Runtuh Tembok, Timbul Kesatuan

Jumat, 22 Desember 2023

Baca: Efesus 2:11-22

2:11 Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu–sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut daging, yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang menamakan dirinya “sunat”, yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh tangan manusia, —

2:12 bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia.

2:13 Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu “jauh”, sudah menjadi “dekat” oleh darah Kristus.

2:14 Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan,

2:15 sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera,

2:16 dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu.

2:17 Ia datang dan memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang “jauh” dan damai sejahtera kepada mereka yang “dekat”,

2:18 karena oleh Dia kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa.

2:19 Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah,

2:20 yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.

2:21 Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapih tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan.

2:22 Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh.

Yesus telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan. —Efesus 2:14

Sejak dibangun pada tahun 1961, Tembok Berlin telah memisahkan banyak keluarga dan sahabat. Tembok yang didirikan pemerintah Jerman Timur tersebut bertujuan untuk mencegah warganya melarikan diri ke Jerman Barat. Dari tahun 1949 hingga saat tembok itu dibangun, diperkirakan lebih dari 2,5 juta warga Jerman Timur telah melarikan diri ke Barat. Pada tahun 1987, Presiden AS Ronald Reagan berdiri di depan tembok itu dan mengatakan ucapannya yang terkenal, “Runtuhkan tembok ini.” Perkataannya mencerminkan gelombang besar perubahan yang akhirnya berpuncak dengan diruntuhkannya tembok tersebut pada tahun 1989—dan membawa kepada penyatuan kembali negara Jerman yang membawa kebahagiaan bagi seluruh warga.

Di Efesus 2:14, Rasul Paulus menulis tentang “tembok pemisah, yaitu perseteruan” yang diruntuhkan oleh Yesus (Ef. 2:14). Tembok itu telah berdiri di antara orang Yahudi (umat pilihan Allah) dan orang bukan Yahudi (semua bangsa lainnya). Hal ini dilambangkan oleh tembok pemisah (yang disebut soreg) dalam Bait Suci yang didirikan oleh Herodes Agung di Yerusalem. Tembok pemisah itu mencegah orang bukan Yahudi untuk masuk lebih jauh daripada bagian luar pelataran Bait Allah, meski mereka dapat melihat ke pelataran bagian dalam. Akan tetapi, Yesus membawa “damai sejahtera” dan rekonsiliasi antara orang Yahudi dan bukan Yahudi, serta antara Allah dan seluruh umat manusia. Dia melakukannya dengan “merubuhkan tembok pemisah . . . oleh salib” (ay.14,16). “Kabar Baik tentang pendamaian” itu memungkinkan semua orang dipersatukan oleh iman kepada Kristus (ay.17-18 bis).

Banyak hal dapat memisahkan kita saat ini. Namun, karena Allah sudah menyediakan apa yang kita butuhkan untuk bersatu, marilah kita berusaha untuk menghidupi kedamaian dan kesatuan yang ditemukan di dalam Yesus (ay.19-22). —Tom Felten

WAWASAN
Penyebutan Paulus tentang “orang-orang tak bersunat” didasarkan pada ejekan salah kaprah yang biasanya dilontarkan orang-orang Yahudi kepada orang-orang non-Yahudi (Efesus 2:11). Sunat adalah tanda bagi laki-laki Yahudi yang dikhususkan bagi Allah (Kejadian 17:1-14). Namun, Paulus menulis bahwa “orang Yahudi sejati ialah dia yang tidak nampak keyahudiannya dan sunat ialah sunat di dalam hati, secara rohani, bukan secara hurufiah” (Roma 2:29). Ketika menulis surat kepada jemaat di Efesus, Paulus sedang dipenjarakan atas tuduhan sesat telah membawa seorang non-Yahudi ke dalam Bait Allah (Kisah Para Rasul 21:27-29). Akan tetapi, Allah memang membawa baik orang Yahudi maupun non-Yahudi ke dalam satu tubuh Kristus, yaitu gereja (Efesus 2:19-21). —Tim Gustafson

Runtuh Tembok, Timbul Kesatuan

Dinding pemisah apa yang kamu lihat ada dalam masyarakat? Bagaimana kamu dapat membantu menyingkirkannya dengan pertolongan Tuhan Yesus?

Allah sumber kedamaian, mampukanlah aku meruntuhkan tembok pemisah yang menyangkali kebenaran dan kasih-Mu.

Bacaan Alkitab Setahun: Mikha 6-7; Wahyu 13

Bagikan Konten Ini
23 replies
  1. rico art
    rico art says:

    Bapa kami yang ada di sorga
    Dikuduskanlah namaMu
    Datanglah kerajaanMu
    Jadilah kehendakMu
    Di bumi seperti di sorga
    Berikanlah kami pada hari ini
    Makanan kami yang secukupnya
    Ampunilah kami akan kesalahan kami,
    Seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami
    Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan
    Tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat
    Karena Engkaulah yang empunya kerajaan dan kuasa dan kemuliaan
    Sampai selama-lamanya.
    Amen

  2. Stella Beatrix
    Stella Beatrix says:

    haeleluya… Allah sumber kedamaian di dalam hidupku, sekalipun hidupku penuh pergumulan, Yesus tetap menguatkan dan meneguhkan hatiku❤️‍🔥

  3. Donna Febri Rotua Siburian
    Donna Febri Rotua Siburian says:

    ku coba berdamai dengan diri ku sendiri dengan banyaknya penyesalan ku. Berat sangat berat. Tuhan bantu aku 🙏

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *