami, Seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan Tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat Karena Engkaulah yang empunya kerajaan dan kuasa dan kemuliaan Sampai selama-lamanya. Amen.

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *