Kehilangan Segalanya

Senin, 28 Agustus 2023

Baca: Ayub 1:13-22

1:13 Pada suatu hari, ketika anak-anaknya yang lelaki dan yang perempuan makan-makan dan minum anggur di rumah saudara mereka yang sulung,

1:14 datanglah seorang pesuruh kepada Ayub dan berkata: “Sedang lembu sapi membajak dan keledai-keledai betina makan rumput di sebelahnya,

1:15 datanglah orang-orang Syeba menyerang dan merampasnya serta memukul penjaganya dengan mata pedang. Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan.”

1:16 Sementara orang itu berbicara, datanglah orang lain dan berkata: “Api telah menyambar dari langit dan membakar serta memakan habis kambing domba dan penjaga-penjaga. Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan.”

1:17 Sementara orang itu berbicara, datanglah orang lain dan berkata: “Orang-orang Kasdim membentuk tiga pasukan, lalu menyerbu unta-unta dan merampasnya serta memukul penjaganya dengan mata pedang. Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan.”

1:18 Sementara orang itu berbicara, datanglah orang lain dan berkata: “Anak-anak tuan yang lelaki dan yang perempuan sedang makan-makan dan minum anggur di rumah saudara mereka yang sulung,

1:19 maka tiba-tiba angin ribut bertiup dari seberang padang gurun; rumah itu dilandanya pada empat penjurunya dan roboh menimpa orang-orang muda itu, sehingga mereka mati. Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan.”

1:20 Maka berdirilah Ayub, lalu mengoyak jubahnya, dan mencukur kepalanya, kemudian sujudlah ia dan menyembah,

1:21 katanya: “Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!”

1:22 Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut.

Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan! —Ayub 1:21

Waktunya sungguh tidak tepat. Setelah mendapatkan sedikit keuntungan dari bisnis membangun jembatan, monumen, dan sejumlah bangunan besar, Cesar mempunyai impian untuk memulai suatu usaha baru. Maka ia pun menjual bisnis pertamanya dan menyimpan uangnya di bank, dengan rencana untuk segera menginvestasikannya kembali. Namun, dalam kurun waktu yang singkat itu, pemerintah menyita seluruh aset yang disimpan dalam rekening-rekening bank swasta. Hanya dalam sekejap, seluruh uang tabungan Cesar menguap.

Setelah memutuskan tidak menjadikan pengalaman yang merugikannya itu sebagai alasan untuk mengeluh, Cesar memohon kepada Allah agar menunjukkan jalan yang harus ia tempuh. Kemudian ia pun memulai semuanya dari awal lagi.

Pada suatu saat yang sangat buruk, Ayub tidak hanya kehilangan semua harta miliknya. Ia juga kehilangan sebagian besar hamba dan seluruh anaknya (Ayb. 1:13-22). Lalu ia kehilangan kesehatannya (2:7-8). Reaksi Ayub terus menjadi teladan abadi bagi kita. Ia berdoa, “Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan!” (1:21). Pasal itu ditutup demikian, “Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut” (ay.22).

Seperti Ayub, Cesar memilih untuk mempercayai Allah. Hanya dalam beberapa tahun ia telah membangun bisnis baru yang lebih berhasil daripada yang pertama. Kisahnya menyerupai akhir kisah Ayub (lihat Ayb. 42). Namun, kalaupun Cesar tidak pernah pulih secara ekonomi, ia tahu bahwa harta sejatinya tidaklah berada di bumi (Mat. 6:19-20). Ia akan tetap mempercayai Allah. —Tim Gustafson

WAWASAN
Ayub adalah salah satu kitab tertua dalam Alkitab. Penyebutan orang-orang Kasdim sebagai pengembara (1:17) dan bahwa Ayub hidup 140 tahun setelah pencobaan yang dialaminya (42:16) menunjukkan bahwa ia hidup di era para leluhur seperti masa hidup Abraham (sekitar 2000 SM). Dalam konteks ini, kekayaan diukur dari jumlah ternak dan budak yang dimiliki, dan bukan berdasarkan emas dan perak (lihat Kejadian 12:16; Ayub 1:3; 42:12).

 

Rasul Yakobus menyebut Ayub sebagai teladan dari ketekunan iman (Yakobus 5:11). Tantangan-tantangan yang dihadapi Ayub mendorong kita untuk mempunyai iman yang tulus kepada Allah, bahkan ketika menghadapi kesakitan, penderitaan, dan kematian (Ayub 1:20-22; 2:10). —K.T. Sim

Kehilangan Segalanya

Bagaimana perasaan kamu ketika kamu pernah mengalami kehilangan yang sangat besar? Apa yang dinyatakan Roh Kudus melalui peristiwa kehilangan yang kamu alami?

Ya Allah, ajarilah aku sesuatu tentang kasih-Mu hari ini. Ada begitu banyak yang tidak kumengerti.

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 123-125; 1 Korintus 10:1-18

Bagikan Konten Ini
41 replies
  1. rico art
    rico art says:

    Bapa kami yang ada di sorga
    Dikuduskanlah namaMu
    Datanglah kerajaanMu
    Jadilah kehendakMu
    Di bumi seperti di sorga
    Berikanlah kami pada hari ini
    Makanan kami yang secukupnya
    Ampunilah kami akan kesalahan kami,
    Seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami
    Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan
    Tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat
    Karena Engkaulah yang empunya kerajaan dan kuasa dan kemuliaan
    Sampai selama-lamanya.
    Amen

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *