Harapan bagi yang Terluka

Selasa, 10 Oktober 2023

Baca: Mazmur 6

6:1 Untuk pemimpin biduan. Dengan permainan kecapi. Menurut lagu: Yang kedelapan. Mazmur Daud. (6-2) Ya TUHAN, janganlah menghukum aku dalam murka-Mu, dan janganlah menghajar aku dalam kepanasan amarah-Mu.

6:2 (6-3) Kasihanilah aku, TUHAN, sebab aku merana; sembuhkanlah aku, TUHAN, sebab tulang-tulangku gemetar,

6:3 (6-4) dan jiwakupun sangat terkejut; tetapi Engkau, TUHAN, berapa lama lagi?

6:4 (6-5) Kembalilah pula, TUHAN, luputkanlah jiwaku, selamatkanlah aku oleh karena kasih setia-Mu.

6:5 (6-6) Sebab di dalam maut tidaklah orang ingat kepada-Mu; siapakah yang akan bersyukur kepada-Mu di dalam dunia orang mati?

6:6 (6-7) Lesu aku karena mengeluh; setiap malam aku menggenangi tempat tidurku, dengan air mataku aku membanjiri ranjangku.

6:7 (6-8) Mataku mengidap karena sakit hati, rabun karena semua lawanku.

6:8 (6-9) Menjauhlah dari padaku, kamu sekalian yang melakukan kejahatan, sebab TUHAN telah mendengar tangisku;

6:9 (6-10) TUHAN telah mendengar permohonanku, TUHAN menerima doaku.

6:10 (6-11) Semua musuhku mendapat malu dan sangat terkejut; mereka mundur dan mendapat malu dalam sekejap mata.

Jiwaku begitu gentar. Tuhan, sampai kapan? —Mazmur 6:4 ayt

“Kebanyakan orang memiliki pada dirinya bekas luka yang tidak dapat dilihat atau dipahami orang lain.” Kata-kata yang sangat jujur ??ini diucapkan oleh pemain Liga Utama Bisbol, Andrelton Simmons, yang memilih berhenti bermain di akhir musim kompetisi tahun 2020 karena masalah kesehatan mental. Saat merenungkan kembali keputusannya, Simmons merasa perlu membagikan kisahnya tersebut guna menguatkan orang-orang yang menghadapi tantangan serupa dan agar orang lain dapat membantu dengan menunjukkan kepedulian.

Bekas luka yang tak kasatmata itu adalah kepedihan mendalam dan menyakitkan yang tak terlihat dari luar tetapi yang masih menimbulkan rasa sakit dan penderitaan yang sangat nyata. Dalam Mazmur 6, Daud menulis tentang pergumulannya yang mendalam—dengan kata-kata pedih yang jujur dan apa adanya. Ia merasa “merana” (ay.3) dan “gentar” (ay.4 ayt). Ia “lesu” karena mengeluh, dan tempat tidurnya dibanjiri air mata (ay.7). Meski Daud tidak mengatakan apa yang menyebabkan penderitaannya, banyak dari kita dapat memahami rasa sakitnya.

Kita juga dapat dikuatkan oleh cara Daud menanggapi rasa sakitnya. Di tengah penderitaannya yang tak tertahankan, Daud berseru kepada Allah. Dengan tulus ia mencurahkan isi hatinya, berdoa memohon diberikan kesembuhan (ay.3), penyelamatan (ay.5), dan belas kasihan (ay.10). Bahkan dengan pertanyaan “Berapa lama lagi?” (ay.4) yang membayang-bayangi situasinya, Daud tetap yakin bahwa Allah “telah mendengar permohonan[nya]” (ay.10) dan akan bertindak pada waktu-Nya (ay.11).

Pengharapan selalu ada saat kita mengingat siapa Allah kita. —LISA M.SAMRA

WAWASAN
Keterangan pada ayat pertama dari Mazmur 6 menjelaskan bahwa mazmur itu ditulis oleh Daud, tetapi tidak ada informasi apa pun tentang apa yang mendorongnya menulis puisi itu. Menurut The Bible Knowledge Commentary: “Mazmur ini termasuk dalam kelompok mazmur pertobatan. Daud telah menderita suatu penyakit yang menyebabkannya nyaris mati. Namun, sulit menghubungkan mazmur ini dengan kejadian tertentu yang kita ketahui tentang hidupnya.”

Mazmur pertobatan adalah sebuah kidung penyesalan, dengan pemazmur yang memohon pengampunan (lihat ayat 3,5). Akan tetapi, Mazmur 6 juga mengandung ratapan yang besar, ketika Daud meratapi apa yang dialaminya dari tangan musuh-musuhnya. Untuk itu jugalah ia memohon kasih karunia dan belas kasihan Allah. Meski kita tidak tahu persisnya apa yang mendorong penulisannya, mazmur tersebut terasa sangat pribadi, karena sang penulis mengungkapkan kondisi jiwanya apa adanya kepada Allah dan dunia. —Bill Crowder

 

Harapan bagi yang Terluka

Bagaimana cara kamu mengungkapkan pergumulan kamu kepada Allah di saat mengalami kepedihan emosional yang mendalam? Bagaimana kamu telah mengalami kesembuhan, belas kasihan, dan penyelamatan-Nya?

Bapa Surgawi, berilah aku keberanian untuk mengungkapkan kepedihanku yang terdalam dan untuk menyambut hadirat dan pemulihan-Mu dalam situasi yang sedang kuhadapi.

Bacaan Alkitab Setahun: Yesaya 34-36; Kolose 2

Bagikan Konten Ini
31 replies
  1. rico art
    rico art says:

    Bapa kami yang ada di sorga
    Dikuduskanlah namaMu
    Datanglah kerajaanMu
    Jadilah kehendakMu
    Di bumi seperti di sorga
    Berikanlah kami pada hari ini
    Makanan kami yang secukupnya
    Ampunilah kami akan kesalahan kami,
    Seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami
    Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan
    Tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat
    Karena Engkaulah yang empunya kerajaan dan kuasa dan kemuliaan
    Sampai selama-lamanya.
    Amen

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *