Bukit Kehancuran

Selasa, 26 Maret 2024

 

13:1 Ketika Yesus keluar dari Bait Allah, seorang murid-Nya berkata kepada-Nya: “Guru, lihatlah betapa kokohnya batu-batu itu dan betapa megahnya gedung-gedung itu!”

13:2 Lalu Yesus berkata kepadanya: “Kaulihat gedung-gedung yang hebat ini? Tidak satu batupun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain, semuanya akan diruntuhkan.”

13:3 Ketika Yesus duduk di atas Bukit Zaitun, berhadapan dengan Bait Allah, Petrus, Yakobus, Yohanes dan Andreas bertanya sendirian kepada-Nya:

13:4 “Katakanlah kepada kami, bilamanakah itu akan terjadi, dan apakah tandanya, kalau semuanya itu akan sampai kepada kesudahannya.”

13:5 Maka mulailah Yesus berkata kepada mereka: “Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu!

13:6 Akan datang banyak orang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah dia, dan mereka akan menyesatkan banyak orang.

13:7 Dan apabila kamu mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang perang, janganlah kamu gelisah. Semuanya itu harus terjadi, tetapi itu belum kesudahannya.

13:8 Sebab bangsa akan bangkit melawan bangsa dan kerajaan melawan kerajaan. Akan terjadi gempa bumi di berbagai tempat, dan akan ada kelaparan. Semua itu barulah permulaan penderitaan menjelang zaman baru.

13:9 Tetapi kamu ini, hati-hatilah! Kamu akan diserahkan kepada majelis agama dan kamu akan dipukul di rumah ibadat dan kamu akan dihadapkan ke muka penguasa-penguasa dan raja-raja karena Aku, sebagai kesaksian bagi mereka.

13:10 Tetapi Injil harus diberitakan dahulu kepada semua bangsa.

13:11 Dan jika kamu digiring dan diserahkan, janganlah kamu kuatir akan apa yang harus kamu katakan, tetapi katakanlah apa yang dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga, sebab bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Kudus.

13:12 Seorang saudara akan menyerahkan saudaranya untuk dibunuh, demikian juga seorang ayah terhadap anaknya. Dan anak-anak akan memberontak terhadap orang tuanya dan akan membunuh mereka.

13:13 Kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku. Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya ia akan selamat.”

13:14 “Apabila kamu melihat Pembinasa keji berdiri di tempat yang tidak sepatutnya–para pembaca hendaklah memperhatikannya–maka orang-orang yang di Yudea haruslah melarikan diri ke pegunungan.

13:15 Orang yang sedang di peranginan di atas rumah janganlah ia turun dan masuk untuk mengambil sesuatu dari rumahnya,

13:16 dan orang yang sedang di ladang janganlah ia kembali untuk mengambil pakaiannya.

13:17 Celakalah ibu-ibu yang sedang hamil atau yang menyusukan bayi pada masa itu.

13:18 Berdoalah, supaya semuanya itu jangan terjadi pada musim dingin.

13:19 Sebab pada masa itu akan terjadi siksaan seperti yang belum pernah terjadi sejak awal dunia, yang diciptakan Allah, sampai sekarang dan yang tidak akan terjadi lagi.

13:20 Dan sekiranya Tuhan tidak mempersingkat waktunya, maka dari segala yang hidup tidak akan ada yang selamat; akan tetapi oleh karena orang-orang pilihan yang telah dipilih-Nya, Tuhan mempersingkat waktunya.

13:21 Pada waktu itu jika orang berkata kepada kamu: Lihat, Mesias ada di sini, atau: Lihat, Mesias ada di sana, jangan kamu percaya.

13:22 Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda dan mujizat-mujizat dengan maksud, sekiranya mungkin, menyesatkan orang-orang pilihan.

13:23 Hati-hatilah kamu! Aku sudah terlebih dahulu mengatakan semuanya ini kepada kamu.”

13:24 “Tetapi pada masa itu, sesudah siksaan itu, matahari akan menjadi gelap dan bulan tidak bercahaya

13:25 dan bintang-bintang akan berjatuhan dari langit, dan kuasa-kuasa langit akan goncang.

13:26 Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan-awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya.

13:27 Dan pada waktu itupun Ia akan menyuruh keluar malaikat-malaikat-Nya dan akan mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya dari keempat penjuru bumi, dari ujung bumi sampai ke ujung langit.

13:28 Tariklah pelajaran dari perumpamaan tentang pohon ara. Apabila ranting-rantingnya melembut dan mulai bertunas, kamu tahu, bahwa musim panas sudah dekat.

13:29 Demikian juga, jika kamu lihat hal-hal itu terjadi, ketahuilah bahwa waktunya sudah dekat, sudah di ambang pintu.

13:30 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya angkatan ini tidak akan berlalu, sebelum semuanya itu terjadi.

13:31 Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu.

13:32 Tetapi tentang hari atau saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa saja.”

13:33 “Hati-hatilah dan berjaga-jagalah! Sebab kamu tidak tahu bilamanakah waktunya tiba.

13:34 Dan halnya sama seperti seorang yang bepergian, yang meninggalkan rumahnya dan menyerahkan tanggung jawab kepada hamba-hambanya, masing-masing dengan tugasnya, dan memerintahkan penunggu pintu supaya berjaga-jaga.

13:35 Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu bilamanakah tuan rumah itu pulang, menjelang malam, atau tengah malam, atau larut malam, atau pagi-pagi buta, 13:36 supaya kalau ia tiba-tiba datang jangan kamu didapatinya sedang tidur.

13:37 Apa yang Kukatakan kepada kamu, Kukatakan kepada semua orang: berjaga-jagalah!”

 

Pada Perjanjian Lama, Bukit Zaitun yang terletak di sisi timur Yerusalem, dianggap sebagai tempat di mana banyak peristiwa sedih terjadi. Daud melarikan diri dari kejaran anaknya, Absalom. Sambil menangis, menyelubungi kepala, dan tidak berkasut, Daud mendaki sampai ke puncaknya (2 Samuel 15:30). Raja Salomo mendirikan altar, tempat pemujaan bagi Kamos dan Molokh—ilah-ilah yang disembah oleh orang Moab dan Amon (1 Raja-raja 11:7). Bukit Zaitun juga lantas dijuluki Bukit Kehancuran ketika Raja Yosia menajiskan tempat-tempat pemujaan yang ada di sebelah timur Yerusalem (2 Raja-raja 23:13). Bukit ini adalah pengingat akan apa yang terjadi ketika umat Tuhan melakukan kejahatan di mata-Nya dan menolak untuk bertobat. 

Berhadapan dengan Bukit Zaitun, terdapat bangunan Bait Allah. Sejarah mencatat bahwa pada tahun 957 SM, tepatnya pada zaman Raja Salomo, Bait Allah pertama berhasil didirikan. Kehadiran Bait Allah menjadi identitas yang begitu dibanggakan, sehingga kehancurannya ikut pula melambangkan kehancuran Israel. Pada tahun 586, Babel menghancurkan Bait Allah. Bangsa Israel pun masuk ke dalam masa pembuangan kedua ke Babilonia. Pada zaman nabi Ezra, pembangunan kembali Bait Allah dilakukan ketika orang-orang Israel pulang kembali ke tanah perjanjian setelah runtuhnya Babel. Namun, lagi dan lagi, Bait Allah itu hancur. Pada tahun 70 M pasukan Romawi merobohkannya, seperti apa yang Yesus nubuatkan. 

Seperti telah diceritakan sebelumnya bahwa Bait Allah lebih dari sekadar bangunan bagi orang Israel, para murid Yesus pun sangat terkesan dengan keindahan arsitekturnya ketika mereka duduk bersama Yesus di Bukit Zaitun. Salah seorang murid berkata, “Guru, lihatlah betapa besarnya batu-batu itu dan betapa megahnya gedung-gedung itu!” (ayat 1). Namun, Yesus menunjukkan sikap berbeda. Saat Dia memandang bait itu, Yesus memberitahu para murid bahwa Bait Allah akan diruntuhkan (ayat 2). Perbedaan sikap yang kontras ini membuat para murid heran. Pada ayat ke-empat, mereka bertanya kapan nubuatan itu akan digenapi? 

Yesus tidak menjawab dengan angka spesifik, melainkan dengan memberi peringatan. Pada ayat 5, Yesus mengatakan “waspadalah”, dan “hati-hatilah” pada ayat 9.  Dua kata kerja ini dipilih Yesus untuk menekankan betapa Dia ingin agar mereka bersiap akan kehancuran yang dinubuatkan dan juga berjaga-jaga untuk kedatangan-Nya yang kedua. Yesus tidak ingin para murid lengah dan tersesat. 

Peringatan yang Yesus katakan kepada murid adalah peringatan yang juga disampaikan pada kita hari ini. Saat kita berdiri di atas “Bukit Zaitun” versi kita sendiri dan memandang keindahan lahiriah yang melekat pada kita, kita mungkin tergoda untuk berpikir bahwa tidak ada yang salah atau perlu diperbaiki dari diri kita. Namun, jika kita jujur dan menelaah jauh ke dalam hati kita, apakah yang akan kita temukan? Apakah kita seperti orang-orang di Alkitab yang menolak untuk berbalik dari dosa-dosanya? Atau, apakah kita siap sedia dan berjaga-jaga setiap waktu untuk menyambut kedatangan Kristus yang kedua? 

Kiranya kita selalu menguji diri kita dan hidup dalam terang kedatangan-Nya, sehingga kita tidak lengah dan berpuas diri.

REFLEKSI

1. Adakah “Bukit Kehancuran” dalam hidup kita pribadi dan gereja kita hari ini? Jika ada, apa yang akan kamu lakukan untuk menyingkirkan “Bukit Kehancuran” itu?

2. Pesan utama dari Markus 13 adalah agar kita “waspada” dan “hati-hati”. Bagaimana kamu bisa waspada, saat kamu menanti kedatangan Kristus yang kedua? Apa yang perlu kamu ubah, dan apa yang mungkin bisa kamu lakukan secara berbeda, saat kamu hidup dalam terang kedatangan-Nya?

 

DOA

Allah Mahakuasa, tolonglah kami untuk waspada dan hati-hati, saat kami menanti kedatangan Kristus, Anak-Mu dan Juruselamat kami. Kiranya kami tidak tertidur dalam dosa, melainkan sekiranya kami Engkau dapati tetap setia melayani-Mu, dalam sukacita dan pengharapan. Dalam nama Kristus, amin. 


Lihat Juga:


Menghidupkan Hidup

Seseorang dapat dikatakan hidup ketika ia masih bernafas serta jasmani dan rohnya masih menyatu atau dapat dikatakan bernyawa.

 



Bagikan Konten Ini
1 reply

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *