Satu Hari setelah Natal

Selasa, 26 Desember 2023

Baca: Lukas 2:15-20

2:15 Setelah malaikat-malaikat itu meninggalkan mereka dan kembali ke sorga, gembala-gembala itu berkata seorang kepada yang lain: “Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana, seperti yang diberitahukan Tuhan kepada kita.”

2:16 Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan.

2:17 Dan ketika mereka melihat-Nya, mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu.

2:18 Dan semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka.

2:19 Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya.

2:20 Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka.

Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya. —Lukas 2:19

Setelah pada hari Natal kita mengalami begitu banyak sukacita, mungkin ada sedikit kekecewaan yang kita rasakan keesokan harinya—seperti yang pernah saya dan istri rasakan. Kami menginap satu malam bersama teman-teman tetapi kurang tidur. Lalu mobil kami mogok dalam perjalanan pulang. Kemudian salju turun. Kami pun harus meninggalkan mobil dan naik taksi pulang di tengah hujan salju dengan perasaan tidak nyaman.

Bukan hanya kami yang merasa muram setelah hari Natal. Entah karena kebanyakan makan, radio yang tidak lagi menyiarkan lagu-lagu Natal, atau kenyataan bahwa hadiah-hadiah yang kita beli minggu lalu sekarang diskon setengah harga, rasanya keajaiban hari Natal berlalu begitu cepat!

Alkitab tidak pernah memberi tahu kita mengenai hari sesudah kelahiran Yesus. Namun, kita dapat membayangkan bahwa setelah menempuh perjalanan panjang ke Betlehem, mencari penginapan, kesakitan Maria saat melahirkan, dan kunjungan mendadak dari para gembala (Luk. 2:4-18), Maria dan Yusuf pasti sangat lelah. Namun, saya dapat membayangkan, saat menimang Sang Bayi yang baru lahir, Maria teringat pada kemunculan malaikat berbulan-bulan sebelumnya (1:30-33), doa berkat yang diucapkan Elisabet (ay.42-45), dan kesadarannya sendiri akan rencana Allah bagi bayinya (ay.46-55). Maria “merenungkan” semua itu di dalam hatinya (2:19), dan itu pasti meringankan rasa lelah dan sakitnya hari itu.

Kita semua akan mengalami hari-hari yang mengecewakan, bahkan mungkin satu hari setelah Natal. Seperti Maria, marilah kita menghadapinya dengan merenungkan Dia yang telah datang kepada kita untuk menerangi dunia selama-lamanya dengan kehadiran-Nya. —Sheridan Voysey

WAWASAN
Lukas menyatakan kepada kita bahwa “semua orang yang mendengar” tentang apa yang diberitakan kepada para gembala tentang kelahiran Yesus merasa “heran” (2:18). Di dalam Injil Lukas, sikap heran atau takjub berulang kali terjadi sebagai tanggapan orang terhadap tindakan Allah (lihat 1:63; 2:33; 4:22; 8:25; 9:43a; 11:14). Takjub adalah tanggapan yang tepat sekaligus alami terhadap keajaiban-keajaiban yang dilakukan Allah. Akan tetapi, ketakjuban tidak sama dengan kepercayaan. Contohnya, di Lukas 24:41, setelah Kristus yang bangkit menampakkan diri kepada murid-murid-Nya, kita membaca bahwa “mereka belum percaya karena girangnya dan masih heran.” Mungkin saja penekanan Lukas bahwa “Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya” (2:19) dimaksudkan untuk mendorong kita agar tidak hanya takjub, tetapi juga mau untuk terus-menerus memikirkan kenyataan tentang apa yang sedang Allah kerjakan dari hari ke hari. Catatan Lukas tentang perenungan Maria juga dapat mengindikasikan bahwa Lukas bergantung kepada kesaksian Maria (lihat 1:2-3) saat mengisahkan tentang pengalaman para gembala. —Monica La Rose

Satu Hari setelah Natal

Kapan kamu cenderung merasa muram setelah mengalami sukacita besar? Bagaimana hari ini kamu dapat merenungkan semua yang telah Yesus berikan lewat kedatangan-Nya ke dunia?

Tuhan Yesus, aku memuji-Mu, karena Engkau telah memasuki dunia kami yang gelap, untuk selamanya menerangi hari-hariku dengan kehadiran-Mu.

Bacaan Alkitab Setahun: Hagai 1-2; Wahyu 17

Bagikan Konten Ini
16 replies
  1. rico art
    rico art says:

    Bapa kami yang ada di sorga
    Dikuduskanlah namaMu
    Datanglah kerajaanMu
    Jadilah kehendakMu
    Di bumi seperti di sorga
    Berikanlah kami pada hari ini
    Makanan kami yang secukupnya
    Ampunilah kami akan kesalahan kami,
    Seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami
    Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan
    Tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat
    Karena Engkaulah yang empunya kerajaan dan kuasa dan kemuliaan
    Sampai selama-lamanya.
    Amen

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *