Ruang Hening

Jumat, 21 Juli 2023

Baca: 1 Raja-Raja 19:9-14

19:9 Di sana masuklah ia ke dalam sebuah gua dan bermalam di situ. Maka firman TUHAN datang kepadanya, demikian: “Apakah kerjamu di sini, hai Elia?”

19:10 Jawabnya: “Aku bekerja segiat-giatnya bagi TUHAN, Allah semesta alam, karena orang Israel meninggalkan perjanjian-Mu, meruntuhkan mezbah-mezbah-Mu dan membunuh nabi-nabi-Mu dengan pedang; hanya aku seorang dirilah yang masih hidup dan mereka ingin mencabut nyawaku.”

19:11 Lalu firman-Nya: “Keluarlah dan berdiri di atas gunung itu di hadapan TUHAN!” Maka TUHAN lalu! Angin besar dan kuat, yang membelah gunung-gunung dan memecahkan bukit-bukit batu, mendahului TUHAN. Tetapi tidak ada TUHAN dalam angin itu. Dan sesudah angin itu datanglah gempa. Tetapi tidak ada TUHAN dalam gempa itu.

19:12 Dan sesudah gempa itu datanglah api. Tetapi tidak ada TUHAN dalam api itu. Dan sesudah api itu datanglah bunyi angin sepoi-sepoi basa.

19:13 Segera sesudah Elia mendengarnya, ia menyelubungi mukanya dengan jubahnya, lalu pergi ke luar dan berdiri di pintu gua itu. Maka datanglah suara kepadanya yang berbunyi: “Apakah kerjamu di sini, hai Elia?”

19:14 Jawabnya: “Aku bekerja segiat-giatnya bagi TUHAN, Allah semesta alam, karena orang Israel meninggalkan perjanjian-Mu, meruntuhkan mezbah-mezbah-Mu dan membunuh nabi-nabi-Mu dengan pedang; hanya aku seorang dirilah yang masih hidup, dan mereka ingin mencabut nyawaku.”

Sesudah api itu datanglah bunyi angin sepoi-sepoi basa. —1 Raja-Raja 19:12

Jika kamu menyukai kedamaian dan ketenangan, kamu pasti akan menyukai sebuah ruangan di Minneapolis, Minnesota. Ruangan itu dapat menyerap bunyi sampai 99,99 persen! Ruang bebas gema (anechoic) yang terkenal itu terdapat di dalam Orfield Laboratories dan disebut sebagai “tempat paling sunyi di bumi”. Orang yang ingin merasakan ruang tanpa bunyi itu diharuskan duduk agar tidak mengalami disorientasi yang disebabkan oleh ketiadaan bunyi. Menurut catatan, tak seorang pun mampu menghabiskan waktu lebih dari empat puluh lima menit di dalam ruangan itu.

Kebanyakan dari kita tidak membutuhkan suasana sehening itu. Namun, di tengah dunia yang bising dan sibuk ini, adakalanya kita merindukan sedikit keheningan. Bahkan berita yang kita tonton dan media sosial yang kita konsumsi menciptakan semacam “kebisingan” yang bersaing untuk menarik perhatian kita. Banyak dari kebisingan itu dipenuhi dengan kata-kata dan gambar yang memancing emosi negatif. Membenamkan diri di dalam semua itu akan membuat kita gagal mendengar suara Allah.

Ketika Nabi Elia pergi untuk bertemu Allah di Gunung Horeb, ia tidak menemukan Allah dalam angin besar, gempa, ataupun api (1Raj. 19:11-12). Namun, saat Elia mendengar “bunyi angin sepoi-sepoi basa”, barulah ia menyelubungi wajahnya dan keluar dari gua untuk bertemu dengan “Tuhan, Allah semesta alam” (ay.12-14).

Jiwa kamu mungkin mendambakan keheningan, tetapi lebih dari itu, jiwa kamu mungkin rindu mendengar suara Allah. Carilah ruang hening dalam kehidupan kamu supaya kamu takkan pernah melewatkan “suara yang kecil lembut” dari Allah (ay.12 bis). —Cindy Hess Kasper

WAWASAN
Elia, yang namanya berarti “Allahku adalah Yahwe”, melayani Israel, Kerajaan Utara, selama dua puluh dua tahun masa pemerintahan Ahab (874–853 SM). Ahab, bersama Izebel, istrinya dari Sidon, menggiring umat Israel untuk menyembah Baal dan membunuh nabi-nabi Allah (1 Raja-Raja 16:29-34; 18:4). Pelayanan Elia sebagai nabi menjadi teladan ketika ia menghadapi 450 nabi Baal di Gunung Karmel, dengan menunjukkan bahwa Yahwe adalah Allah sejati dan memanggil Israel kembali kepada-Nya (18:16-21). Elia tidak mati, melainkan diangkat ke surga dalam angin badai (2 Raja-Raja 2:1,11). Pada waktu Yesus dimuliakan di atas gunung, Elia pun muncul bersama Musa (Matius 17:3). —K.T. Sim

Ruang Hening

Dengan cara apa saja Allah berbicara dengan anak-anak-Nya? Mengapa penting bagi kita untuk berkomunikasi secara teratur dengan-Nya?

Bapa terkasih, tenangkanlah hati dan pikiranku agar aku siap bertemu dengan-Mu hari ini. 

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 29-30; Kisah Para Rasul 23:1-15

Bagikan Konten Ini
36 replies
  1. rico art
    rico art says:

    Bapa kami yang ada di sorga
    Dikuduskanlah namaMu
    Datanglah kerajaanMu
    Jadilah kehendakMu
    Di bumi seperti di sorga
    Berikanlah kami pada hari ini
    Makanan kami yang secukupnya
    Ampunilah kami akan kesalahan kami,
    Seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami
    Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan
    Tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat
    Karena Engkaulah yang empunya kerajaan dan kuasa dan kemuliaan
    Sampai selama-lamanya.
    Amen

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *